6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinak

Apakah kamu sudah pernah ke sini?

Menjadi salah satu destinasi wajib saat mengunjungi Kepulauan Derawan, danau Kababan memang menyimpan pesona alam yang unik dan tidak bisa dijumpai di lokasi lain di Indonesia. Danau berkedalaman mencapai 11 meter tersebut terkenal sebagai surganya ubur-ubur jinak alias ubur-ubur yang tidak bisa menyengat.

Nah, bagi kamu yang sudah berkunjung ke danau Kakaban ataupun belum, penasaran gak sih tentang sejarah terbentuknya danau ini hingga menjadi rumah yang nyaman bagi populasi ubur-ubur jinak tersebut?

Yuk, simak bahasan berikut untuk memperkaya wawasan kamu.

1. Terbentuk kurang lebih 1-2 juta tahun yang lalu

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/mazayagalva

Menurut jurnal yang ditulis oleh oleh Dr. Anugerah Nontji dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI tahun 2017, danau Kakaban terjadi akibat munculnya atol atau pulau karang berbentuk cincin dan berukuran sempit yang menyembul ke permukaan laut.

Kemunculan atol tersebut kemudian membentuk sebuah danau atau laguna di tengah pulau. Proses ini diperkirakan terjadi pada 1-2 juta tahun yang lalu.

2. Atol atau pulau karang mengalami pengangkatan setinggi 40-60 meter

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/nizarnizar

Adanya aktivitas geologi dan ekologi yang kompleks pada pesisir timur Kalimantan, membuat atol tersebut perlahan mengalami pengangkatan setinggi 40-60 meter. Peristiwa itu berdampak pada terperangkapnya air laut di tengah atol yang tak bisa keluar lagi. Air laut yang terjebak selama jutaan tahun itulah yang kini dikenal sebagai danau Kakaban.

3. Ubur-ubur mengalami evolusi dan adaptasi hingga daya sengatnya hilang

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/nusantari_

Air laut yang terjebak di danau Kakaban rupanya dihuni beragam biota laut, salah satunya ubur-ubur. Karena terisolasi dalam danau di tengah pulau selama jutaan tahun, ubur-ubur pun berevolusi dan beradaptasi terhadap lingkungan air danau yang semakin lama berubah dari air laut menjadi air payau karena bercampur dengan air hujan.

Karakteristik fisik ubur-ubur mengalami perubahan yang membedakannya dengan ubur-ubur yang hidup bebas di lautan. Tak adanya predator yang memangsa ubur-ubur dan melimpahnya sumber makanan di danau Kakaban, membuat kelenjar nematosis atau kelenjar sengat pada ubur-ubur mengalami reduksi sehingga tak mempan lagi sebagai senjata untuk menyengat mangsanya.

Baca Juga: 3 Tempat Snorkeling Indah di Kerajaan Ubur-ubur Jinak 

4. Ada empat jenis ubur-ubur di danau Kakaban

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/amanda_johnst75

Setidaknya ada empat spesies ubur-ubur yang bisa kamu jumpai di danau Kababan, yaitu ubur-ubur bulan (Aurelia aurita), ubur-ubur totol (Mastigias papua), ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora), dan ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata).

5. Masing-masing jenis ubur-ubur memiliki ciri khas

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/meniksuyani

Dari keempat spesies tersebut, ubur-ubur totol berwarna bening dan coklat kekuningan menjadi populasi terpadat di danau Kakaban. Sedangkan ubur-ubur bulan berwarna bening transparan dengan motif daun semanggi di ujung tudungnya menjadi spesies dengan ukuran paling besar.

Ubur-ubur kotak menjadi jenis ubur-ubur dengan ukuran paling kecil. Meski bertubuh kecil, jika kelenjar nematosisnya masih berfungsi normal, ubur-ubur kotak menjadi ubur-ubur dengan sengat paling mematikan.

Spesies terakhir dan yang paling unik adalah ubur-ubur terbalik. Disebut terbalik karena tudungnya berada di bawah, sedangkan tentakelnya berada di atas. Spesies ini menjadi jenis ubur-ubur yang terspesialisasi karena hanya hidup di dasar perairan.

6. Danau Kakaban sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah

6 Fakta Unik tentang Sejarah Danau Kakaban dan Ubur-ubur Jinakinstagram.com/ms.petualang

Demi menjaga keberadaan ubur-ubur sebagai biota endemik, pemerintah Kabupaten Berau telah menetapkan danau Kakaban yang masuk wilayah Kecamatan Maratua sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah melalui SK Bupati Berau No. 516 Tahun 2013 tanggal 2 September 2013. Hal tersebut sebagai upaya melindungi potensi kekayaan alam dan pesona wisata di timur pulau Kalimantan tersebut dari kerusakan dan kepunahan.

Nah, sekarang jadi gak penasaran lagi kan kenapa banyak ditemukan ubur-ubur tanpa sengat di danau Kakaban? Bagi kamu yang berniat mengunjungi destinasi wisata ini, wajib menaati peraturan yang berlaku di kawasan konservasi, ya!

Baca Juga: Danau Tambing, Destinasi Wisata Milenial yang Berdaya Saing

Intan Deviana Photo Verified Writer Intan Deviana

Suka jalan-jalan, suka foto-foto, suka nulis :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya