5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan 

Korea Selatan punya budaya kuliner yang khas

Sama seperti negara lain, Korea Selatan pun memiliki budaya kulinernya yang khas. Umumnya, karakteristik makanan Korea Selatan ialah menggunakan biji-bijian, olahan fermentasi, banyak menggunakan sayur-sayuran, dan adanya sup. Kerap ditampilkan di drama Korea ketika tokoh tengah menyantap makanan, sayur-sayuran dan olahan fermentasi seakan menjadi hal yang tidak boleh tertinggal dari menu makanan mereka.

Lantas, sisi unik apa lagi yang tersaji dari budaya kuliner Korea Selatan? Berikut penulis rangkum dari berbagai macam sumber mengenai hal-hal yang menarik dari budaya kuliner Negeri Ginseng tersebut.

1. Sujeo sebagai satu set alat makan Korea Selatan 

5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan ilustrasi banchan dan sujeo (unsplash.com/Jakub Kapusnak)

Setiap negara maupun daerah memiliki alat makannya tersendiri, termasuk Korea Selatan. Memahami peralatan makan di Korea merupakan prinsip mengikuti jamuan yang perlu diketahui oleh orang yang hadir dalam perjamuan tersebut.

Alat makan di Korea Selatan menggunakan sumpit dan sendok. Orang Korea menyebut peralatan makan mereka dengan sebutan sujeo. Kata sujeo berasal dari kata sutgarak yang berarti "sendok" dan jeotgarak yang berarti "sumpit". Umumnya, sendok dan sumpit yang digunakan terbuat dari bahan logam atau baja. Kamu kerap melihat di drama Korea bagaimana para tokoh sedang makan menggunakan sujeo, bukan?

2. Banchan sebagai side dish Korea Selatan 

5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan ilustrasi banchan (unsplash.com/Portuguese Gravity)

Jika kamu pernah melihat restoran Korea yang ada di serial drama, kamu tentu menyaksikan betapa banyak hidangan yang tersaji di meja makan. Ada banyak piring dengan isian yang beragam.

Salah satu yang membedakan makanan Korea Selatan dengan makanan dari negara lain ialah adanya banchan. Banchan merupakan aneka menu pendamping yang diletakkan di piring-piring kecil. Masing-masing restoran di Korea menyajikan banchan dengan jumlah berbeda-beda, mulai dari beberapa jenis hingga puluhan jenis. Menariknya lagi, menu pendamping ini disediakan secara gratis ketika kita telah memesan menu utama.

Adapun menu banchan yang populer ialah kimchi, ggakdugi, dan namul. Beberapa restoran Korea yang lebih mewah menyajikan menu banchan berupa telur gulung, tteokbokki, dan ganjang gejang. Banchan yang disajikan di restoran Korea menggambarkan keanekaragaman kuliner yang terdapat di Negeri Ginseng tersebut.

Baca Juga: 5 Perbedaan BBQ Korea VS BBQ Jepang, Sejarah Hingga Makanan Pendamping

3. Menu andalan galbi 

5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan ilustrasi galbi (unsplash.com/Subagus Indra)

Galbi bisa disebut sebagai makanan kebanggaan dan favorit orang Korea. Hampir setiap restoran Korea di berbagai negara menyediakan galbi sebagai menu andalannya. Dalam bahasa Korea, galbi memiliki arti "iga" (short ribs) atau "daging yang terdapat di sekitar tulang iga". Galbi adalah masakan Korea berupa daging iga sapi yang dipanggang di atas tungku api atau panggangan listrik.

Saat dipanggang, biasanya daging diiris kecil-kecil sepanjang tulangnya agar saus galbi dapat meresap dengan cepat dan sempurna. Galbi umumnya disajikan di galbijib atau rumah galbi.

Pengunjung memanggang sendiri daging iga sapi yang telah dipotong-potong di atas meja. Daging yang sudah matang ini dapat dibungkus dengan daun selada, daun perilla, atau sayur-sayuran lain, kemudian dicelupkan ke dalam ssamjang (saus yang terbuat dari campuran pasta kacang kedelai dan cabai merah) sebelum disantap. Orang Korea biasa mengadakan pesta galbi bersama kolega terdekat.

4. Melekatnya kimchi 

5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan ilustrasi kimchi (unsplash.com/Portuguese Gravity)

Kimchi seakan tidak bisa lepas dari masyarakat Korea Selatan. Makanan ini pun tidak hanya populer di negaranya, tetapi juga terkenal di dunia. Kimchi merupakan makanan fermentasi yang dibuat dari sayur-sayuran. Nyatanya, kimchi memiliki jenis yang beragam; tidak hanya terbuat dari sayuran sawi putih saja. Kimchi dapat dibuat dari mentimun, lobak, ataupun jenis sayuran hijau lain.

Kimchi pada masa lalu hanyalah sayuran yang difermentasi sebagai persediaan makanan untuk musim dingin. Orang Korea membuat stok makanan dari sayur-sayuran karena sulit mendapatkan makanan di musim dingin. Cabai merah pada kimchi baru diperkenalkan setelah Korea berhubungan dengan Eropa dan Amerika. Jepang juga membawa masuk cabai merah ke Korea sekitar tahun 1592. Sejak saat itulah, kimchi dibuat dengan bubuk cabai merah dan bertahan hingga sekarang.

5. Jajanan kaki lima Korea Selatan 

5 Sisi Unik Budaya Kuliner Korea Selatan ilustrasi Korean street food (unsplash.com/Ian Valerio)

Korea Selatan memiliki kuliner jajanan kaki lima yang beragam. Tidak hanya murah dan lezat, jajanan ini pun mudah dijumpai di pinggir jalan. Lokasi street food yang populer di Seoul, Korea Selatan, antara lain ada Namdaemun, Myeongdong, Dongdaemun, dan Insadong. Adapun jajanan Korea Selatan yang kerap dijumpai di antaranya tteokbokki, odeng, bungeoppang, gimbab, sundae, hotteok, maupun twigim.

Apakah kamu familiar dengan nama-nama jajanan Korea tersebut? Bagi kamu yang mendalami budaya Korea Selatan dan kerap menyaksikan drama Korea pasti sudah tidak asing lagi dengan sederet nama street food itu. Tteokbokki sepertinya jadi yang populer, ya?

Karakteristik dan budaya kuliner yang berkembang tentunya tidak lepas dari pengaruh sejarah makanan di Korea Selatan. Kebiasaan makan yang telah lama diterapkan oleh masyarakat Korea pun mengambil peran dalam terbentuknya budaya kuliner Korea Selatan hari ini.

Baca Juga: 5 Variety Show yang Sajikan Kuliner Korea di Luar Negeri, Seru!

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya