6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsung

Konferensi bisa membahas perang dan 'memberikan' kemerdekaan

Secara harfiah, konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. Konferensi juga biasa disebut sebagai muktamar, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yang sama.

Saat Perang Dunia II masih bergejolak, banyak diselenggarakannya konferensi internasional yang tujuannya adalah untuk membahas strategi pertempuran ataupun perdamaian dunia.

Tak jarang, dalam konferensi pun para pemrakarsa akhirnya mengakui kemerdekaan suatu negara yang mereka anggap memang bisa menentukan nasib negaranya sendiri. Berikut beberapa konferensi penting yang pernah terjadi saat Perang Dunia II.

1. Konferensi Atlantik (14 Agustus 1941)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsunghistory.com

Konferensi Atlantik adalah konferensi paling penting saat Perang Dunia II berlangsung karena menjadi pintu gerbang bagi konferensi-konferensi internasional lainnya. Konferensi ini diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churcill. Konferensi ini berlangsung pada tanggal 14 Agustus 1941 di atas kapal perang Inggris, HMS Prince of Wales (53), di perairan Samudera Atlantik, tepatnya di wilayah Argentia, Newfoundland, Kanada.

Konferensi Atlantik memberikan jaminan HAM, seperti hak negara unyuk menentukan nasibnya sendiri (merdeka) dan membantu negara lain (yang terjajah) agar dapat merdeka. Dalam konferensi ini dihasilkan sebuah piagam yang diberi nama "Atlantic Charter" atau "Piagam Atlantik" yang menjadi dasar berdirinya Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Tak hanya itu, Piagam Atlantik juga mengilhami beberapa perjanjian lainnya, seperti pembentukan NATO, dan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan atau General Agreement on Tariffs and Trade (GATT).

2. Konferensi Casablanca (Januari 1943)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsungid.wikipedia.org

Konferensi Casablanca yang diselenggarakan di Hotel Anfa Casablanca, Maroko memiliki code-named "SYMBOL" dan berlangsung dari tanggal 14-24 Januari 1943. Konferensi ini masih diprakrasai oleh dua orang, yang juga memprakarsai Konferensi Atlantik, dan membahas tentang rencana serta strategi penyerangan Sekutu ke Eropa untuk mengalahkan Blok Sentral (Jerman).

Turut hadir perwakilan negara-negara lain yang memainkan peran kecil dalam konferensi tersebut, seperti Jenderal Charles de Gaulle dan Heri Giraud yang mewakili pasukan Prancis. Stalin menolak hadir karena sedang berlangsung pertempuran di Stalingrad yang mengharuskannya tetap berada di Uni Soviet.

Secara spesifik, agenda dalam konferensi ini adalah membahas prosedur taktis, alokasi sumber daya, dan masalah kebijakan diplomatik yang lebih luas dengan tujuan yang paling provokatif, yaitu "unconditional surrender" atau "penyerahan tanpa syarat". 

Doktrin ini pun akhirnya mewakli suara keinginan Sekutu dan menguatkan tekad mereka, bahwa Blok Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) akan mereka kalahkan tanpa syarat. Perundingan tersebut menghasilkan sebuah deklarasi kontroversial yang dikenal sebagai "Deklarasi Casablanca" yang berisi tentang pernyataan, bahwa Sekutu hanya akan menerima (menuntut) penyerahan tanpa syarat dari Jerman dan Jepang, tapi tidak dengan Italia.

Terbukti, pada tahun 1945, Sekutu yang diwakili oleh Amerika Serikat berhasil memborbardir dua wilayah di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, serta membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. 

Baca Juga: Unik, 7 Operasi Rahasia Ini Terjadi Selama Perang Dunia II

3. Konferensi Moskow III (Oktober 1943)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsungid.rbth.com

Dalam sejarah, tercatat Konferensi Moskow diadakan sebanyak empat kali, yaitu Konferensi Moskow I ( 29 September-1 Oktober 1941), Konferensi Moskow II (12-17 Agustus 1942), Konferensi Moskow III (18 Oktober-11 November 1943), dan Konferensi Moskow IV (9-19 Oktober 1944).

Namun, Konferensi Moskow III adalah yang paling berbeda dari tiga Konferensi Moskow lainnya karena dalam konferensi tersebut ditanda tanganilah empat deklarasi oleh Cordel Hull (Menlu Amerika Serikat), Anthony Eden (Menlu Inggris), Vyacheslav Mikhailovich (Menlu Uni Soviet), dan Duta Besar China untuk Uni Soviet, Foo Phing-seung yang akhirnya diberi nama "Declaration of the Four Nations" atau yang biasa dikenal sebagai "Deklarasi Moskow".

Isi dari empat deklarasi tersebut adalah Joint Four-Nation Declaration (Deklarasi Empat Bangsa tentang Keamanan Umum), Declaration Regarding Italy (Deklarasi Italia), Declaration on Austria (Deklarasi Austria), dan Statement on Atrocities (Pernyataan Kekejaman).

Konferensi ini sendiri sebenarnya membahas tentang rencana pembentukan organisasi internasional penjamin perdamaian, langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersingkat perang dan mengakhiri perang dengan Jerman dan Axis, serta bekerja sama secara damai untuk menandai berakhirnya perang. 

4. Konferensi Kairo (November 1943)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsungwww.chinafile.com

Konferensi Kairo di selenggarakan di Kairo, Mesir dari tanggal 22-26 November 1943 dengan nama kode "Sextant". Pertemuan ini dihadiri oleh Franklin Roosevelt dari Amerika Serikat, Winston Churchill dari Inggris, dan Chiang Kai-shek dari China. Stalin tidak hadir dalam pertemuan tersebut karena pertemuannya dengan Chiang sedang menyebabkan pergesekan diantara kedua negara.

Konferensi Kairo diadakan di kediaman Dubes Amerika untuk Mesir dan memutuskan untuk melawan Jepang dengan mengirimkan pasukan militernya hingga negeri matahari terbit itu menyerah. Pada tanggal 27 November 1943 ditandanganilah Deklarasi Kairo oleh perwakilan negara yang hadir dalam konferensi tersebut.

Beberapa klausa utama yang terdapat dalam deklarasi itu adalah bahwa Sekutu bertarung bersama dalam perang untuk melawan dan menghukum Jepang, mereka (Sekutu) tidak menyanjung diri sendiri dan tidak melibatkan diri sendiri dalam perluasan wilayah setelah konflik.

Jepang juga akan diusir dari seluruh kawasan yang ia ambil dengan cara kekerasaan serta menyatakan bahwa karena alasan tersebut, Korea harus bebas dan merdeka.

5. Konferensi Teheran (Desember 1943)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsungde.wikipedia.org

Dua hari setelah berlangsungnya Konferensi Kairo, Stalin, Roosevelt, dan Churcill mengadakan pertemuan di Tehran, Iran. Pertemuan yang mempunya nama sandi "EUREKA" ini akhirnya diberi nama "Konferensi Teheran" yang berlangsung dari 28 Desember hingga 1 Januari 1943.

 Fokus pembicaraannya adalah pembukaan front kedua di Eropa Barat dan memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan Jepang meski peperangan telah usai.

Ada dua hal yang paling terpenting dalam pertemuan selama empat hari itu, yaitu perencanaan strategi terakhir dalam peperangan melawan Nazi Jerman dan sekutu-sekutunya. Di saat yang bersamaan dengan terselenggaranya Konferensi Teheran, di acara yang berbeda, ketiga negara tersebut mengakui kemerdekaan Iran.

6. Konferensi Yalta (Februari 1945)

6 Konferensi Paling Signifikan Selama Perang Dunia II Berlangsungflickr.com

Tanggal 4-11 Februari 1945 di Semenanjung Krim Yalta, Uni Soviet, tepatnya di dalam Istana Livadia, Yusupov, dan Vorontsov diselenggarakan Konferensi Yalta atau yang biasa disebut sebagai Konferensi Krimea dan diberi nama sandi "Argonaut Conference". Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin tiga besar negara Sekutu, "The Big Three", yaitu Roosevelt, Stalin, dan Churcill.

Tujuan konferensi ini adalah untuk membentuk perdamaian pasca-perang. Tentu, tujuan tersebut tidak hanya mewakili satu tatanan keamanan kolektif saja, tapi juga rencana untuk memberikan 'kemerdekaan' kepada orang-orang yang dibebaskan pasca-Nazi.

Pertemuan itu juga dimaksudkan sebagai sarana pembahasan pembentukan kembali negara-negara Eropa pasca-perang. Namun, saat Perang Dingin berlangsung, Yalta justru menjadi subjek kontroversi yang cukup intens.

Konferensi Yalta menghasilkan tiga kesepakatan utama, yaitu pembentukan organisasi nasional sebagai penjamin perdamaian, penyerahan Jerman tanpa syarat kepada Sekutu, dan rencana penyelenggaraan konferensi pembentukan PBB di San Fransisco pada 25 April 1945.

Enam konferensi tadi mengingatkan semua orang, bahwa sebenarnya tidak ada satu pun orang yang menginginkan terjadinya perang. Jikalau itu sudah menjadi masalah yang berlarut-larut, para petinggi atau pemimpin negara yang sedang berperang akan terus mengadakan konferensi hingga perang dapat diselesaikan secara damai.

Baca Juga: 6 Serial Dokumenter Perang Dunia II di Eropa yang Punya Kisah Menarik

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya