7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikan

Memakan korban hingga 36.000 jiwa

Tanggal 27 Agustus 1883 menjadi waktu paling mencekam bagi Indonesia ketika gunung Krakatau, sebuah pulau vulkanik tak berpenghuni di Selat Sunda, meletus secara luar biasa, mengeluarkan awan gas dan abu yang sangat besar, menghasilkan tsunami besar, dan menewaskan lebih dari 36.000 orang.

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin kamu tidak tahu tentang salah satu letusan paling kuat dan menghancurkan dalam sejarah modern, yang memiliki efek di seluruh dunia.

1. Tanda-tanda erupsi telah dimulai sejak Mei

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikanthoughtco.com

Krakatau telah aktif selama sekitar 200 tahun ketika mulai terbangun pada 20 Mei 1883. Awan abu, dilaporkan oleh kapten kapal perang Jerman, naik hampir 7 mil di atas pulau. Menurut artikel tahun 1884 di The Atlantic melaporkan tidak ada seorang pun yang tinggal di Anyer, yang jaraknya 25 mil dari pulau itu, atau Merak yang 35 mil jauhnya. Mereka semua pergi mengungsi.

Mereka juga melaporkan sesuatu yang tidak biasa hari itu. Penduduk Batavia, 80 mil jauhnya, yang dikejutkan oleh kebisingan hebat, diikuti angin yang sangat kencang. Tidak banyak yang menyadari jika saat itu menjadi awal dari sebuah bencana yang dahsyat.

2. Ledakan erupsi terdengar hingga sejauh 2800 mil

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikantheguardian.com

Mulai pukul 5.30 pagi pada 27 Agustus, Krakatau mengalami empat ledakan besar selama 4,5 jam. Ledakan-ledakan itu sangat keras hingga terdengar sampai sejauh Sri Lanka dan Perth, Australia — 3000 mil jauhnya.

Kekuatan ledakan terakhir terjadi pada pukul 10.02 pagi adalah 10.000 kali lebih kuat daripada yang dilepaskan oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, dan gelombang kejut yang dihasilkan oleh letusan yang terdaftar di seluruh dunia.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Gunung Anak Krakatau yang Masih Aktif & Terus Tumbuh

3. Menimbulkan Tsunami besar yang menewaskan banyak korban

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikanallthatsinteresting.com

Setiap letusan di Krakatau menyebabkan tsunami besar. Ketika gunung berapi runtuh ke lautan, hal itu menghasilkan tsunami setinggi setidaknya 120 kaki yang begitu kuat. Akibatnya, balok-balok karang seberat 600 ton di pantai terlempar ke tepi, menyapu kapal uap satu mil ke daratan, menewaskan semua 28 awak kapal, dan memusnahkan 165 desa. di Jawa dan Sumatera.

Simon Winchester, seorang ilmuwan tentang erupsi, menulis di BBC tentang seorang manajer tambang Jerman yang tersapu jauh dari puncak gedung kantornya yang berlantai tiga, yang kemudian terduduk di atas sebuah bukit setinggi hampir 100 kaki. 

Sebagian besar dari 36.417 orang yang meninggal — 90 persen — terbunuh oleh tsunami. Sisanya yang 10 persen menjadi korban puing-puing yang jatuh dan abu panas letusan Krakatau.

4. Abu letusan Krakatau tersapu hingga Nikaragua

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikankottke.org

Usai letusan hebat gunung Krakatau, Matahari di daerah itu seolah padam selama tiga hari, dan awan abu menyebar sejauh 275 mil. Efeknya yang dahsyat bahkan membuat abu letusan Krakatau hingga Nikaragua, yang membuat matahari berwarna biru.

Efek lainnya adalah munculnya ladang apung sedalam hampir 10 kaki yang menyumbat pelabuhan dan mengganggu perdagangan di sana.

5. Letusan Krakatau membuat sebagai besar wilayah pulau itu hilang

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikanmentalfloss.com

Sebelum erupsi, pulau itu setinggi 2625 kaki dengan tiga lubang angin. Tetapi efek letusan terakhir — yang diperkirakan memiliki kekuatan 200 megaton TNT — membuat pulau itu terpisah. Hanya sepertiga pulau yang selamat.

6. Mengubah warna Matahari dan menurunkan suhu global

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikanskynews.com.au

Puing-puing vulkanik dari letusan Krakatau menyebabkan matahari terbenam dengan warna merah menyala di seluruh dunia hingga tiga tahun sesudahnya. Penyair Gerard Manley Hopkins, yang tinggal di London, menggambarkan matahari terbenam Krakatau sebagai "lebih seperti daging yang meradang daripada merah terang matahari terbenam biasa; cahaya itu intens; itulah yang menyerang semua orang; itu telah memperpanjang siang hari, dan secara optik mengubah musim."

Tak hanya itu, puing-puing vulkanik di atmosfer sangat besar sehingga menyaring jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan bumi, menyebabkan suhu global turun 1,2 derajat Celcius pada tahun berikutnya. Suhu akhirnya normal kembali pada tahun 1888.

7. Langit merah efek letusan Krakatau menjadi inspirasi lukisan terkenal berjudul Scream

7 Fakta Erupsi Krakatau, Letusan Gunung Berapi Paling Mematikanoverstockart.com

Pada tahun 2003, para peneliti mengumumkan di Sky and Teleskop bahwa mereka telah menemukan tidak hanya di Oslo, Norwegia adanya partikel-partikel di udara dari letusan Krakatau yang bertanggung jawab atas langit merah darah.

Hal ini kemudian dipercaya menjadi alasan latar lukisan terkenal Edvard Munch pada tahun 1893, yang menggambarkan seseorang berteriak histeris dengan latar langit berwarna merah darah.

Dalam lukisan itu, kita dapat melihat bahwa Munch sedang melihat ke barat daya — tepat di mana senja Krakatau muncul pada musim dingin 1883-84. 

Itulah beberapa fakta letusan gunung Krakatau 1883 yang merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di abad-19.

Baca Juga: Erupsi Tambora 1815, Bencana Gunung Api Terbesar dalam Sejarah Dunia

Ganjar Firmansyah Photo Verified Writer Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya