Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?

Buah kerja keras dari tim VFX dan tim produksi 

Hollywood dikenal sebagai ahlinya dalam membuat film bencana alam. Laris manis di pasaran, tidak heran jika banyak rumah produksi mengucurkan dana yang tidak sedikit agar dapat menggambarkan suatu bencana dalam skala ekstrem agar terlihat natural dan realistis.

Mulai dari menggunakan alat tradisional seperti mesin pembuat hujan, teknologi CGI, hingga membangun replika dengan tingkat akurasi yang tinggi, berikut cuaca ekstrem dan bencana alam dibuat dalam sebuah film.

1. Gempa bumi

Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?cuplikan film San Andreas (dok. New Line Cinema/San Andreas)

Menggoyangkan kamera untuk mendapatkan adegan gempa bumi yang terlihat nyata tidak cukup. Set, properti, serta karakter dalam adegan tersebut harus merasakan dampak dari gempa bumi untuk mendapatkan reaksi dan hasil yang lebih natural. Tim VFX bersama departemen produksi membangun set khusus menggunakan mesin hidrolik agar dapat menggoyangkan setiap aspek dalam set tersebut.

Seperti dalam film 2012, kru film menggunakan lebih dari 500.000 ton baja untuk membangun satu set dengan luas 300 meter persegi. Di atas set khusus tersebut tim akan membangun set sesuai dengan kebutuhan adegan. Sebut saja parkiran gedung, bandara, jalan raya, hingga rumah beserta pekarangan yang ditumbuhi oleh pohon dan dihiasi air mancur.

Meskipun telah menggunakan mesin hidrolik yang tertanam di bawah set khusus, beberapa titik di set tersebut dipasangi background blue screen dan green screen. Dengan begitu tim VFX dapat menggunakan CGI untuk mendapatkan adegan gempa bumi yang lebih halus dan realistis.

Green screen turut membantu mempermudah proses editing dan layering antara shot yang diambil dari kamera dengan shot yang sepenuhnya dibuat oleh CGI seperti gedung runtuh dan jalan layang penuh mobil yang ambruk.

2. Tornado

Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?cuplikan film Into the Storm (dok. New Line Cinema/Into the Storm)

Bisa dibilang adegan tornado adalah salah satu adegan yang cukup mudah untuk direkam. Tim produksi dapat menggunakan mesin blower raksasa, mesin pembuat hujan, hingga properti sungguhan seperti pohon tumbang dan mobil ringsek yang dapat dijatuhkan berulang kali hingga mendapatkan shot yang diinginkan.

Metode di atas turut digunakan dalam proses pembuatan film Into the Storm. Namun untuk adegan tornado api, tim produksi melibatkan green screen dan penanda lainnya seperti kobaran api untuk proses editing oleh tim VFX.

Tidak hanya itu, tim produksi turut membuat stuntman melayang-layang di udara untuk mendapatkan adegan korban yang tersedot dan terbakar dalam tornado api.

Baca Juga: 5 Lokasi Syuting Film 20th Century Girl, Vibes-nya 90-an Banget!

3. Hujan

Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?cuplikan film Noah (dok. Paramount Pictures/Noah)

Untuk mendapatkan hujan yang terlihat natural di kamera, kru pada umumnya menggunakan alat khusus untuk membuat hujan buatan. Tidak berhenti sampai di situ, adegan hujan dilakukan pada malam hari karena jika dilakukan pada siang hari maka pencahayaan yang didapat tidak konsisten akibat dari siklus pergerakan matahari. Sebagai gantinya, kru akan menggunakan lampu berukuran besar yang dipasang di tengah-tengah set untuk mendapatkan pencahayaan yang konsisten.

Dalam adegan hujan di film Noah, tim produksi membangun set khusus di bawah mesin pembuat hujan dan lampu khusus yang mampu menerangi set tanpa menghasilkan bayangan dan terlihat natural di kamera. Mesin tersebut menggunakan 5000 galon air untuk setiap satu menit adegan.

Membutuhkan waktu 14 hari untuk proses pengambilan gambar adegan hujan. Diperkirakan kru telah menghabiskan 1 juta galon air yang disiramkan pada set yang luasnya setara dengan dua lapangan sepak bola.

5. Badai 

Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?cuplikan film Mad Max: Fury Road (dok. Warner Bros. Studios/Mad Max: Fury Road)

Untuk menciptakan badai pasir yang disertai petir dan belasan puting beliung dalam film Mad Max: Fury Road, diperlukan proses produksi dan editing yang memakan waktu tidak sedikit. Kru film memulainya dengan merekam adegan kejar-kejaran mobil di gurun pasir Namibia. Rekaman tersebut akan menjadi fondasi bagi tim VFX untuk mendramatisir aksi serta badai menggunakan CGI.

Dalam proses editing, tim VFX menggunakan metode conceal and reveal. Sederhananya, tim VFX menutupi gurun pasir dan mobil dengan gumpalan awan panas dengan beragam bentuk dan ukuran sehingga penontonnya hanya dapat melihat mobil secara sekilas sehingga memberikan efek mobil dikendarai dalam kecepatan tinggi.

Kemudian, awan panas tersebut dikombinasikan menggunakan teknik layering dengan tone warna dingin untuk kilatan cahaya yang dihasilkan dari sambaran petir serta tone warna panas untuk menggambarkan situasi badai serta ledakan dari mobil. Hasilnya, adegan kejar-kejaran epik antara Furiosa dan Immortan Joe dalam gulungan badai pasir akibat dari bencana iklim yang telah merusak Bumi.

5. Tsunami

Film 101: Bagaimana Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Dibuat dalam Film?cuplikan film The Impossible (dok. Telecinco Cinema/The Impossible)

Terdapat beragam cara untuk menampilkan adegan tsunami dalam sebuah film. Namun hanya ada dua metode yang paling sering digunakan karena dinilai lebih efisien dan meminimalisir terjadinya insiden.

Metode pertama yang digunakan adalah the scale. Singkatnya, tim produksi akan membangun seluruh set dalam adegan tersebut dengan skala 1:3. Set yang dibangun pun akan dikelilingi oleh latar green screen atau blue screen untuk mempermudah proses editing dan layering.

Dengan skala yang lebih kecil, tim produksi dapat membuat gelombang tsunami terlihat lebih natural dan realistis. Dalam film The Impossible, tim produksi menggandeng Edinburgh Designs, perusahaan spesialis gelombang dan pasang surut.

Edinburgh Designs membuat generator yang didukung oleh 8 mesin mobil F1 untuk menghasilkan gelombang besar nan mengerikan. Sementara sinematografer menempatkan 10 kamera di titik yang berbeda untuk mendapatkan shot yang diinginkan.

Metode kedua yang digunakan adalah in the water. Direkam dalam tangki khusus sepanjang 122 meter, metode ini digunakan untuk merekam situasi yang dialami karakter ketika tersapu dalam gelombang tsunami. Ratusan ribu galon air laut yang digunakan terlebih dahulu diberi pewarna agar terlihat kotor. Sementara sang aktor akan ditempatkan di dalam wadah khusus yang digerakan oleh alat khusus agar dapat bergerak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Pada umumnya tim VFX membutuhkan waktu hingga 24 jam hanya untuk menyempurnakan CGI dalam satu frame. Itu artinya perlu waktu berbulan-bulan untuk merampungkan setiap adegan yang melibatkan CGI. Tidak heran rasanya jika proses pembuatan film bencana alam tidak hanya memakan waktu yang lama namun juga biaya yang tidak sedikit.

 

 

Baca Juga: 5 Sekuel dengan Biaya Produksi Lebih Mahal dari Film Pertama

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya