8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?

Berani melewati wilayah yang dijaga ketat musuh

Perang Dunia II dipenuhi dengan pertempuran-pertempuran yang mengerikan demi mempertahankan atau merebut suatu wilayah. Selain pertempuran besar, terdapat juga misi rahasia yang dilakukan tanpa sepengetahuan musuh. Misi ini juga tidak kalah berbahaya dengan pertempuran karena biasanya hanya beranggotakan sedikit orang dan harus masuk ke wilayah musuh sehingga risiko tertangkap maupun terbunuh sangat tinggi.

Selain itu, biasanya misi rahasia ini merupakan tindakan bunuh diri karena sangat kecil kemungkinan untuk dapat lolos dari kejaran musuh. Penasaran dengan 8 misi paling berbahaya dalam Perang Dunia II? Mari kita bahas dalam daftar berikut ini.

1. Operasi Cerberus

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?warfarehistorynetwork.com

Sejak tahun 1941, kapal perang Gneisenau, Scharnhorst dan Prinz Eugen milik Kriegsmarine, Angkatan Laut Jerman berada di Brest, Prancis untuk diperbaiki. Angkatan Udara Kerajaan Britania Raya terus melakukan serangan udara ke Brest untuk menghancurkan tiga kapal ini.

Seperti ditulis dalam laman Fleet Air Arm Museum, Kriegsmarine mulai khawatir akan adanya kemungkinan serangan Britania Raya ke Norwegia. Maka dari itu, Kriegsmarine memerintahkan kapal perangnya untuk kembali ke pelabuhan Jerman demi melindungi Norwegia.

Dengan sandi Operasi Cerberus, tiga kapal kebanggaan Jerman ini berangkat dari Brest pada 11 Februari 1942 menuju pelabuhan Jerman dengan dikawal lebih dari 30 kapal. Sebuah misi yang sangat berbahaya karena akan melintasi perairan yang dijaga ketat oleh musuh.

Rute Selat Inggris dipilih karena dinilai lebih cepat dan aman jika dibanding dengan melintasi Scapa Flow, meskipun keduanya sama-sama dijaga ketat oleh Britania Raya yang sudah mengetahui adanya konvoi kapal perang Jerman dari Brest. Untuk mencegat mereka, Britania Raya melancarkan Operasi Fuller.

Benar saja, selama melintasi Selat Inggris, konvoi kapal perang Jerman mendapat serangan bertubi-tubi dari Britania raya. Beruntung, Gneisenau, Scharnhorst dan Prinz Eugen berhasil tiba di Jerman tanpa kerusakan yang berarti meskipun sepanjang perjalanan mendapat serangan tanpa henti dari meriam pesisir, kapal hingga pesawat Britania Raya.

2. Torpedo manusia 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?warfarehistorynetwork.com

Italia sedang terpuruk sejak kekalahannya dalam Pertempuran Tanjung Matapan pada akhir Maret 1941 yang semakin mengaburkan mimpi Benito Mussolini untuk menguasai Laut Mediterania. Tanpa bantuan Kriegsmarine, Regia Marina akan kewalahan untuk menghadapi Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya secara langsung.

Seperti ditulis dalam laman The National Interest, Italia yang tetap tidak mau menyerah kemudian melakukan operasi rahasia torpedo manusia pada 19 Desember 1941 untuk menghancurkan kapal Britania Raya yang sedang berlabuh di Alexandria, Mesir. Misi ini terinspirasi dari misi serupa yang dilakukan Italia pada Perang Dunia I.

Enam anggota torpedo manusia yang dibagi ke dalam tiga regu dikirim menggunakan kapal selam Scire. Misi ini sangat berbahaya karena mereka harus menyelinap di bawah air melewati pengawasan musuh dan memasang bahan peledak di bawah kapal.

Misi ini berhasil merusak kapal tempur HMS Queen Elizabeth, HMS Valiant dan menenggelamkan kapal tanker Sagona. Sementara itu, enam orang yang melakukan aksi torpedo manusia tadi berhasil ditangkap oleh pasukan Britania Raya.

Baca Juga: 7 Peristiwa Paling Unik dalam Perang Dunia II, Apa Saja?

3. Serbuan pasukan Giretsu

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?weaponsandwarfare.com

Kekaisaran Jepang sangat terkenal akan keberanian pasukannya yang berani melakukan serangan bunuh diri. Tidak hanya kamikaze, terdapat pula misi bunuh diri lainnya yang dilakukan oleh Giretsu, satuan khusus yang ahli di bidang sabotase.

Seperti ditulis dalam laman Sofrep, Kekaisaran Jepang semakin khawatir akan keberadaan Amerika Serikat di Okinawa yang memungkinkan serangan pesawat pengebom B-29 Superfortress menjadi lebih efektif. Pada malam 24 Mei 1945, Giretsu dikirim melalui pesawat Ki-21 Sally dengan masing-masing pesawat berisi 14 orang Giretsu.

Dengan sandi Operasi Gi, mereka mengincar lapangan terbang Yontan di Okinawa yang dikuasai pasukan Amerika. Bukan misi yang mudah, banyak pesawat Giretsu yang ditembak jatuh.

Dari 5 pesawat, hanya 1 yang berhasil mendarat. Giretsu yang berhasil mendarat langsung menyerbu lapangan terbang Yontan, membakar 70.000 galon bahan bakar pesawat Amerika, menghancurkan 9 dan merusak 26 pesawat Amerika.

Sekitar 60 lebih Giretsu tewas dalam misi ini yang memang dirancang sebagai misi bunuh diri. Sayangnya, target utama mereka yaitu pesawat B-29 tidak ada di lokasi.

4. Penyerbuan St Nazaire 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?ww2today.com

Galangan St Nazaire adalah galangan satu-satunya di Atlantik yang mampu menampung kapal tempur besar terbaru Jerman, Birmarck dan Tirpitz. Jika St Nazaire dihancurkan, maka Jerman tidak akan mengambil risiko untuk mengirimkan Tirpitz ke Atlantik, terutama setelah tenggelamnya Bismarck.

Namun, serangan udara tidak mampu menghancurkan pelabuhan ini dan melakukan serangan langsung juga sangat berbahaya. Seperti ditulis dalam laman BBC, Britania Raya memulai Operasi Chariot dengan mengirim HMS Campbeltown yang sudah dimodifikasi sehingga terlihat seperti kapal Jerman dan membawa muatan bahan peledak beserta pasukan komando.

Konvoi HMS Campbeltown berhasil mengelabui Jerman dan tiba di St Nazaire pada 28 Maret 1942. HMS Campbeltown langsung menabrakkan diri ke gerbang galangan kapal dan pasukan komando menyerbu pelabuhan. Pasukan Jerman masih tidak mengetahui bahwa HMS Campbelton membawa bahan peledak. 

Bahan peledak di HMS Campbelton kemudian meledak yang mengakibatkan galangan hancur dan tidak bisa digunakan lagi hingga akhir perang sehingga Tirpitz tidak pernah dikirim ke Atlantik. Banyak pasukan komando yang ditangkap di St Nazaire dan sekitar 170 komando tewas dalam misi ini.

5. Konvoi PQ-17 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?history.navy.mil

Konvoi PQ-17 berangkat dari Islandia melintasi Laut Arktik yang dingin menuju Arkhanglesk, Uni Soviet pada 27 Juni 1942 dikawal oleh kapal perang Amerika Serikat dan Britania Raya. Mereka memulai perjalanan menuju salah satu lautan yang paling berbahaya selama Perang Dunia II.

Mengutip dari laman The National WWII Museum, perjalanan konvoi Sekutu menuju Uni Soviet sejak tahun 1941 awalnya tidak mendapat serangan yang berbahaya dari Jerman. Hingga akhirnya serangan Jerman tiba-tiba meningkat dalam perjalanan konvoi PQ-16 pada Mei 1942.

Hal ini membuat PQ-17 menjadi sangat rentan untuk diserang, tapi mereka harus tetap berangkat karena Soviet membutuhkan bantuan Sekutu. Benar saja, Jerman telah mengirimkan kapal perang Tirpitz beserta U-boat dan pesawat untuk mencegat PQ-17.

Sayangnya Sekutu melakukan kesalahan strategi fatal dengan memerintahkan konvoi untuk membentuk formasi menyebar. Formasi menyebar memang berguna untuk menyulitkan serangan Jerman, namun yang terjadi  justru sebaliknya. Kapal dagang menjadi sasaran empuk tanpa perlindungan dari serangan kapal dan pesawat musuh.

Serangan terus berlanjut hingga pertengahan bulan Juli. Dari 35 kapal, hanya 11 yang tiba di Arkhanglesk. Sementara itu, Jerman hanya kehilangan lima pesawat. PQ-18 yang seharusnya berangkat pada bulan September harus tertunda hingga Desember.

6. Serangan Doolittle 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?history.navy.mil

Pada 18 April 1942, 16 pesawat B-25B Mitchell milik Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat bersiap lepas landas dari kapal induk USS Hornet. Pesawat tersebut akan melakukan misi pengeboman ke kota Tokyo.

Tentunya misi ini adalah misi yang sangat berbahaya, terbang menuju daratan utama Jepang tanpa pengawalan dan bahan bakar yang hanya cukup untuk satu kali perjalanan. Mengutip dari laman Encyclopaedia Britannica, misi ini dipimpin oleh Kolonel James Doolittle sebagai misi balas dendam atas serangan Pearl Harbor.

Rencananya 16 pesawat B-25 akan terbang menuju Tokyo kemudian mendarat di wilayah Tiongkok yang mendukung Sekutu. Namun, USS Hornet ternyata telah terdeteksi oleh Jepang sehingga mereka harus terbang dari jarak yang lebih jauh dari yang sudah direncanakan.

Alhasil, bahan bakar pesawat B-25 tidak cukup untuk menjangkau daratan Tiongkok. Satu pesawat mendarat di Soviet, sementara 15 lainnya tetap terbang menuju Tiongkok namun harus terjun dari pesawat karena kehabisan bahan bakar. Ada yang ditangkap oleh Jepang dan ada juga yang berhasil selamat.

Selain Tokyo, misi ini juga berhasil menyerang kota Kobe, Osaka dan Yokosuka yang membuktikan bahwa daratan utama Jepang sangat rentan terhadap serangan musuh. Meskipun hanya menimbulkan sedikit kerusakan, serangan Doolittle berperan besar bagi semangat tempur pasukan Amerika Serikat.

7. Penyelamatan MacArthur 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?history.navy.mil

Jenderal Douglas MacArthur mendapatkan perintah dari Presiden Franklin Roosevelt untuk meninggalkan Filipina demi menyelamatkan diri dari pasukan Jepang yang semakin menguasai wilayah Filipina pada 11 Maret 1942.

Namun, perjalanannya ini bukanlah hal yang mudah. Jepang tentu tidak akan membiarkan MacArthur lepas karena ialah yang memegang kepemimpinan tertinggi dari pasukan Amerika di Filipina. 

Seperti ditulis dalam laman History, MacArthur memulai perjalanan yang menegangkan dari Corregidor menuju Mindanao meninggalkan pasukan gabungan Amerika dan Filipina yang masih bertahan di Semenanjung Bataan. MacArthur dan keluarganya hanya menggunakan kapal patroli torpedo, melewati lautan yang ganas, ladang ranjau dan armada laut Kekaisaran Jepang.

Rombongan MacArthur kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat B-17 Flying Fortress menuju Australia. MacArthur juga memberikan pernyataannya yang fenomenal bahwa ia akan kembali ke Filipina dan membebaskannya dari cengkeraman Jepang, sebuah janji yang ia wujudkan 3 tahun setelahnya.

8. Operasi Tidal Wave 

8 Misi Paling Berbahaya dalam Perang Dunia II, Apa Saja?americanairmuseum.com

Sebanyak 177 pesawat pengebom B-24 Liberator yang terdiri dari lima grup lepas landas dari Benghazi, Libya menuju kilang minyak di sekitar Ploesti, Romania pada 1 Agustus 1943. Misi mereka sangat jelas, hancurkan kilang minyak tersebut lalu kembali ke markas.

Seperti ditulis dalam laman History, Kolonel Jacob Smart yang merancang misi ini memerintahkan pesawat pengebom untuk terbang rendah sehingga tidak dapat dideteksi oleh radar Jerman. Namun, rencana tidak semudah kenyataannya.

Misi ini sudah memiliki kendala mulai dari jatuhnya satu pesawat ketika lepas landas dan beberapa pesawat tidak dapat melanjutkan misi, menyisakan 167 pesawat. Petaka terbesarnya dimulai ketika mereka salah arah dan malah menuju Bukares.

Setelah mengoreksi arah kembali menuju Ploesti, mereka merencanakan untuk datang dari arah utara yang aman dari pertahanan musuh. Rupanya mereka justru datang dari arah selatan yang terdapat banyak meriam pertahanan udara 88 mm Jerman.

Seketika situasi menjadi kacau, pesawat yang terbang rendah menjadi sasaran empuk bagi meriam Jerman. Ketinggian terbang yang rendah juga berbahaya karena ledakan kilang minyak dapat menghancurkan pesawat dan asap yang mengepul membatasi jarak pandang mereka.

Pesawat mulai berjatuhan bersamaan dengan kilang minyak Jerman yang terbakar. Sebanyak 300 lebih penerbang tewas dan ratusan lainnya ditangkap oleh pasukan Jerman. Hanya 92 pesawat B-24 yang berhasil selamat.

Misi ini juga dianggap sebagai sebuah kegagalan karena dengan begitu banyak penerbang yang gugur, tetap tidak berhasil menghancurkan kilang minyak, hanya memberi kerusakan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat. Namun, setidaknya kerusakan tersebut membuat pasokan bahan bakar Jerman di front timur menjadi terganggu, sebuah keuntungan bagi Soviet.

Itulah 8 misi yang paling berbahaya dalam Perang Dunia II. Jiwa pasukan yang gugur patut kita hormati karena telah berani membahayakan nyawa mereka demi negara. Menurut kalian manakah misi yang paling berbahaya?

Baca Juga: 5 Fakta Serangan Pearl Harbor, Pemicu AS Terlibat di Perang Dunia II

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya