5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumi

Walau gak terasa, tapi revolusi bulan punya pengaruh besar

Setiap detik, semua benda langit bergerak mengikuti orbitnya dan mengitari matahari. Tak terkecuali bulan. Satelit bumi ini juga melakukan rotasi serta revolusi setiap waktu. Pergerakan bulan menghasilkan berbagai efek bagi bumi. Bahkan, akibat revolusi bulan sangat berdampak bagi kehidupan manusia di bumi, lho! 

Menurutmu, apa saja fenomena alam yang diakibatkan gerak revolusi bulan? Yuk, gulir buat terus simak pembahasan apa itu revolusi bulan dan dampak bagi bumi.

Apa itu revolusi bulan?

Sebenarnya, apa itu revolusi bulan? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), mengartikan revolusi sebagai aktivitas planet mengitari matahari. Namun, dalam konteks bulan, orbitnya berbentuk elips memutari bumi sebagai pusat revolusi. Artinya, revolusi bulan merupakan proses bulan bergerak dalam orbitnya, yakni mengitari bumi. 

Kegiatan bulan mengitari bumi sebagai pusatnya, membutuhkan waktu rata-rata sekitar 29,53 hari. Karena bentuk orbit yang elips atau gak melingkar, ada kalanya gerakan bulan membutuhkan waktu lebih lama, tapi bisa juga lebih cepat. Alhasil, dalam penanggalan yang berdasarkan gerakan bulan (kalender Hijriah) ada yang terdiri dari 28, 29, atau 30 hari. 

Akibat revolusi bulan

Bulan merupakan satelit alami yang dimiliki oleh bumi. Tanpa bulan, sistem tata surya bisa terganggu, lho! Dilansir Straight Dope, sistem satelit bumi-bulan dianggap sebagai faktor pengunci agar Merkurius tetap berada di orbitnya. Jika gak ada bulan, bisa jadi Merkurius akan menabrak Venus. 

Selain itu, kehidupan bumi juga sangat bergantung pada bulan. Pasalnya, satelit ini memantulkan cahaya matahari, sehingga membuat bumi memiliki penerangan saat malam tiba. Bayangkan jika tanpa bulan, seberapa gelap bumi kita? Belum lagi risiko gelombang laut dan banyak fenomena alam lain yang mungkin muncul.

Lantas, apa saja akibat revolusi bulan yang ada di bumi? 

1. Jumlah hari dalam kalender

5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumiilustrasi kalender Hijriyah (pexels.com/Towfiqu bharbuiya)

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bulan membutuhkan waktu sekitar 29 hari untuk mengitari bumi. Namun, durasi revolusi bulan bisa berbeda, karena bentuk dan panjang orbitnya. Kadang bulan bulan bisa berevolusi selama 29,18 atau 29,53 hari. Bahkan, bisa pula hingga 29,93 hari. Namun, durasi rata-ratanya adalah 29,53059. 

Makanya, pada penanggalan berbasis bulan, seperti kalender Hijriah, hanya sampai pada tanggal 30. Ini terjadi, karena sistem penghitungan hari berdasarkan pada tampilan bulan yang dilihat dari bumi juga dipengaruhi oleh revolusinya.  

Jika kalender Masehi memiliki 365 hari, penghitungan tanggal Hijriah hanya sampai 355 hari dalam setahun. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa hari-hari besar agama Islam gak jatuh di tanggal yang sama tiap tahunnya. Kalau dicermati, hari besar Islam cenderung lebih cepat sepuluh hari setiap tahunnya. 

2. Pasang surut air laut

5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumiilustrasi bulan dan permukaan laut (pexels.com/Dennis Ariel)

Bukan sekadar berdampingan, keberadaan bumi dan bulan memiliki saling keterkaitan. Tak heran jika,  planet bumi dan satelitnya ini saling memengaruhi. Misalnya, dari segi gravitasi. Bumi dan bulan saling menarik akibat adanya gaya gravitasi masing-masing. 

Di bumi, akibat revolusi bulan terjadi dengan adanya pasang surut air laut. Fenomena ini terjadi karena bulan menarik permukaan bumi yang menghadap ke arahnya. Hasilnya, lautan yang menghadap bumi mengalami pasang, sedangkan sisi lain mengalami surut. 

Sementara itu, gravitasi bumi juga menarik bulan. Namun, karena bulan gak punya lautan, maka bumi menarik keraknya. Hasilnya, menciptakan tonjolan pasang surut di garis yang mengarah ke bumi, melansir Space.

Baca Juga: Yang Akan Terjadi ke Kamu jika Gravitasi Bumi Menjadi 0

3. Perubahan fase dan bentuk bulan

5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumiilustrasi fase bulan (pexels.com/Samer Daboul)

Faktanya, gak setiap hari kamu bisa mengamati bulan purnama. Jika dicermati secara rutin, permukaan bulan yang tampak dari bumi mengalami perubahan, kadang sabit, tapi bisa juga separuh lingkaran. Bahkan, bisa pula berupa gibbous atau lebih dari setengah lingkaran, tetapi kurang dari satu lingkaran penuh. Sesekali,  terdapat juga bulan penuh yang juga bersamaan dengan fenomena supermoon

Adanya perubahan penampakan bulan juga merupakan akibat revolusi bulan. Sebagaimana diketahui, bulan bukanlah bintang yang memancarkan cahayanya sendiri. Ia mengandalkan cahaya matahari lalu memantulkannya ke bumi, sehingga bisa memberikan penerangan.

Karena berevolusi, sisi bulan yang mendapat cahaya matahari berubah dari waktu ke waktu. Posisi bulan di antara bumi dan matahari menyebabkan bulan baru. Sebab, bulan mendapatkan cahaya di sisi yang gak menghadap bumi. Sesuai waktu revolusinya, bulan akan bergerak ke belakang bumi dan mendapat sinar matahari, sehingga mengalami fase bulan. 

4. Gerhana matahari

5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumiilustrasi gerhana matahari (pexels.com/melissa meyes)

Selain perubahan penampakan sisi dari bumi, akibat revolusi bulan juga menyebabkan gerhana. Pergerakan posisi bulan terhadap bumi dan matahari terkadang saling menutupi sehingga terjadi gerhana. 

Saat posisi matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus, bulan menghalangi cahaya matahari sampai ke bumi. Hasilnya, akan terbentuk bayangan yang menutupi langit bumi dan menyebabkan gelap bahkan pada siang hari. Ini disebut dengan gerhana matahari. 

Sudut ketiga benda langit ketika tersusun segaris membentuk perbedaan luas bayangan. Ada empat jenis gerhana sesuai bentuk bayangannya, yakni gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, gerhana matahari total, dan gerhana matahari hibrid. 

5. Gerhana bulan

5 Akibat Revolusi Bulan terhadap Kehidupan di Bumiilustrasi bloodmoon (pexels.com/George Decipris)

Ada kalanya, pergerakan benda langit dalam orbitnya menyebabkan susunan sejajar. Jika hal ini terjadi pada bulan, bumi, dan matahari, maka akan terjadi gerhana bulan. Bumi, yang berada di antara bulan dan matahari, menghalangi cahaya matahari terpantul oleh bulan. 

Hasilnya, cahaya akan tertutupi dan menyebabkan bayangan bernama umbra. Adapun bayangan di sisi-sisi bulan yang berhasil terpantul disebut penumbra. Peristiwa ini akan terlihat pada bagian bumi yang mengalami malam hari. 

Ada tiga jenis gerhana bulan, yakni gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, gerhana bulan penumbra. Pembiasan cahaya matahari saat gerhana bulan bisa menciptakan warna berbeda pada bulan, menghasilkan bloodmoon alias bulan tampak sangat merah. 

Alih-alih membahayakan, akibat revolusi bulan justru bermanfaat bagi kehidupan di bumi dan dunia. Jika bulan gak berevolusi ada banyak hal di luar ekspektasi yang mungkin terjadi. Jadi, bisa coba bayangkan bagaimana jika bulan gak bergerak di porosnya?

Baca Juga: Apa Itu Rotasi Bumi dan Dampaknya? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya