Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika Selatan

Nomor 5 paling terkenal sekaligus terakhir! #IDNTimesScience

Amerika Selatan populer dengan Festival Rio dan Sungai Amazon di Brazil, sepak bola, atau keindahan alam yang lainnya. Negara-negara modern di sana kebanyakan menggunakan bahasa Spanyol atau Portugis sebagai bahasa resmi karena pengaruh pos-kolonialisme. 

Sebelum kedatangan Bangsa Eropa, terdapat banyak peradaban kuno penduduk asli Amerika Selatan yang berkembang, bahkan ada yang sempat membentuk kerajaan. Apa saja monarki besar di sana sebelum era kolonialisme? Yuk, simak daftar berikut! 

Baca Juga: 5 Kota Kuno dan Istimewa di Afghanistan, Menyimpan Sejarah

1. Kekaisaran Tiwanaku

Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika SelatanTiwanaku, Bolivia (unsplash.com/David Torres)

Kekaisaran Tiwanaku berdiri pada awal abad ke-3 Masehi di dekat Danau Titicaca, area yang sebenarnya sudah ditinggali dan berkembang sejak beberapa abad sebelumnya. Di masa kejayaannya, wilayah monarki ini merentang dari pantai Peru sampai ke utara Chile.

Peradaban Tiwanaku yang terkenal akan seni dan arsitekturnya membawa pengaruh yang besar ke bangsa-bangsa penguasa selanjutnya. Salah satu mahakarya yang disegani dan terkenal adalah Kalasasaya, kompleks luas yang dimanfaatkan sebagai ruang publik sekaligus tempat ritual keagamaan.

Kemampuan memotong batu raksasa dengan rapi dan presisi, serta ukiran-ukiran batu berlukis merupakan bukti kemajuan dan kepandaian bangsa Tiwanaku. Selain itu, para pengrajinnya mampu menghasilkan banyak karya seni lainnya, antara lain tembikar, perhiasan, patung, dan tekstil berornamen.

Sayangnya, Kekaisaran Tiwanaku bubar pada sekitar tahun 1000 setelah diserang oleh bangsa Aymara. Tidak lama kemudian, Kota Tiwanaku akhirnya juga ditinggalkan kemungkinan karena kekeringan tanah yang parah. 

2. Kekaisaran Wari

Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika SelatanSitus arkeologi Pikillacta di Peru (worldhistory.org)

Peradaban Wari yang berlokasi di pesisir pantai dan dataran tinggi Peru, diyakini berkembang menjadi kekaisaran sejak sekitar abad ke-5 Masehi. Militer yang kuat, ekonomi yang stabil, dan pertanian yang maju merupakan beberapa alasan Kekaisaran Wari mampu memperluas wilayah dan bertahan cukup lama. 

Ibukota kekaisaran, Huari, berlokasi di kawasan yang subur dan makmur. Kota tersebut memiliki area pusat perajin keramik dan perhiasan. Beberapa bahan baku berharga dan impor, misalnya kerang-kerangan dan Spondylus ( sejenis moluska ), merupakan segelintir  bukti perdagangan yang maju di Huari.

Namun, keayaan kota ini sekaligus Kekaisaran Wari akhirnya berakhir karena kekeringan yang berkepanjangan pada abad ke-9 dan perpecahan wilayah hingga beberapa abad kemudian.

Sebuah peninggalan peradaban Wari yang paling terawat adalah Pikillacta yang penting dan berlokasi jauh dari ibukota. Penemuan dari situs kuno tersebut adalah kumpulan patung yang menggambarkan prajurit, tawanan, dan binatang puma yang terbuat dari tembaga, emas, atau batu semi mulia.  

3. Kerajaan Chimor

Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika SelatanSitus arkeologi Chan Chan di Peru (topworldimages.com)

Kerajaan Chimor di daerah utara Peru mulai mengalami perkembangan sejak abad ke-12 Masehi. Pada puncak kejayaannya, luas wilayah kerajaan mencapai 1300 kilometer persegi di sepanjang pantai bagian utara Peru. Beribukotakan di Chan Chan, kerajaan ini memiliki militer yang tangguh selain pertanian yang maju.

Ibukotanya yang makmur juga menjadi pusat perdagangan yang ramai dan pusat kesenian yang terbesar pada masanya di Amerika Selatan. Produsen perhiasan khas Chimor menggunakan banyak sekali barang atau bahan baku berharga, seperti emas, perak, cangkang Spondylus yang diimpor dari Ekuador, serta batu ambar dan zamrud dari Kolombia. Patung-patung berfigur manusia yang terbuat dari kayu juga banyak diproduksi pada masa peradaban ini.

Kerajaan Chimor harus berakhir ketika dikuasai oleh bangsa Inka pada tahun 1470. Akan tetapi, arsitektur, budaya, dan seni khas Chimor tetap lestari dan bahkan membawa pengaruh yang cukup besar ke peradaban Inka nantinya. 

4. Kerajaan Aymara

Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika SelatanSitus kuno Sillustani di Peru (ancient-origins.net)

Aymara adalah bangsa besar asli Amerika Selatan yang tinggal di Dataran Tinggi Altiplano, dekat dengan Danau Titicaca. Bangsa yang masih ada sampai hari ini terdiri dari banyak sekali suku yang pernah membentuk kerajaan independen, seperti Colla dan Lupaca. Kumpulan kerajaan kecil tersebut umumnya disebut sebagai Kerajaan Aymara.

Mata pencaharian bangsa ini utamanya adalah beternak binatang llama dan alpaka, serta budidaya kacang-kacangan, kentang, jagung, gandum, barley (sejenis biji-bijian), dan ullucu (tanaman endemik di sana). Kerajaan Aymara memang berakhir setelah penjajahan bangsa Inka pada abad ke-15 M, namun budaya dan bahasanya masih bertahan hingga detik ini.

Salah satu suku Aymara, Colla, memiliki peninggalan arkeologi Sillustani di Peru. Tempat tersebut sebenarnya adalah makam keluarga atau bangsawan yang secara fisik dirancang sesuai dengan budaya Aymara. 

5. Kekaisaran Inka

Semakin Jarang Dibahas, Ini 5 Monarki Prakolonial di Amerika SelatanKompleks Sacsayhuaman di Cusco, Peru (pixabay.com/informes)

Baca Juga: Tidak Hanya Mesir Kuno, Ini 5 Kerajaan Tua Lainnya di Afrika Utara

Apakah sudah tahu atau setidaknya pernah mendengar Machu Picchu? Keajaiban Dunia tersebut merupakan salah satu peninggalan terbesar peradaban Inka. Kekaisaran Inka sebenarnya merupakan perkembangan dari sebuah kerajaan kecil bangsa Inka yang hanya berpusat di Cusco, Peru. Ketika meningkat pesat hingga menjadi monarki raksasa, bangsa Inka menguasai wilayah mulai dari Kota Quito di utara sampai Santiago di selatan. 

Berdiri pada abad ke-15 Masehi, kekaisaran ini adalah yang terbesar dan terkuat di Amerika Selatan pada saat itu. Setelah berhasil menguasai beberapa bangsa lainnya, seperti Aymara dan Chimor, bangsa Inka memperoleh banyak keuntungan dalam aspek ekonomi, budaya, seni, arsitektur, dan lain-lain. Produksi barang-barang berharga, tekstil, kerajinan besi, dan keramik juga lebih unggul dari peradaban-peradaban sebelumnya. 

Yang sangat disayangkan, orang-orang Inka hanya bisa memperoleh segala kenikmatan tersebut dalam waktu yang singkat. Pada abad ke-16, bangsa Spanyol pimpinan Francisco Pizarro datang ke Amerika Selatan dan menaklukan Kekaisaran Inka. Selain faktor penjajahan, kekaisaran ini juga gagal bertahan karena pemberontakan internal dan epidemi yang dibawa oleh orang-orang Eropa. 

Beberapa peninggalan arsitektur dan seni bangsa Inka masih banyak yang selamat sampai sekarang. Selain Machu Picchu, terdapat Benteng Sacsayhuaman dan Kuil Coricancha yang dengan mudah ditemukan di Cusco. 

Nah, itulah lima peradaban kuno yang berhasil membentuk kerajaan atau kekaisaran di Amerika Selatan. Hal tersebut menjadi bukti betapa kayanya budaya penduduk asli di sana. Semoga informasi ini dapat menambah wawasanmu, ya!

Juan A. Soedjatmiko Photo Verified Writer Juan A. Soedjatmiko

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan informasi atau kata dalam artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya