5 Fakta Tamarin Singa Emas, Simpan Kisah Pilu di Balik Keimutannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau singa sungguhan bertubuh besar, seram, dan tinggal di sabana, singa satu ini justru tampak imut-imut dan tinggal di pepohonan. Namanya tamarin singa emas atau golden lion tamarin. Mereka merupakan jenis primata langka dari hutan hujan Brasil.
Sesuai namanya, mereka punya rambut panjang di kepalanya yang mirip surai singa dan berwarna emas kemerahan yang indah. Warna rambutnya yang kaya membius siapa saja yang melihatnya. Namun, tahukah kamu kalau primata ini menyimpan kisah pilu di balik keindahan tampilannya? Yuk, simak lima fakta tamarin singa emas yang perlu kamu tahu berikut ini!
1. Jenis primata terbesar di keluarganya, tapi aslinya tetap mungil
Tamarin singa emas merupakan 1 dari 4 jenis tamarin singa di genus Leontopithecus. Primata-primata ini dinamakan tamarin singa karena rambut panjang indah di kepalanya yang menyerupai surai singa. Keempatnya bisa kamu bedakan dari warna rambutnya.
Pada tamarin singa emas, warna rambutnya antara keemasan pucat sampai emas kemerahan. Warna rambutnya diduga didapat dari paparan sinar matahari dan pigmen warna yang terkandung dalam makanannya.
Dalam keluarga Callitrichidae (marmoset, tamarin, tamarin singa), tamarin singa emas jadi spesies terbesar. Dicatat laman Animal Diversity, panjang tubuhnya sekitar 20—36 sentimeter ditambah dengan ekor sepanjang 31—40 sentimeter. Sementara, beratnya rata-rata cuma sekitar 654 gram.
2. Cuma tinggal di empat lokasi terpencil
Primata indah ini termasuk salah satu jenis primata terlangka di dunia. Padahal, dulu jumlahnya begitu melimpah.
Menurut laman New England Primate Conservancy, primata bernama ilmiah Leontopithecus chrysomelas ini pernah tersebar luas di dataran rendah wilayah pesisir Rio de Janeiro dan Espirito Santo. Namun, perambahan wilayah perkotaan dan penggundulan hutan selama berabad-abad telah memusnahkan 98 persen dari habitat aslinya.
Kini, tamarin singa emas cuma bisa kamu temukan di empat wilayah kecil di puncak bukit dan hutan rawa wilayah aliran sungai São João, negara bagian Rio de Janeiro. Habitatnya terbilang sangat lembap dengan curah hujan tahunan sekitar 59 inci atau 150 sentimeter.
Baca Juga: 10 Hewan dengan Kemampuan Berburu yang Paling Brutal
3. Penikmat buah yang suka berbagi
Editor’s picks
Tamarin singa emas umumnya mendiami wilayah hutan yang terdapat banyak buah-buahan. Saat musim hujan, primata ini makan banyak buah-buahan segar ditambah dengan serangga untuk menambah asupan gizinya. Namun, ketika jumlah serangga berkurang saat musim panas, mereka akan menyantap nektar, katak kecil, dan kadal.
Nah, agak beda dari kebanyakan primata lainnya, tangan dan kaki tamarin singa emas dilengkapi dengan cakar. Menurut laman Animal Spot, mereka menggunakan jari-jari panjangnya yang kurus dan bercakar untuk mencungkil serangga dan hewan-hewan kecil dari celah sempit di pohon.
Tamarin singa emas biasanya mencari makan pada pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum matahari terbenam. Sebagai hewan sosial, mereka gak keberatan berbagi makanan dengan sesamanya.
4. Perlu waspada saat beristirahat malam hari
Saat memilih tempat tinggal, tamarin singa emas gak cuma melihat ketersediaan makanan. Mereka biasanya memilih area hutan yang terdapat banyak tanaman merambat. Bukan tanpa alasan, tanaman merambat bisa melindunginya dari predator yang mengintai dari udara.
Tamarin singa emas umumnya tinggal di wilayah kanopi hutan sekitar 10—30 meter tingginya dari permukaan tanah, ungkap Animal Diversity. Mereka tidur ramai-ramai satu keluarga di lubang pohon supaya terlindung dari predator dan dinginnya malam. Menariknya, dalam semalam, mereka perlu pindah lokasi tidur secara berkala untuk mengurangi kemungkinan ditemukan oleh predator.
5. Sempat hampir punah
Siapa sangka kalau Bumi sempat hampir kehilangan spesies cantik ini. Seperti yang dilansir New England Primate Conservancy, tamarin singa emas diklasifikasikan sebagai spesies kritis atau critically endangered pada 1960-an karena angka populasinya turun drastis jadi kurang dari 200 ekor di alam liar.
Untungnya, berkat upaya konservasi, kini angka populasinya mencapai 2.500 ekor. Status konservasinya berhasil “turun” menjadi endangered.
Meskipun demikian, primata singa emas masih harus menghadapi perusakan yang masih saja terjadi di habitatnya yang kini tinggal 2 persen dari luas aslinya. Belum lagi, mereka juga harus menghadapi ancaman penyakit, perburuan, dan perdagangan liar.
Setelah mengetahui fakta tamarin singa emas tadi, semoga kamu semakin sadar dan peduli terhadap keberadaan mereka di alam liar. Semoga keberadaan mereka pun bisa makin terjaga, ya!
Baca Juga: 8 Hewan Ini Suka Berpura-pura Menjadi Hewan Lain, Bisa Mirip Banget!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.