Konsep Berpikir Diakronik: Definisi, Ciri-ciri, dan Contohnya

Belajar sejarah dengan memahami kronologisnya

Pernahkah kamu mengeluh saat belajar sejarah karena harus memahami banyak peristiwa beserta tanggal lengkapnya? 

Ternyata, ini merupakan bagian dari konsep berpikir sejarah. Konsep berpikir sejarah merupakan pendekatan guna memahami dan menganalisis peristiwa pada masa lalu. Nah, konsep berpikir sejarah ada dua yakni sinkronik dan diakronik

Jika konsep berpikir sinkronik berfokus pada satu kejadian secara detail, konsep berpikir diakronik menekankan runtutan kejadian. Bagaimana lengkapnya?

Baca Juga: 10 Museum Sains Terbaik di Dunia, Inspirasi Inovasi dan Wisata Sejarah

1. Pengertian berpikir diakronik

Konsep Berpikir Diakronik: Definisi, Ciri-ciri, dan Contohnyailustrasi peristiwa sejarah (anri.sikn.go.id)

Secara etimologi kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, diacronich. Pengertiannya diambil dari dua suku kata yakni ‘dia’ yang memiliki arti melintas atau melewati dan ‘khronos’ yang bermakna perjalanan waktu.

Secara menyeluruh, diakronis berarti memandang kejadian berdasar urutan waktu kejadian. Ini membantu membandingkan antarperistiwa yang terjadi pada satu masa di lokasi berbeda. Pun mempelajari riwayat kejadian, menemukan korelasi antarperistiwa, dan menghindari kerancuan waktu. 

Melalui konsep berpikir diakronik, sejarah berusaha mempelajari adanya peristiwa dari masa ke masa yang dinamis atau terus berubah sepanjang waktu. Selain itu juga untuk mengungkapkan penyebab berkembangnya sebuah kondisi dan mempelajari untuk menghadapi peristiwa di masa yang akan datang. 

Dalam melihat peristiwa sejarah, konsep berpikir diakronik dua unsur yakni unsur kronologis dan unsur periodisasi. Unsur kronologis yakni menganalisis peristiwa sejarah secara urut sesuai waktu kejadian.

Sedangkan unsur periodisasi yakni menganalisis peristiwa sejarah dengan mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa masa lalu seperti sistem politik, suku, agama, sosial, dan budaya. Keduanya sangat penting guna merekonstruksi kejadian di masa lampau dan menemukan kemungkinan keterkaitan serta adanya sebab akibat. 

Karena bersifat runtut dan menjelaskan sebab akibat, menerapkan konsep berpikir diakronis mampu menghindarkan seseorang terpapar hoaks, loh. Jadi ketika merebak isu, seseorang tidak langsung percaya dan bisa menemukan sebab akibat antarperistiwa.

2. Ciri-ciri diakronik

Konsep Berpikir Diakronik: Definisi, Ciri-ciri, dan Contohnyailustrasi peristiwa sejarah (anri.sikn.go.id)

Agar semakin mudah dipahami, berikut ciri-ciri yang menggambarkan konsep berpikir diakronis:

  • Bersifat vertikal
    Ciri konsep berpikir diakronik pertama yakni bersifat vertikal. Sebab, konsep berpikir diakronik mengurutkan setiap peristiwa dari yang terdahulu hingga terkini. 
  • Menekankan pada durasi peristiwa
    Berkaitan erat dengan urutan kejadian, durasi peristiwa menjadi ciri penting dalam proses berpikir diakronis. Dengan mengetahui durasi kejadian, bisa menyandingkan peristiwa lain yang mungkin terjadi pada waktu bersamaan.
  • Memanjang dalam waktu, menyempit dalam ruang
    Konsep berpikir diakronis menjelaskan secara urut terkait kapan peristiwa berlangsung dan beberapa kejadian sebelum atau sesudah yang mungkin berkaitan. 
  • Menggunakan konsep perbandingan
    Memandang sejarah dari waktu, pendekatan diakronis memungkinkan adanya perbandingan antarperistiwa. Perbandingan yang dimaksud bisa berupa sebab akibat suatu kejadian atau seperti adanya kejayaan dan kehancuran pada sebuah masa yang sedang dianalisis tersebut.
  • Cakupan lebih luas
    Karena berorientasi waktu, menjadikan pendekatan diakronis memiliki cakupan lebih luas. Kamu bisa menganalisis banyak peristiwa dalam rentang masa tertentu saat menggunakan konsep berpikir diakronis. 

3. Contoh diakronik

Konsep Berpikir Diakronik: Definisi, Ciri-ciri, dan Contohnyailustrasi peristiwa sejarah (unsplash.com/museum victoria)

Penerapan konsep berpikir sejarah ini bisa kamu dapati dengan mudah dalam kronologi peristiwa di masa lalu. Salah satu contoh diakronik yang berorientasi pada runtutan waktu yakni peristiwa kemerdekaan Indonesia:

  • Amerika melakukan pengeboman Kota Hiroshima yang merupakan salah satu kota penting di Negara Jepang → 6 Agustus 1945
  • Amerika melakukan pengeboman pada Kota Nagasaki yang juga kota penting di Negara Jepang → 9 Agustus 1945
  • Jepang menyerah pada blok sekutu. Pada waktu bersamaan, Sutan Syahrir mengetahui berita menyerahnya Jepang → 15 Agustus 1945
  • Peristiwa Rengasdengklok terjadi. Golongan Muda merasa momen yang tepat dan memaksa Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia → 16 Agustus 1945
  • Pembacaan teks proklamasi dilakukan sebagai tanda Indonesia merdeka → 17 Agustus 1945

Tidak berhenti di sana, peristiwa proklamasi Indonesia juga berkaitan dengan ‘akibat’ lanjutan. Salah satunya tidak diakuinya NKRI oleh Belanda dan lahirnya perjanjian-perjanjian sebagai usaha mencapai kemerdekaan secara de jure dan de facto

Diakronik juga meliputi kronologi selain menggunakan tahun, contoh diakronik lain yakni pembabakan berdasar pada perkembangan budaya. Misalnya, zaman praaksara yang membahas mulai manusia belum mengenal huruf hingga penemuan cikal bakal aksara. 

Adanya peristiwa yang terlalu luas dan kurang mendalam sering dianggap sebagai kelemahan diakronik. Maka dari itu, kombinasi konsep berpikir tentang sejarah diakronik dan sinkronik yang diperlukan untuk memahami peristiwa secara menyeluruh. 

Baca Juga: Sejarah May Day hingga Tragedi Haymarket yang Makan Korban 

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya