Mengenal Patahan Anatolia Timur, Pemicu Gempa Turki

Kenapa efeknya bisa sangat dahsyat?

Dunia baru saja digemparkan dengan adanya gempa bermagnitudo 7,8 di bagian tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah. Belum lagi gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 7,5 yang membuat kondisi makin parah. Tidak tanggung-tanggung, bencana tersebut merenggut lebih dari 4 ribu nyawa dan hingga kini terus bertambah. 

Dilansir berbagai sumber, gempa besar tersebut disebabkan oleh lempeng Arab yang bergerak ke utara dan bergesekan dengan patahan Anatolia Timur. Memiliki kedalaman dangkal, bagaimana aktivitas patahan ini hingga dapat menimbulkan efek yang dahsyat? 

Patahan Anatolia Timur

Patahan Anatolia Timur (bahasa Turki: Doğu Anadolu Fay Hattı) merupakan zona patahan geser utama yang membentang dari Turki sebelah timur ke selatan hingga ke bagian tengah Turki. Secara geografis, letak tersebut membentuk batas tektonik tipe transformasi dengan lempeng Arab, sebagaimana bisa dilihat pada gambar peta sebelumnya. 

Journal of Geophysical Research menyebutkan bahwa patahan Anatolia Timur memanjang dari triple junction Karlıova yang menyatukannya dengan patahan Anatolia Utara. Areanya meliputi arah barat daya, sekitar 600 km, hingga bertemu simpang tiga Kahramanmaras dekat Antakya dan zona patahan Laut Mati.

Patahan ini merupakan patahan celah lurus (strike-slip fault) sehingga membuat lempeng bebatuan bergerak ke atas. Gerakannya ini saling berlawanan di sepanjang garis vertikal patahannya. Bentuk ini lantas menciptakan tekanan sehingga salah satu lempeng tergelincir pada gerak horizontal.

Usia zona sesar ini masih menjadi kontroversi, tetapi kemungkinan besar terbentuk antara Miosen Akhir-Pliosen awal hingga masa Pliosen Akhir. Atau, skala geologi sekitar 5 ribu hingga seribu tahun lalu. 

Ahli memperkirakan pergerakan zona patahan bervariasi. Namun, pengukuran GPS saat ini menghasilkan tingkat selip sekitar 11,2 mm/tahun, melansir Continental Dynamics: Central Anatolian Tectonics Main Page, The University of Arizona.

Baca Juga: Mengenal Sesar Cugenang yang Sebabkan Gempa Cianjur

Riwayat kegempaan

Mengenal Patahan Anatolia Timur, Pemicu Gempa Turkiilustrasi gempa bumi (pexels.com/Mike B)

Masih dalam Journal of Geophysical Research, publikasi ilmiah tersebut mencatat riwayat kegempaan akibat patahan Anatolia Timur. Gempa bumi terbesar sepanjang patahan ini terjadi pada 29 November 1114 dengan magnitudo 7,8. Selain itu, terjadi pula pada 28 Maret 1513 (M > 7,4) dan 2 Maret 1893 (M > 7,1). 

Sementara itu, antara 1939 dan 1999, gempa bumi besar Turki bergerak ke arah barat di sepanjang patahan Anatolia utara. Meski demikian, sempat terjadi aktivitas patahan Anatolia Timur dan menyebabkan gempa Adana–Ceyhan pada 1998.

Sejak 2003, aktivitas kembali bergeser ke patahan Anatolia Timur. Pada tahun yang sama, lebih dari 100 orang tewas akibat gempa di dekat kota Bingöl. Patahan timur beraktivitas lagi pada 2010 dan memicu gempa Elazığ dengan kekuatan 6,1. Selain itu, terjadi pula gempa Elazığ kedua pada 2020.

Terkini, patahan Anatolia Timur kembali aktif bergerak dan memicu gempa Turki pada 2023. Gempa ini terjadi sekitar 34 km (21 mil) barat kota Gaziantep dan dikaitkan dengan gempa bumi Erzincan 1939. Gempat tersebut tercatat sebagai gempa instrumental terkuat sepanjang sejarah Turki modern.

Kerusakan akibat aktivitas patahan Anatolia Timur 2023 makin parah mengingat pusat gempa yang cukup dangkal. Di samping itu, area ini memiliki infrastruktur yang tidak kokoh sehingga berdampak pada jumlah korban, sebagaimana penjelasan Carmen Solana, ahli vulkanologi dan komunikasi risiko di University of Portsmouth.

Sama seperti Indonesia, adanya patahan Anatolia Timur dan beberapa patahan lain, membuat Turki disebut sebagai sebagai negara paling rawan gempa di dunia. Tidak main-main, riwayat gempa Turki bahkan dirasakan hingga negara tetangga, seperti Suriah, Mesir, Yunani, Siprus, dan Georgia. 

Baca Juga: Mengenal Sesar Lembang, Patahan yang Bisa Picu Gempa Besar

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya