5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusia

Emang pandemik nggak kenal ruang dan waktu ya.

Pandemik merupakan penyakit yang mewabah ke banyak wilayah negara, benua, atau bahkan seluruh dunia. Layaknya virus Corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok belakangan ini membuat banyak masyarakat panik. Virus tersebut sudah menjangkit beberapa orang luar Tiongkok seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Amerika, dan bahkan Australia.

Virus mematikan itu juga sudah memakan ratusan korban jiwa dan menjangkit ribuan orang. Oleh karena itu, organisasi kesehatan dunia, WHO menetapkan situasi darurat untuk virus tersebut. Lalu bagaimana wabah penyakit pandemik yang paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia? Berikut adalah penjelasannya.

1. Wabah Antonine

5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusiaancient.eu

Kini wabah tersebut biasa disebut dengan cacar. Gejala awalnya yaitu panas, radang mata, tenggorokan, batuk, diare, hingga muntah dan akhirnya muncul benjolan kecil-kecil pada kulit. Menurut sejarawan Yunani, Thucydides, wabah tersebut bermula dari Ethiopia kemudian menyebar melalui Libya dan Mesir hingga akhirnya sampai ke Yunani.

Wabah tersebut mengakibatkan sepertiga penduduk Athena saat itu meninggal dunia. Bahkan banyak pasukan militer yang menjadi korban, sehingga membuat pasukan Athena lemah selama perang Peloponnesia tahun 340 SM.Karena belum adanya sistem medis yang canggih, wabah tersebut merebak kembali pada abad pertama Masehi.

Dikabarkan pula sekitar 10 ribu orang meninggal di Konstantinopel akibat wabah tersebut. Tepatnya tahun 165 M sebanyak 5 juta pasukan Roma yang kembali dari kota itu tewas akibat wabah yang sama. Bahkan salah satu raja Romawi bernama Marcus Aurelius Antonius ikut menjadi korban. Lebih parah lagi pertengahan abad ke-3 Masehi dilaporkan bahwa 5000 orang meninggal setiap harinya di Roma.

2. Wabah Justinian

5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusiawikimedia.org

Wabah ini merebak pada masa pemerintahan Kaisar Justinian I antara tahun 541-544 Masehi. Diperkirakan berasal dari Ethiopia kemudin menyebar melewati Mesir, Palestina, di sekitar laut Mediterania sampai akhirnya ke Konstantinopel. Kini penyakit tersebut disebut sebagai pes. Gejalanya dimulai dengan panas demam.

Puncak wabah ini terjadi pada tahun 542 Masehi yang menewaskan sekitar 5000 jiwa dalam sehari di Konstantinopel dan ada pula yang mengklaim 10 ribu orang. Tiga tahun kemudian wabah berbahaya itu sampai ke belahan negara lain seperti Prancis Selatan, Lembah Iberia dan Rhine, Italia, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Kecil.

Hal itu sangat mempengaruhi tatanan sosial ekonomi bangsa barat. Salah satu yang paling mencolok adalah keruntuhan pemerintahan Kaisar Justinian serta kelaparan.

Baca Juga: Selain Pneumonia, Ini 7 Wabah Penyakit yang Pernah Menguasai Dunia

3. Black death (Kematian Hitam)

5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusiaforbes.com

Wabah ini dimulai tahun 1347 M hingga 1352 M dari Asia Kecil. Menurut ahli wabah mematikan tersebut berasal dari tentara tartar Janibeg Khan yang sedang mengepung wilayah Kaffa (kini Feodosya, Ukraina). Pengepungan tersebut ternyata gagal akibat pasukannya terkena penyakit mematikan. Beberapa ilmuwan menggambarkan gejalanya seperti panas, pingsan, hingga terjadi pembengkakan di seluruh tubuh.

Waktu itu, penduduk Kaffa sangat ketakutan sehingga membuatnya melarikan diri ke beberapa wilayah seperti Konstantinopel, Messina, dan Sisilia. Ada pula yang sampai ke Spanyol, Prancis, Jerman, Inggris, dan Norwegia. Sedangkan, pasukan tartar pada lari menuju Rusia dan India.

Baik penduduk Kaffa maupun pasukan tartar ikut menyebarkan wabah black death. Akibatnya, selama periode 1347-1350 seperempat penduduk Eropa meninggal. Wabah tersebut juga merebak kembali di abad ke-17 di Inggris, abad ke-18 di sebagian besar Eropa, dan abad ke-19 di China.

4. Flu Spanyol

5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusiawikimedia.org

Wabah ini pertama kali diidentifikasi bermula di Amerika Serikat dan Eropa hingga kemudian menyebar ke berbagai benua karena tidak adanya sistem isolasi layaknya kini. Menurut laman History, akibatnya bisa menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan sekitar 50 juta jiwa. Bahkan jumlah korban akibat flu Spanyol tersebut lebih banyak daripada korban perang dunia I.

Pasalnya flu dapat menginfeksi siapa saja seperti anak muda, tentara, dan bahkan raja Spanyol, Alfonso XIII dikabarkan terserang pula. Wabah flu tersebut baru berakhir pada musim panas tahun 1919. Penyebabnya mereka yang terinfeksi telah meninggal dunia dan beberapa sudah ada yang diberi obat kekebalan tubuh.

5. Wabah Kolera

5 Pandemik Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Umat Manusiabranobelhistory.com

Dilansir dari laman History, berdasarkan data WHO wabah kolera menewaskan 21.000 hingga 143.000 jiwa di seluruh dunia. Penyakit ini berasal dari delta Gangga, India tahun 1817, dimana bermula dari makanan yang terkontaminasi bakteri. Tak lama kemudian bakteri bernama kolera itu menyebar ke sebagian besar India lalu ke Srilangka dan Myanmar.

Pada tahun 1820 kolera sampai ke Thailand, Indonesia, Filipina, dan China melalui jalur perdagangan yang dilakukan orang-orang Eropa. Di Jawa sendiri kolera telah menewaskan 100.000 jiwa. Dua tahun kemudian wabah tersebut sampai ke Jepang. Tak hanya di Asia, wabah mematikan itu juga menyerang wilayah Asia Tengah, Eropa, dan Afrika bahkan Amerika.

Hal itu berlangsung dalam beberapa periode selama abad ke-19 dan mereda sejak dekade kedua abad ke-20 karena sudah adanya pengetahuan medis yang canggih sebagai bentuk pencegahan.

Itulah beberapa pandemik terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah. Tak hanya memakan korban jiwa, namun juga mengubah tatanan sosial, ekonomi, dan bahkan politik negara yang bersangkutan.

Baca Juga: Sering Terlupakan, 9 Peristiwa Ini Turut Membentuk Dunia Modern Lho

Khus nul Photo Verified Writer Khus nul

Pembelajar dan Pejalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya