5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun 

Punya adaptasi luar biasa!

Gak cuma manusia, puncak Everest terbukti juga berbahaya bagi hewan. Gak banyak hewan yang tinggal di sana. Di ketinggian hampir 9 ribu meter, kadar oksigennya sangat rendah. Suhu udara juga di bawah titik beku. Uniknya, ada satu spesies unggas yang dirumorkan rutin melewati puncak Everest tiap tahun. Bar-headed goose namanya.

Unggas cantik asli Asia Tengah ini dilaporkan terbang melewati puncak Everest tiap bermigrasi. Tentu hal ini mengundang perhatian banyak ilmuwan. Bagaimana unggas ini melakukan perjalanan udara di ketinggian yang berbahaya tersebut? Benarkah rumor tersebut? Yuk, simak lima fakta di balik misteri unggas yang lewati puncak Everest tiap tahun berikut ini!

1. Unggas air cantik asal Asia Tengah

5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun ilustrasi bar-headed goose (commons.wikimedia.org/Richard Bartz)

Bar-headed goose merupakan salah satu jenis unggas air yang bisa kamu temukan hidup secara berkoloni di danau pegunungan Asia Tengah. Dari namanya saja mungkin kamu sudah bisa menebak ciri khas unggas satu ini. Ya, mereka punya dua garis hitam kecokelatan di bagian belakang kepalanya. 

Hewan bernama latin Anser indicus ini termasuk unggas air berukuran sedang. Dilansir laman Animalia, panjangnya sekitar 70 sentimeter dengan berat mencapai 3 kilogram. Sementara, rentang sayapnya bisa mencapai lebar 160 sentimeter.

2. Dirumorkan terbang lewati puncak Everest tiap tahun

5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun ilustrasi bar-headed goose terbang (commons.wikimedia.org/Wildmishra)

Bar-headed goose tinggal di Asia Tengah dan biasa menghabiskan musim dinginnya di Asia Selatan. Itu artinya setiap tahun mereka melakukan perjalanan ke selatan dengan melintasi pegunungan Himalaya. 

Ada banyak laporan yang mengatakan kalau unggas air ini melewati puncak Gunung Makalu, salah satu puncak Himalaya yang juga jadi puncak gunung tertinggi kelima di dunia. Ada juga laporan yang menyebutkan kalau bar-headed goose terlihat terbang melewati puncak gunung Everest!

Hal ini bikin bingung para ilmuwan. Pasalnya, ketinggian tersebut sangat berbahaya untuk dilintasi burung sekalipun. Seperti yang dijelaskan laman Sea World,  di wilayah pegunungan dengan ketinggian 4 ribu meter saja angin bisa bertiup sangat kencang. Udaranya juga sangat dingin dan oksigen bisa turun drastis hingga sepertiganya. 

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Adaptasi Hewan terhadap Perubahan Iklim di Bumi

3. Data menunjukkan kalau mereka memanfaatkan celah gunung

5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun ilustrasi bar-headed goose terbang (commons.wikimedia.org/NejibAhmed)

Lantas, benarkah bar-headed goose rutin terbang melewati puncak Everest? Sebuah tim yang dipimpin para peneliti dari Universitas Bangor, Wales akhirnya melacak unggas cantik ini dengan GPS. Berdasarkan data yang diperoleh, akhirnya diketahui kalau bar-headed goose normalnya tidak terbang lebih dari ketinggian 6.300 meter. Unggas ini juga tidak terbang melewati puncak gunung seperti yang dirumorkan, melainkan memanfaatkan celah gunung yang ada.

Meskipun begitu, terbang di ketinggian 6.300 meter tetaplah hal yang mengesankan. Tanpa adaptasi yang tepat, berada di ketinggian ini bisa berakibat fatal.

4. Kepakkan sayapnya tiada henti

5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun ilustrasi bar-headed goose terbang (commons.wikimedia.org/Subramanya C K)

Kepakan sayap jadi kunci bar-headed goose terbang menembus dinginnya udara pegunungan. Burung ini tidak pernah berhenti mengepakkan sayapnya, beda dari burung kebanyakan yang memanfaatkan arus angin untuk tetap melayang di udara tanpa mengepakkan sayap. 

Kepakan sayap yang kuat dan konstan akan menghasilkan panas tubuh, ungkap Sea World. Panas tubuh yang terjaga bikin es gak mudah terbentuk di bulu bar-headed goose saat terbang di ketinggian. 

Bahkan, bar-headed goose sengaja menghindari arus angin. Sekalipun angin bertiup ke arah tujuannya, mereka akan menunggu semalaman sampai arus angin berhenti. Setelah itu, baru mereka melanjutkan perjalanannya terbang memanjat ke ketinggian. 

5. Adaptasi di kondisi kekurangan oksigen

5 Fakta di Balik Misteri Unggas yang Lewati Puncak Everest Tiap Tahun ilustrasi bar-headed goose (pixabay.com'zoosnow-3355789)

Upaya bar-headed goose untuk terbang dengan selamat di ketinggian gak berhenti sampai di situ saja. Proyek penelitian bar-headed goose yang dipimpin tim peneliti dari Universitas Bangor menjelaskan kalau unggas air ini punya beberapa adaptasi tubuh untuk menanggulangi hipoksia atau kondisi kekurangan oksigen.

Otot terbang bar-headed goose tersuplai darah dengan lebih baik dari jenis unggas air lainnya. Paru-paru dan hemoglobinnya juga mengekstrak oksigen dengan lebih efisien. Itu artinya mereka bisa mendapatkan lebih banyak oksigen di tiap napasnya. 

Pada kondisi hipoksia sekalipun, bar-headed goose bisa hiperventilasi 7,2 kali lebih cepat tanpa merasakan efek apa pun, berbeda dari manusia yang merasa pening saat kekurangan oksigen.

Unggas air satu ini sungguh menakjubkan, bukan? Mereka menemukan cara untuk bisa bermigrasi dengan selamat. Nah, setelah tahu faktanya, bagaimana pendapatmu tentang bar-headed goose?

Baca Juga: 5 Fakta Unik Mengenai Burung Beo, Hewan Favorit Banyak Orang!

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya