5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilang

Ada yang masih sering diliput media sampai sekarang

China adalah salah satu negeri di dunia yang memiliki sejarah yang begitu kaya sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Era dinasti-dinasti besar yang terkenal, misalnya Ming, membuat Negeri Tirai Bambu ini terkenal akan seni dekorasi vas bewarna putih dan biru. Kamu mungkin sudah tahu seperti apa rupanya, bukan? 

Di sisi lain, China memiliki lebih banyak kebudayaan sebelum zaman kekuasaan dinasti besar tersebut. Beberapa kebudayaan yang ditemukan bahkan membuka lembaran baru dalam sejarah kuno China yang selama ini dianggap hilang. Sebab ada pihak lain yang berhasil menguasai seluruh daratan negara tersebut dan menanamkan pengaruhnya yang jauh lebih dominan.

Berikut ini ulasan mengenai beberapa kebudayaan China yang sangat jarang atau mungkin tidak pernah didengar oleh kebanyakan orang. Apa saja, ya, kira-kira?

1. Kebudayaan Sanxingdui

5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilangpatung perunggu Sanxingdui (ancientpages.com)

Kebudayaan Sanxingdui yang dulu berlokasi di dekat Sungai Minjiang, Provinsi Sichuan, kemungkinan sudah tumbuh sejak tahun 1600 SM. Komunitas di sana berkembang dan membangun sebuah kota khusus yang diperkuat dengan tembok yang mungkin berfungsi untuk menahan derasnya arus sungai.

Orang-orang Sanxingdui memiliki kesenian eksklusif yang bahkan tidak umum dijumpai di daratan China. Patung serta topeng raksasa dari tembaga atau emas yang "aneh" dan sangat awet merupakan salah satu peninggalannya yang hingga kini terus ditemukan oleh arkeolog. Di sisi lain, tidak begitu banyak yang dapat diketahui dari Sanxingdui karena kebudayaan misterius ini tidak mempunyai bahasa tertulis. 

Berdasarkan catatan Dinasti Zhou, pernah terjadi dua kali gempa bumi yang berlokasi dekat Sanxingdui pada abad ke-11 SM. Bencana alam tersebut diyakini membubarkan Kebudayaan Sanxingdui. Masyarakatnya kemudian pindah ke daerah lain. Sebelum pergi, mereka menimbun seluruh kebudayaan materialnya yang baru ditemukan kembali pada abad ke-20. 

2. Kebudayaan Longshan

5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilangtembikar hitam Longshan (pixabay.com/dingxiaoyou)

Longshan adalah sebuah peradaban kuno yang sudah ada sejak Zaman Neolitikum di Provinsi Shandong (sebelah timur laut daratan China). Diyakini tumbuh sejak tahun 3000 SM, kebudayaan ini juga dijuluki "Kebudayaan Tembikar Hitam" karena produksi tembikarnya yang sangat khas. 

Penduduk setempat mengalami perkembangan dan menciptakan peralatan pertanian yang lebih maju, struktur politik, dan sistem sosial masyarakat. Di makam-makam kuno Longshan juga didapati ukiran giok, berbagai barang mewah, dan tengkorak binatang. Benda-benda ini dipercaya sebagai lambang kekayaan dan status sosial orang yang sudah meninggal. Penemuan observatorium kuno untuk mengamati angkasa menjadi bukti lain kemampuan berpikir orang-orang di sana yang sangat superior pada waktu itu. 

Akan tetapi, satu hal yang paling populer dari Kebudayaan Longshan adalah tembikar bewarna hitam. Komoditas mewah ini hanya dimiliki oleh golongan elite dan kemungkinan digunakan dalam ritual.

Produk-produk Longshan semakin modern dan bervariasi ketika memasuki Zaman Perunggu. Namun, hal ini menyebabkan Longshan membentuk sebuah kebudayaan baru yang diyakini menjadi salah satu cikal bakal terbentuknya suatu dinasti besar di China nantinya. 

Baca Juga: 5 Kebudayaan yang Hilang di Asia Tengah, Ternyata Sangat Berpengaruh!

3. Kebudayaan Hemudu

5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilangmonumen kuno Hemudu (mapio.net)

Kebudayaan primitif Hemudu dimulai sejak 6000 atau 7000 tahun yang lalu dan berpusat di Provinsi Zhejiang. Masyarakat di sana meninggalkan banyak sekali "artefak" yang selamat hingga hari ini, mulai dari bahan pangan hingga barang ritual keagamaan yang salah satunya adalah totem.

Penemuan sisa-sisa beras jenis indica di situs Hemudu merombak sejarah yang selama ini diketahui bahwa India adalah penghasil beras Asia yang pertama. Setelah adanya penemuan tersebut, Oryza sativa (beras Asia) dinyatakan dibudidayakan pertama kali di China, khususnya oleh para petani kuno Hemudu.

Masyarakat di sana pun mengembangbiakkan hewan ternak secara besar-besaran. Hal ini  terbukti dari penemuan tulang belulang hewan ternak dan beberapa spesies yang sudah punah. Ketergantungan Hemudu pada pertanian dan peternakan tersebut kemungkinan membawa pengaruh kepada seni gerabah mereka yang sering dihiasi dengan motif hewan dan tumbuhan. 

4. Kebudayaan Liangzhu

5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilangornamen Liangzhu dari batu nefrit/giok (metmuseum.org)

Kebudayaan Liangzhu tumbuh dengan subur di Provinsi Jiangshu dan Zhejiang di pantai timur China sejak sekitar tahun 3300 SM. Kebudayaan Neolitikum ini adalah salah satu komunitas yang pertama kali memproduksi barang-barang dari batu giok untuk keperluan ritual atau persembahan. 

Meskipun tidak memiliki sistem bahasa tertulis maupun naskah kuno, masyarakat Liangzhu dipastikan sangat bergantung pada giok dalam membuat bi (artefak berbentuk lingkaran) dan cong (semacam wadah berbentuk tabung). Keduanya sangat krusial dalam ritual kuno mereka.

Di sisi lain, Liangzhu diyakini pernah membangun istana megah yang hancur pada sekitar tahun 2250 SM kemungkinan karena banjir besar. Bencana ini juga dipercaya merontokkan pengaruh Kebudayaan Liangzhu secara keseluruhan, tapi masih meninggalkan banyak artefak giok yang tertimbun selama ribuan tahun.

5. Kebudayaan Majiayao

5 Kebudayaan Misterius di China, Bagian dari Sejarah yang Hilangkeramik neolitik Majiayao (metmuseum.org)

Kebudayaan yang sudah berdiri sejak tahun 3300 SM ini berdomisili di sebagian Provinsi Gansu, Qinghai, dan Ningxia. Komunitas Majiayao sangat bergantung kepada agrikultur dan peternakan sebagai komoditas perdagangan dan ekonomi. 

Namun, satu hal yang paling terkenal dari kebudayaan ini adalah seni gerabah keramik berhias yang menjadi salah satu sumbangsih terpenting bagi warisan seni China kuno. Tembikar Neolitikum Majiayao memiliki hiasan dengan pola-pola spiral dan geometris, yang umumnya khas bewarna hitam atau merah.

Diketahui pula bahwa gerabah ini diproduksi secara besar-besaran di banyak pusat pembuatan kerajinan. Hal ini secara tak langsung mengimplikasikan bahwa terdapat banyak perajin profesional di Majiayao. 

Seiring waktu, Kebudayaan Majiayao pada akhirnya digantikan oleh kebudayaan lainnya yang menanamkan pengaruh lebih besar. Meskipun itu, peneliti meyakini bahwa pamor gerabah yang mencapai masa kejayaannya di Zaman Neolitikum tetap terjadi pada era Majiayao.

Berdasarkan lima kebudayaan yang telah diulas tersebut, China memiliki kekayaan historis yang jarang, belum, atau tidak pernah dibuka ke dunia. Tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada lebih banyak kebudayaan yang ditemukan mengingat negara itu sangat gencar dan cukup fanatik dalam hal arkeologi. Memang tidak dapat dimungkiri bahwa negara ini pantas bangga karena betapa beragamnya komunitas dan identitas di sana sejak zaman purbakala. 

Baca Juga: Sejarah Jurnalis Investigasi Perempuan pada Pergantian Abad ke-20

Juan A. Soedjatmiko Photo Verified Writer Juan A. Soedjatmiko

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan informasi atau kata dalam artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya