Apa Itu El Nino? Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Kehidupan

Ini yang bikin suhu panas warbyasah

Sempat merasakan panas terik yang warbyasah beberapa waktu lalu? Selamat, kamu sedang merasakan dampak dari fenomena iklim bernama El Nino atau El Niño.

El Nino adalah pola yang terjadi di Samudera Pasifik, tetapi efeknya memengaruhi seluruh dunia. Lantas, bagaimana El Nino terbentuk dan apa dampak yang bisa ditimbulkan selain suhu udara terasa panas? Untuk tahu jawabannya, baca sampai akhir, ya.

Apa yang dimaksud dengan El Nino?

Dilansir United States Geological Survey, El Niño berasal dari bahasa Spanyol yang berarti 'Anak Kristus'. Istilah ini kerap digunakan oleh penduduk asli Peru yang menemukan munculnya air hangat tidak biasa. Dinamakan demikian karena fenomena ini sering muncul menjelang Natal.

Secara sains, El Niño adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air tidak biasa di Samudera Pasifik tropis timur. El Niño merupakan fase hangat dari fenomena yang lebih besar bernama El Niño-Southern Oscillation (ENSO). 

Nah, Southern Oscillation alias Osilasi Selatan adalah perubahan tekanan udara di atas Samudera Pasifik tropis. Ketika di daerah tersebut, perairan pesisirnya menjadi lebih (terjadi El Niño), maka tekanan atmosfer di atas laut akan berkurang. 

Untuk mengukur terjadinya El Niño, ilmuwan menggunakan Oceanic Nino Index (ONI). Dikatakan El Niño apabila kenaikan suhu permukaan laut lebih dari 0,9 derajat Fahrenheit atau sekitar 17,2 derajat Celsius, melansir Education National Geographic.

Baca Juga: Kenali 7 Perbedaan Iklim dan Cuaca, Masih Banyak yang Salah Paham!

Bagaimana El Niño terjadi?

Apa Itu El Nino? Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Kehidupanilustrasi panas (pexels.com/Maggie Zhan)

Cuaca sangat bergantung pada suhu lautan. Ketika satu titik lautan menjadi hangat, maka akan ada lebih banyak awan terbentuk. Alhasil, lebih banyak hujan yang turun di bagian dunia tersebut. Nah, di Samudera Pasifik, air menjadi lebih hangat karena dekat dengan ekuator. 

Dilansir penjelasan SciJinks, angin kencang di sepanjang khatulistiwa umumnya mendorong air pada permukaan hangat di dekat Amerika Selatan ke arah barat, hingga menuju Indonesia. Ketika hal ini terjadi, air yang lebih dingin pun naik ke permukaan di dekat Amerika Selatan. 

Namun, pada musim gugur dan musim dingin, tiupan angin bisa jauh lebih lemah. Alih-alih terdorong ke Indonesia, air permukaan yang hangat justru bertiup ke Amerika Selatan. Alhasil, permukaan yang hangat di khatulistiwa malah menumpuk di sepanjang pantai Amerika Selatan. 

Dampak dari El Nino

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, makin hangat permukaan air berarti semakin tinggi paparan sinar mataharinya. Alhasil, dapat membentuk awan lebih banyak.

Arah angin yang berubah ke Amerika Selatan pun turut menggeser lokasi pembentukan awan. Hal ini menyebabkan daerah di Amerika Latin mengalami kenaikan curah hujan karena aktivitas awan yang meningkat.

Sementara itu, arah angin yang harusnya terasa, justru mendorong permukaan air hangat ke Indonesia sehingga tidak terjadi hujan. Akibatnya, negara kita tercinta dan beberapa kawasan di Asia, mengalami kemarau dan panas terik.

Perbedaan suhu panas dan turunnya hujan di kawasan Asia dan Amerika Selatan bukan satu-satunya dampak El Nino. Perubahan pola angin ini juga berdampak pada kehidupan laut di lepas pantai Pasifik. 

Saat kondisi normal (tidak terjadi La Nina maupun El Nino), angin membawa air dari kedalaman ke permukaan. Air ini dingin dan kaya akan nutrisi sehingga dapat menjadi asupan nutrisi berbagai makhluk hidup di lautan.

Selama El Nino terjadi, proses tersebut berkurang, bahkan tidak terjadi sama sekali. Permukaan pun menjadi hangat dan tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan. Hasilnya, fitoplankton di lepas pantai lebih sedikit. 

Ikan-ikan pun tidak mendapatkan asupannya sehingga memengaruhi rantai makanan. Parahnya, perairan yang menghangat membawa spesies tropis, seperti tuna yellowtail dan albacore ke daerah yang harusnya dingin. 

Cool Earth menyebut, El Nino sebagai pemanasan jangka pendek. Namun, pada tingkat yang parah, El Nino adalah faktor yang memengaruhi iklim dan memicu cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Tak Layak Huni, 7 Tempat di Tata Surya dengan Iklim Ekstrem

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya