5 Fakta Unik Cara Menyembelih Kerbau dalam Upacara Adat Toraja

Bikin merinding sih 

Kerbau merupakan hewan yang penting bagi masyarakat Toraja selain babi karena selain nilai ekonomisnya yang relatif tinggi, juga merupakan hewan yang digunakan dalam proses penyelenggaraan upacara adat.

Hewan yang memiliki tanduk 2 dan dilabeli dengan harga puluhan hingga ratusan bahkan ada yang menyentuh milyaran ini, biasanya dikurbankan dalam proses upacara adat Rambu Solo' atau upacara adat kematian.

Dalam menyembelih kerbau, masyarakat Toraja menggunakan cara yang tak lazim seperti yang dilakukan oleh orang pada umumnya. Algojo yang bertugas menyembelih kerbau disebut pa'tinggoro tedong. Sedangkan proses menyembelih kerbau disebut ma'tinggoro tedong.

Tedong merupakan bahasa Toraja untuk kerbau, ma'tinggoro adalah sebutan untuk aktivitas menebas leher dan pa'tinggoro merujuk kepada oknum yang bertugas untuk menyembelih kerbau. Istilah ini hanya berlaku untuk penyembelihan kerbau.

Sedangkan untuk menyembelih babi disebut ma'tobok bai, ma'tobok = menusuk dengan pisau dan bai = babi. Untuk menyebelih anjing menggunakan istilah ma'pa'tong asu, ma'pa'tong = memukul (bagian kepala), asu = anjing.

Nah, berikut 5 fakta unik dari proses menyembelih kerbau atau ma'tinggoro tedong dalam upacara adat di Toraja. Yuk, baca artikel selengkapnya di bawah ini.

1. Kerbau disembelih dengan cara ditebas lehernya menggunakan parang pada saat masih berdiri

5 Fakta Unik Cara Menyembelih Kerbau dalam Upacara Adat TorajaUnsplash.com/Moroz Monika

Proses penyembelihan kerbau dilakukan dengan posisi hewan sedang berdiri dan lehernya terangkat keatas karena tali yang mengikat hidungnya ditarik oleh algojo. Ketika dirasa sudah pada posisi yang pas, algojo akan segera menebaskan parang ke arah leher kerbau dengan cepat.

Setelah menebas leher kerbau, algojo tetap di posisinya sambil memegang tali hidung kerbau tersebut dan mengendalikannya agar tidak meronta-ronta atau berlari ke kerumunan pelayat maupun ke tempat duduk para warga yang berdatangan.

Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, terkadang untuk mencegah agar kerbau nantinya setelah ditebas lari ke kerumunan warga, biasanya kaki kerbau diikat terlebih dahulu ke sebuah pohon atau kayu atau batu yang ditanam dengan kuat.

2. Dilakukan di depan umum sehingga siapapun jika berani dapat melihatnya

5 Fakta Unik Cara Menyembelih Kerbau dalam Upacara Adat TorajaUnsplash.com/Le Tan

Proses penyembelihan kerbau biasanya dilakukan di tengah halaman rumah tempat upacara adat berlangsung. Dengan demikian, siapapun dapat menonton proses penyebelihan kerbau tersebut termasuk anak-anak.

Darah dari hewan tersebut biasanya juga dibiarkan tergenang sampai membeku hingga hilang sendiri tanpa dibersihkan. Akibatnya, genangan darah tersebut menghasilkan bau yang tidak sedap dicium. Terkadang, beberapa warga akan menaburi genangan darah hewan tersebut dengan garam dengan alasan agar poppo' atau batitong/parakang tidak datang dan menghisap darah tersebut.

3. Parang yang digunakan bukan sembarang dan diperlakukan dengan khusus

Setiap algoji biasanya memiliki parang khusus untuk menyebelih kerbau dan tidak digunakan untuk tujuan lain, apalagi memotong sayur, daging atau kayu bakar. Parang tersebut juga dirawat dengan hati-hati dan senantiasa diasah agar tetap tajam.

Parang tersebut biasanya disebut dengan sebutan la'bo dualalan dan memiliki gagang yang dihias dengan ukiran khas Toraja. Dewasa ini, penulis seringkali melihat parang yang digunakan untuk menyembelih kerbau kebanyakan sudah agak rusak sedikit di bagian matanya.

Baca Juga: Unik tapi Memang Ada! 10 Tradisi Kehamilan Keluarga Kerajaan Inggris

4. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi algojo bila kerbau langsung tumbang sekali tebas

5 Fakta Unik Cara Menyembelih Kerbau dalam Upacara Adat TorajaPixabay.com/Sasint

Karena dilakukan di depan umum, tentunya algojo akan merasa senang jika kerbau yang ditebasnya langsung tumbang seketika setelah parang melewati leher hewan tersebut, apalagi jika tidak ada tanda yang menunjukkan kerbau tersebut melawan.

Berdasarkan pengalaman penulis yang dari kecil menyaksikan proses pemyembelihan kerbau, biasanya algojo cukup menebas leher kerbau sekali saja untuk membuatnya tumbang dan mati.

5. Terkadang ada praktik sihir yang mengakibatkan kerbau tetap hidup padahal seharusnya sudah mati

5 Fakta Unik Cara Menyembelih Kerbau dalam Upacara Adat TorajaPexels.com/Pixabay

Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, terkadang pada proses penyembelihan kerbau tidak berjalan dengan semestinya karena ada oknum yang memanfaatkan ilmu sihirnya untuk membuat kerbau tersebut tetap hidup bahkan meronta-ronta meski sudah cukup lama sejak ditebas.

Proses penyembelihan kerbau juga tak hanya menjadi ajang pamer algojo tapi juga bagi yang mempunyai jimat untuk mengetes kemampuannya. Bahkan penulis sendiri pernah mendengar cerita dari berbagai warga di bahwa pernah ada kerbau yang sudah dikuliti namun bangkit dan berdiri kembali.

Nah, dari 5 fakta unik di atas, yang mana nih yang menurutmu menarik? Yuk bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini. Jika kamu ingin berkomentar, penulis sangat menyarankan agar kamu tetap menghargai tradisi masyarakat Toraja dalam menyembelih hewan. 

Baca Juga: 7 Fakta Kebudayaan Suku Batak Ini Bikin Kamu Ingin Liburan ke Sana!

Irvin Pabane Photo Verified Writer Irvin Pabane

Part of @pk189 LPDP RI || Soli Deo Gloria || Belajar Sepanjang Hayat || Baca tulisan lainnya di linktr.ee/irvinpabane

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya