Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum Ottoman

Ada situs bernama Hagia Sophia yang lainnya!

Ketika mendengar sebuah kerajaan atau kesultanan yang pernah ada di Turki, mungkin yang sering terdengar adalah Turki Utsmaniyah atau yang umumnya dikenal sebagai Kesultanan Ottoman, kan? Tentu tidak salah kalau itu yang paling terkenal karena Kesultanan Ottoman sangat panjang umurnya dan menjadi salah satu kekaisaran Islam terbesar di dunia.

Sebetulnya, di area geografis Turki, yang biasanya juga disebut Asia Kecil, pernah terdapat beberapa kerajaan di peradaban yang lebih lama lagi yang juga ikut berperan serta dalam pembentukan sejarah dan wilayah negara Turki masa kini. Penasaran apa saja kerajaan-kerajaan tersebut? Mari simak daftar berikut ini! 

1. Kerajaan Het

Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum OttomanHattusa (www.livius.org)

Bangsa Het adalah bangsa kuno dan penduduk asli yang tinggal di wilayah Anatolia, yang sekarang di Turki. Peradaban monarki bangsa Het dapat dibagi menjadi 2 era, yaitu "Kerajaan Tua" dan "Kerajaan Baru". Kota Hattusa, yang nantinya menjadi ibukota kerajaan, ditemukan oleh bangsa Het pada tahun 2500 Sebelum Masehi.

Kerajaan Tua Het berdiri sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi setelah kota Hattusa diambil alih dan dikuasai oleh orang Het. Akan tetapi, kerajaan akhirnya bubar dan terpecah belah karena konflik internal kerajaan dan pemberontakan di berbagai wilayah. Sejarah Kerajaan Baru Het dimulai setelah Raja Suppiluliuma I naik tahta pada tahun 1344 Sebelum Masehi. Pada era baru ini, kerajaan berhasil memperluas wilayah dengan mengalahkan sebuah musuh bebuyutan, yaitu Kerajaan Mitanni, dan menggagalkan serangan dari Kerajaan Mesir Kuno.

Akan tetapi, Kerajaan ini akhirnya gagal mempertahankan wilayahnya dari serangan musuh lain, yaitu bangsa Assyria. Kota Hattusa akhirnya dijajah pada tahun 1190 Sebelum Masehi dan dikuasai oleh bangsa Assyria, yang menandakan berakhirnya peradaban bangsa Het. Sebuah peninggalan Kerajaan Het adalah tembok pertahanan kuno yang masih berdiri di kota Hattusa sampai sekarang. 

2. Kerajaan Lydia

Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum OttomanBin Tepe (www.livius.org)

Lydia adalah wilayah yang berada di barat Turki yang semakin makmur karena wilayah yang subur, berada di posisi yang strategis dalam hal perdagangan, dan kaya akan sumber daya alam seperti emas dan perak. Oleh karena itu, pada akhirnya wilayah Lydia mampu berdiri menjadi kerajaan independen mulai dari abad ke 7 Sebelum Masehi, dengan Dinasti Mermand adalah satu-satunya yang memerintah. 

Kerajaan Lydia, yang beribukota di Sardis, semakin besar dan makmur pada era pemerintahan Raja Croesus mulai dari tahun 560 Sebelum Masehi. Pada era Croesus, kerajaan berhasil memperluas wilayah dengan menguasai beberapa kota Yunani di pantai barat dan daratan Turki sampai ke Sungai Kizilirmak di timur. Kerajaan Lydia juga dianggap sebagai salah satu negara di dunia yang pertama kali mencetak koin.

Perluasan wilayah kerajaan gagal setelah Raja Cyrus II dari Persia, sekaligus pendiri Kerajaan Akhemeniyah, berhasil mengalahkan tentara Croesus pada tahun 546 Sebelum Masehi dan kemudian menjajah tanah Lydia. Peninggalan Kerajaan Lydia yang masih ada di Sardis adalah Bin Tepe, gundukan tanah/tumuli yang menjadi makam raja-raja Lydia. 

Baca Juga: 5 Kerajaan Besar di Timur Tengah Sebelum Islam, Ada yang Tahu?

3. Kerajaan Pontus

Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum OttomanMakam Kerajaan Pontus (www.livius.org)

Kerajaan Pontus didirikan oleh Raja Mithridates I dari Dinasti Mithridatik pada tahun 281 Sebelum Masehi. Kerajaan yang berada di daratan Turki dan wilayah Anatolia ini dipimpin oleh dinasti dari Persia, sedangkan bahasa resminya adalah bahasa Yunani karena mendapat banyak pengaruh dari Yunani.

Maka dari itu, terjadilah asimilasi dalam beberapa hal, salah satunya dalam bidang agama. Kepercayaan kerajaan Pontus adalah sinkretisme yang memadukan dewa-dewi lokal Anatolia dan Persia, serta politeisme Yunani Kuno.

Kerajaan ini biasanya dapat dibagi menjadi dua kawasan yang berbeda, yaitu kawasan pesisir dan daratan pedalaman. Wilayah pesisir sangat kaya akan perikanan, hasil kayu, dan buah zaitun.

Selain itu, wilayah pesisir juga didominasi oleh kota-kota Yunani seperti Sinope, yang nantinya menjadi ibukota baru kerajaan. Daerah pedalaman kaya akan besi, tembaga, seng, dan timah, serta terdapat kota Amasya yang merupakan ibukota pertama Kerajaan Pontus.

Keuntungan dan kekayaan alam tersebut dapat dinikmati kerajaan ketika Raja Mithridates IV naik tahta. Namun, semuanya berakhir ketika Republik Romawi menjajah Kerajaan Pontus pada tahun 63 Sebelum Masehi. Makam raja-raja Pontus yang berada di lereng perbukitan kota Amasya masih selamat hingga kini. 

4. Kerajaan Commagene

Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum OttomanGunung Nemrut (pixabay.com/katja)

Kerajaan Commagene yang berdiri pada tahun 163 Sebelum Masehi telah mendapat banyak pengaruh dari Yunani, Armenia, dan Persia sejak lama. Pendiri kerajaan ini, Ptolemaeus, awalnya adalah seorang gubernur di wilayah Commagene, salah satu provinsi Kekaisaran Seleucid. Ketika kekaisaran tersebut mulai mengalami kemunduran, Ptolemaeus mendirikan kerajaan independen dan menjadikan Samosata sebagai ibukotanya.

Raja-raja selanjutnya berperan dalam memperkokoh pertahanan ibu kota dan mendirikan kota-kota besar, meskipun sering juga berkonflik dengan negara-negara sekitarnya. Ketika Antiochus I Theos naik tahta, kerajaan lebih stabil dan terhindar dari serangan luar negeri. Ia juga memajukan kota-kota kerajaan dan sistem adminstrasi, serta membawa Kerajaan Commagene mencapai puncaknya dalam bidang budaya dan ekonomi. Setelah era Antiochus I, kerajaan masih kaya meskipun semakin "dicampuri" oleh bangsa Romawi.

Pada suatu titik, pernah terjadi suatu konflik antara Roma dan Kerajaan Commagene. Konflik mereda saat raja terakhir, Antiochus IV, menyerah secara damai dan pindah ke kota Roma meninggalkan kerajaan.

Pada akhirnya, Kerajaan Commagene dibubarkan pada tahun 72 Setelah Masehi dan dijadikan provinsi bagian dari Kekaisaran Romawi. Meski sudah bubar, Kerajaan Commagene masih diingat karena sebuah situs di Gunung Nemrut yang menjadi lokasi banyak patung, relief, dan reruntuhan bangunan dari zaman Raja Antiochus I Theos.   

5. Kekaisaran Trebizond

Sering Dilupakan, 5 Monarki Kuno di Turki Sebelum OttomanHagia Sophia Trabzon (pixabay.com/Servettorer)

Trebizond pada awalnya adalah sebuah kota semi-otonom Kekaisaran Byzantium. Ketika kekaisaran mengalami perpecahan dan kemunduran karena Konstantinopel dijarah pada tahun 1204, dua bersaudara Alexios dan David yang merupakan keturunan Kaisar Andronikos I dari Byzantium kabur ke daratan Turki dan mengambil alih Trebizond di pesisir Laut Hitam. Di sana, Alexios mendirikan kekaisaran baru dan mendeklarasikan diri sebagai Kaisar Alexios I Megas Komnenos. 

Sepanjang perjalanan, Kekaisaran Trebizond, yang bersekutu dengan Kerajaan Georgia, bersaing berat dengan Kekaisaran Nicaea dan Turki Seljuk dalam hal perluasan wilayah. Kedatangan bangsa Mongol membantu memperkaya Kekaisaran Trebizond karena Jalur Sutera pernah melewati Trebizond setelah tentara Mongol mengalahkan Kerajaan Georgia, Turki Seljuk, dan menguasai kota Baghdad.

Setelah perpecahan Kekaisaran Mongol, Trebizond kembali ke masa-masa sulit karena serangan dari luar negeri dan konflik internal. Namun, kekaisaran pernah kembali ke "masa keemasan" setelah kaisar Alexios III dapat mempertahankan Trebizond sebagai pusat perdagangan dan menjalin banyak diplomasi.

Kekaisaran kembali terancam setelah kekuatan lainnya, Kekaisaran Ottoman, berkembang sangat cepat dan menggerakan koalisi raksasa menuju Yunani dan Trebizond. Konstantinopel jatuh pada tahun 1453, daratan Yunani pun dijajah, dan Trebizond berhasil dikuasai pada tahun 1461. Meskipun demikian, masih ada beberapa peninggalan Kekaisaran Trebizond yang berdiri, antara lain tembok kota dan beberapa gereja tua seperti Hagia Sophia Trebizond. 

 

Itulah beberapa kerajaan tua yang pernah ada di kawasan Asia Kecil. Sebenarnya, masih banyak sekali kerajaan yang pada masa lampau pernah ada di sana. Meskipun memang secara pengaruh dan wilayah tidak sebesar Kesultanan Ottoman, kerajaan-kerajaan tersebut masih berperan dalam pembentukan sejarah Turki. Semoga ini menambah pengetahuanmu dalam bidang sejarah, ya! 

Baca Juga: 6 Kerajaan Islam di India yang Kini Tinggal Sejarah, Sudah Tahu?

Juan A. Soedjatmiko Photo Verified Writer Juan A. Soedjatmiko

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan informasi atau kata dalam artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya