Jangan Membenci, Ini 4 Fakta Emosi Mempengaruhi Kesehatanmu!

#SainSeru Penyakit fisik bisa berawal dari penyakit hati lho

Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menuliskan sebuah penelitian menakjubkan pada tahun 1974 yang menceritakan sebuah temuan di Laboratorium School of Medicine and Dentistry, University of Rochester.

Penelitian tersebut menulis ulang peta biologis tubuh. Robert Ader, seorang ahli psikologi menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh kita seperti halnya otak, mampu belajar.

Temuan Adert ini menunjukkan betapa jalur biologis yang membuat otak, emosi dan tubuh itu tidak terpisah, melainkan terjalin dengan erat! Inilah kemudian yang membuktikan dan dijadikan dasar sebab-sebab beberapa kasus kesehatan kita yang terganggu karena emosi yang tidak mampu ter-manage dengan baik.

Simak yuk mengapa emosi bisa berpengaruh pada kesehatan!

1. Emosi itu mengandung racun!

Jangan Membenci, Ini 4 Fakta Emosi Mempengaruhi Kesehatanmu!Unsplash/prettydrugthings

Dr. Camran Nezhat seorang ahli bedah laparoskopi ginekologi yang terkenal dari Stanford University berkata:

"Seandainya seseorang yang telah dijadwalkan untuk dioperasi berkata kepada saya bahwa ia sedang panik dan tak mau dioperasi pada hari itu, saya membatalkan jadwalnya."

Menurut Nezhat, setiap ahli bedah mengetahui bahwa orang yang sangat takut, hasil operasinya akan sangat kacau. Ia mengalami perdarahan hebat, lebih mudah terkena infeksi dan komplikasi. Dan, memakan waktu lama untuk sembuh. Jauh lebih baik apabila ia tenang.

Alasannya amat jelas, panik dan cemas meningkatkan tekanan darah, dan pembuluh darah melebar akibat meningkatnya tekanan darah ini, sehingga akan mengeluarkan banyak darah apabila dipotong. Perdarahan hebat adalah salah satu komplikasi yang mengkhawatirkan saat operasi. Bahkan menyebabkan kematian.

2. Amarah, cemas dan depresi = bunuh diri

Jangan Membenci, Ini 4 Fakta Emosi Mempengaruhi Kesehatanmu!Unsplash/kj2018

Daniel Goleman juga menyebutkan dalam bukunya bahwa orang yang mengalami kecemasan kronis, mengalami periode kesedihan dan pesimisme yang berkepanjangan. Juga ketegangan dan sifat permusuhan yang tak kunjung reda.

Bahkan sinisme dan kecurigaan yang tak putus-putus. Hal-hal tersebut ternyata berisiko dua kali lipat terserang penyakit (asma, artritis, sakit kepala, tukak lambung dan penyakit jantung), yang masing-masing merupakan kategori penyakit utama dan paling banyak diderita orang.

Tingginya risiko ini menjadikan emosi negatif menjadi sama beracunnya dengan rokok, alkohol dan kolesterol tinggi yang sangat beresiko dan menjadi sebab penyakit jantung.

Baca Juga: Tetap Bahagia Meski Depresi, Ini 12 Masalah yang Pasti Kamu Pahami!

3. Stres berlebihan berdampak pada sistem imun

Jangan Membenci, Ini 4 Fakta Emosi Mempengaruhi Kesehatanmu!Unsplash/keemibarra

Daniel Goleman menuturkan hasil studi ilmiah dari beberapa peneliti dalam bukunya Emotional Intelligence bahwa pada tahun 1993 ada penelitian mendalam tentang hubungan stres dan penyakit.

Bruce McEwen, seorang ahli psikologi dari Yale, mencatat adanya spektrum yang lebar dari hubungan stres dan penyakit. Yaitu terganggunya fungsi kekebalan sampai ke titik yang dapat mempercepat penyebaran kanker, meningkatnya kerawanan terhadap virus, menguatnya pembentukan plak yang dapat mengakibatkan aterosklerosis dan penggumpalan darah, memicu diabetes tipe I serta memperburuk atau memicu serangan asma.

Stres juga dapat menyebabkan luka radang usus besar dan penyakit radang usus. Otak juga rawan terhadap efek stres jangka panjang yang berlangsung terus menerus termasuk kerusakan hipokampus, sehingga ingatanpun jadi rusak.

Serem kan!

4. Depresi menyebabkan banyak gangguan medis

Jangan Membenci, Ini 4 Fakta Emosi Mempengaruhi Kesehatanmu!Unsplash/claudiasoraya

Depresi, baik secara langsung atau tidak ternyata memperlihatkan dampak buruk pada penderitanya, sehingga harus ditangani secara medis.

Salah satu kesulitan mengobati depresi pada pasien medis adalah gejala-gejalanya, termasuk penurunan nafsu makan dan semangat hidup yang akan berdampak pada metabolisme tubuhnya dan berbuntut pada kesembuhannya.

Goleman menulis dalam bukunya bahwa gejala-gejala kurangnya nafsu makan, turunnya semangat hidup kadang dengan mudah disalahartikan sebagai tanda-tanda penyakit lain, khususnya oleh dokter yang kurang memperhatikan diagnosis psikiatri.

Penelitian mengenai transplantasi sumsum tulang yang dikutip dari James Strain Cost Offset from a Psychiatrict Consultation-Liaison Intervention with Ederly Hip Fracture Patienst dalam American Journal Psychiatry 148 (1991) menyebutkan bahwa di antara 100 pasien yang telah menerima transplantasi sumsum tulang, 12 dari 13 orang yang mengalami depresi meninggal dalam waktu satu tahun pertama sesudah transplantasi dilakukan. Sementara 34 orang dari 87 sisanya masih hidup hingga dua tahun kemudian.

Nah, ada begitu banyak fakta penting yang harus kita perhatikan soal emosi negatif. Bagaimanapun, marah, cemas dan kesedihan berlebihan bahkan hingga menyebabkan depresi akan mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Tentu kita tidak mau kan terhinggapi resiko penyakit-penyakit seperti di atas?

Jadi, yuk sebarkan energi positif dan hindarilah memelihara emosi negatif dalam tubuh kita jika ingin sehat hingga akhir hayat!

Stay positive!

Baca Juga: 9 Gangguan Kecemasan yang Sering Dialami dan Ini Solusinya

Jihan Mawaddah Photo Writer Jihan Mawaddah

Knowledge seeker

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya