Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir Chernobyl

#ANGPOIN Salah satu area paling terkontaminasi di dunia

Kecelakaan nuklir Chernobyl pada April 1986 lalu masih menyisakan banyak dampak yang bisa dirasakan hingga saat ini. Beberapa wilayah di sekitar pembangkit tenaga nuklir Chernobyl masih terkontaminasi dengan tingkat radiasi tinggi, membuat manusia tak dapat menduduki wilayah tersebut hingga hitungan tahunan ke depan.

Red Forest, sebuah wilayah seluas 10 km kubik menjadi wilayah paling terkontaminasi di zona terlarang Chernobyl, bahkan salah satu yang paling berbahaya di dunia.

Wilayah Red Forest yang paling tercemar sepi oleh kehidupan, tetapi menyimpan banyak hal yang bisa membuat manusia belajar dari kecelakaan nuklir beberapa dekade lalu tersebut.

1. Asal muasal nama Red Forest

Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir Chernobylnsrl.ttu.edu

Red Forest merupakan sebuah wilayah yang dekat dengan pembangkit tenaga nuklir Chernobyl.

Mengutip Express, Red Forest hanya terletak sekitar 500 meter dari pembangkit Chernobyl. Jumlah radiasi yang tinggi membunuh pepohonan di wilayah tersebut, mengubah warna pepohonan menjadi cokelat kemerahan seperti berkarat. Oleh karena itu, wilayah ini disebut sebagai Red Forest atau hutan merah.

2. Pepohonan di Red Forest sulit membusuk

Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir Chernobylchernobylguide.com

Setelah puluhan tahun mati akibat ledakan yang terjadi pada 1986, pepohonan dan tanaman yang ada di Red Forest tidak membusuk. Atau lebih tepatnya, membusuk jauh lebih lama dari biasanya.

Melansir Live Science, hal ini dikarenakan radiasi memiliki efek buruk pada perkembangan bakteri dan jamur. Oleh sebab itu proses penguraian dan pembusukan menjadi lebih lama dari biasanya.

Baca Juga: 5 Bahaya Radiasi Nuklir Bagi Tubuh Manusia

3. Para peneliti mengkhawatirkan kebakaran

Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir Chernobylchernobylguide.com

Penumpukan sampah hutan yang terdiri dari batang, ranting, dan pepohonan yang mati dapat memicu kebakaran. Hal ini merupakan sesuatu yang terjadi secara alami untuk menjaga kebersihan dan kesehatan itu sendiri. Namun, untuk kasus Red Forest, para peneliti mengkhawatirkan efek dari kebakaran itu sendiri.

Bila sampah hutan yang telah terkontaminasi terbakar, peneliti mengkhawatirkan penyebaran radiasi melalui asap ke area yang berpopulasi. Dengan perubahan iklim yang semakin memburuk, tentu kemungkinan terjadinya kebakaran semakin meningkat.

4. Para peneliti menemukan titik radioaktif baru di kawasan Red Forest

Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir Chernobylwikipedia.org

April 2019 lalu, para peneliti dari Universitas Bristol memetakan radioaktivitas di sebagian zona terlarang Chernobyl. Melansir Science Alert, mereka menemukan beberapa titik radioaktif baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, salah satunya di wilayah Red Forest. Titik radiasi ini terbilang sangat intens dan mengejutkan.

Namun ini cukup menjelaskan karena pascainsiden, para petugas melakukan 'pembersihan'. Banyak pepohonan pinus di Red Forest dibuldoser rata dengan tanah lalu dikubur. Hingga saat ini, Red Forest menjadi wilayah paling terkontaminasi di zona terlarang Chernobyl dengan jumlah radiasi paling banyak terkonsentrasi pada bagian tanah.

5. Kehidupan yang berubah di Red Forest

Mengenal Red Forest, Hutan yang Memerah oleh Radiasi Nuklir ChernobylWikipedia.org

Beberapa tahun setelah insiden, kehidupan liar justru berkembang subur di zona terlarang. Mengutip All That’s Interesting, populasi anjing liar, rusa, babi hutan, hingga serigala mengalami peningkatan. Tren ini terjadi pada beberapa titik di zona terlarang, termasuk Red Forest, dengan tingkat radiasi yang telah jauh berkurang.

Namun, di beberapa titik dengan tingkat radiasi tinggi, siapapun akan sulit menemukan kehidupan. Anders Mollers, seorang ahli ekologi, mengatakan via Wired bahwa akan sulit mendengar kicauan burung di sebagian besar wilayah Red Forest. Tingkat radiasi suatu wilayah akan bisa ditebak dari aktivitas mereka. Pepohonan yang tumbuh di kawasan tersebut juga didominasi oleh jenis yang berguguran, karena dapat menoleransi radiasi lebih baik.

Kecelakaan nuklir di Chernobyl beberapa dekade lalu tentunya membuat manusia mau tak mau belajar banyak darinya.

Sebuah kesalahan manusia bisa berdampak luar biasa pada alam dan keberlangsungannya puluhan tahun ke depan. Namun, kosongnya kehadiran manusia di beberapa wilayah yang terkontaminasi membuat kehidupan liar justru membeludak dan bertahan. Hal ini tak jarang memunculkan pertanyaan, manakah yang jauh lebih berbahaya bagi alam: nuklir ataukah manusia?

 

Baca Juga: 15 Potret Chernobyl 30 Tahun Setelah Peristiwa Ledakan Reaktor Nuklir

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya