7 Spesies Rubah Paling Unik di Dunia yang Perlu Kamu Tahu

2. Rubah pemakan kepiting

commons.wikimedia.org/Petruss

Kalau rubah telinga kelelawar suka makan serangga, rubah satu ini lebih suka makan kepiting. Menurut Animal Diversity Web, rubah pemakan kepiting tersebar di Amerika Selatan, mulai dari Kolombia, Venezuela, Paraguay, Uruguay, hingga Argentina Timur. Habitat mereka berupa sabana dan daerah berhutan.

Hewan oportunis ini akan memakan apapun di habitatnya, entah itu mamalia, reptil, krustasea, serangga, maupun ikan. Saat musim penghujan, mereka lebih memilih untuk menyantap kepiting. Sementara saat musim kemarau, mereka akan memakan serangga. 

3. Rubah pasir Tibet

wildlifeanimalz.blogspot.com

Tampilan rubah satu ini agak bikin menggelitik. Rubah pasir Tibet punya kepala yang terlihat besar untuk ukuran tubuhnya dan berbentuk kotak. Moncongnya pun lebih panjang dan mengerucut. Biarpun bentuknya unik, tengkoraknya ternyata didesain khusus untuk berburu dan memakan daging. 

Hewan yang tinggal secara ekslusif di dataran Tibet dan sekitarnya ini juga berukuran lebih kecil dan berbulu lebat. Mengutip Pet Worlds, rubah pasir Tibet dewasa berukuran panjang 60—70 cm ditambah ekornya 29—40 cm. Bobot mereka cuma 4—5,5 kilogram. 

Baca Juga: 5 Fakta Giant Anteater, Mamalia Raksasa Pemakan Hewan Kecil

4. Rubah Fennec

commons.wikimedia.org/Tom Thai

Gak cuma paling imut di antara spesies rubah, rubah fennec juga anggota canidae yang paling mungil. Melansir National Geographic, mereka punya panjang tubuh 24—40 cm ditambah ekornya sepanjang 17—30 cm.

Bobot mereka ringan, cuma sekitar satu kiloan saja, lho. Sama seperti rubah telinga kelelawar, rubah fennec juga punya telinga lebar dengan panjang 15 cm.

Rubah imut ini tinggal di gurun Sahara dan wilayah Afrika Timur lainnya. Selain untuk mendeteksi mangsa, telinga lebarnya juga punya fungsi untuk memancarkan panas tubuh supaya mereka gak gampang kepanasan.

5. Rubah perak

commons.wikimedia.org/Zefram

Berbeda dari rubah lainnya yang cenderung berwarna kecokelatan atau kemerahan, rubah satu ini justru berwarna gelap. Hewan yang dijuluki rubah perak ini sebenarnya merupakan spesies rubah merah yang mengalami kondisi genetik melanisme. Jadi, mereka bukan spesies tersendiri.

Mengutip Treehugger, sekitar sepersepuluh dari populasi rubah merah liar mengalami melanisme, sebuah kondisi genetik di mana pertumbuhan pigmen melanin terjadi sangat pesat sehingga menyebabkan kulit atau bulu berwarna gelap.

Nah, rubah merah liar yang mengalami melanisme ini dinamakan rubah perak. Sayangnya, karena warna bulunya yang unik, rubah perak kerap jadi target perburuan liar.

6. Rubah Pulau

commons.wikimedia.org/Chuck Graham (Pacific Southwest Region USFWS)

Rubah pulau atau island fox merupakan sejenis rubah kecil yang tinggal di kepulauan Channel California. Kepulauan ini ada di pesisir California Selatan di Samudra Pasifik.

Enam dari delapan pulau yang ada didiami enam subspesies dari rubah pulau. Karena tinggal terisolir sejak puluhan ribu tahun lalu, mereka berukuran lebih kecil dari jenis rubah lain. Menurut National Park Service, rubah satu ini seukuran kucing peliharaanmu di rumah. 

Biarpun salah satu yang terkecil di keluarga Canidae, rubah pulau merupakan mamalia daratan paling besar di pulau tempat tinggalnya, lho. Mereka juga gak punya predator alami dan gak begitu takut pada manusia.

7. Rubah Korsak

commons.wikimedia.org/4028mdk09

Rubah korsak merupakan jenis rubah Asia yang tersebar di Asia Tengah dan Asia Timur Laut. Mereka berukuran lebih kecil dari rubah merah dan punya bulu berwarna abu-abu agak kekuningan. Bulu mereka tumbuh makin panjang dan fluffy saat memasuki musim dingin.

Menurut Animal Spot, rubah ini ahli memanjat pohon, tapi kecepatan berlarinya terbilang lambat. Oleh karena itu, mereka gampang ditangkap oleh pemburu. Rubah ini juga  tergolong hewan sosial yang gak masalah kalau harus berbagi sarang dengan jenis rubah lainnya, lho. 

Nah, dari tujuh spesies rubah yang disebutkan di atas, mana nih yang paling menarik perhatianmu?

Baca Juga: 7 Hewan ini Diprediksi akan Punah Duluan dari Bumi, Apa Penyebabnya?