Suara Manusia Ternyata Dapat Menakuti Satwa Liar! Ini 5 Faktanya

Apa yang harus kamu perbuat?

Sebagian besar manusia akan ketakutan menghadapi satwa liar. Namun, siapa sangka ternyata manusia juga menakutkan bagi mereka.

Berdasarkan hasil studi terbaru yang dilansir The Atlantic, satwa liar, seperti singa gunung (puma) takut dan terganggu akan suara manusia. Percobaan ini dilakukan ekolog bernama Justin Suraci dari Universitas California Santa Cruz dan teman-temannya yang telah dipublikasikan Ecology Letters. Berikut hasilnya.

1. Percobaan ini merupakan bagian dari studi jangka panjang ekologi singa gunung di Pegunungan Santa Cruz

Suara Manusia Ternyata Dapat Menakuti Satwa Liar! Ini 5 Faktanyapumapix.com/Sebastian Kennerknecht

Percobaan ini telah dimulai sejak tahun 2008 dengan menggunakan total 17 ekor singa gunung. Masing-masing dari mereka telah menggunakan alat Global Positioning System (GPS) atau penunjuk arah pada lehernya. GPS tersebut berguna untuk mencari tempat biasa ia makan atau disebut juga sebagai situs pembunuh.

Tujuan dari percobaan ini untuk mempelajari interaksi antara predator dengan mangsanya dalam membentuk komunitas ekologis. Selain itu, diteliti juga pengaruhnya jika ada aktivitas manusia. Hasilnya diharapkan dapat membantu mengembangkan perencanaan konservasi di dunia yang semakin lama didominasi oleh manusia.

2. Terdapat perbedaan respons singa gunung terhadap suara katak dan manusia

https://www.youtube.com/embed/TVqOhkK8fKk

Suraci dan tim melakukan percobaan dengan menggunakan 25 pengeras suara (speaker) berjarak sekitar 1 km persegi dari tempat biasa singa gunung makan (situs pembunuhan). Hanya sebagian kecil yang bereaksi terhadap suara katak, tapi sekitar 80 persen akan tiba-tiba terdiam dan pergi tanpa menyelesaikan makan saat mendengar suara manusia.

Baca Juga: Gak Disangka, 5 Hewan Seram Ini Ternyata adalah Ibu yang Baik

3. Kehadiran manusia dapat memengaruhi perilaku, penggunaan habitat, dan interaksi satwa liar dengan mangsanya

Suara Manusia Ternyata Dapat Menakuti Satwa Liar! Ini 5 Faktanyapixabay.com/Sarah Richter

Suara manusia membuat singa gunung menjaga jarak, bergerak lebih lambat, dan mengurangi aktivitas mereka terutama di situs pembunuhan. Namun, pengaruh lainnya, ia akan lebih banyak dan cepat membunuh separuh mangsanya, terutama rusa.

Penelitian ini juga berpengaruh kepada binatang lain di sekitarnya, seperti bobcat (mamalia Amerika Utara) yang akan lebih aktif di malam hari; sigung menjadi kurang aktif; dan oposum lebih sedikit menghabiskan waktu mencari makanan. Satu-satunya binatang yang diuntungkan adalah tikus yang meluas area berburunya karena tidak ada predator.

Berdasarkan hasil tersebut, manusia dianggap sebagai predator teratas di antara spesies lainnya dan cukup berpengaruh terhadap ekosistem. Dilansir dari Popular Science, menurut Justien Smith, ketakutan singa gunung mungkin berhubungan dengan sejarahnya yang diburu manusia hingga tahun 1990 baru kemudian dilindungi di California.

4. Sebelumnya, telah dilakukan percobaan yang serupa pada karnivor lebih kecil, seperti rakun dan musang

https://www.youtube.com/embed/hbySlziPE4g

Pada 2016, Suraci dan Liana Zanette dari University of Western Ontario melakukan percobaan pada rakun di Kepulauan Gulf, Kanada. Mereka menggunakan rekaman suara beruang, serigala, dan anjing. Penelitian ini pun dipublikasikan di Nature Communication.

Hasilnya, rakun lebih takut pada anjing, terlepas karena di tempat tersebut predator seperti beruang dan serigala sudah tidak ada. Hal ini membuat rakun lebih sedikit menghabiskan waktu mencari makanan di pantai setempat. Hal itu pun mengembalikan populasi binatang seperti ikan, cacing, dan kepiting.

Kemudian percobaan serupa yang dipublikasikan Behavioral Ecology dilakukan pada musang di hutan Inggris. Hasilnya, sebagian besar musang mengabaikan suara dari anjing dan serigala. Namun, sepenuhnya akan ketakutan saat mendengarkan suara manusia.

5. Studi masih akan terus dilakukan dengan jenis binatang lain

Suara Manusia Ternyata Dapat Menakuti Satwa Liar! Ini 5 Faktanyapexels.com/Ray Bilcliff

Berdasarkan wawancara Suraci di BBC News Hour, penelitian ini akan terus dilanjutkan untuk mencari lebih jauh pengaruhnya. Ia ingin meneliti pengaruhnya terhadap binatang lain, seperti singa afrika, serigala, bobcat, sigung, dan spesies teritorial lainnya.

Pengaruh ini terpisah dari hal lain yang dilakukan manusia terhadap hewan, seperti berburu atau menghancurkan habitatnya. Bukan berarti juga manusia harus meninggalkan area liar. Manusia hanya perlu membatasi aktivitas industri dan kendaraan.

Tak disangka, ternyata kedudukan manusia lebih tinggi dibandingkan predator teratas sekalipun, seperti singa gunung. Padahal, kenyataannya kita sendiri juga takut berhadapan langsung dengan mereka.

Baca Juga: 7 Hewan dengan Proses Kehamilan Terunik, Ada yang Bisa Ditunda!

Hanna Ridha Photo Writer Hanna Ridha

“If you're overthinking, write. If you're underthinking, read.”

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya