5 Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dan Penerapannya

Pahami perbedaan keduanya sebelum memasang listrik

Saat membicarakan materi aliran listrik pada barang elektronik, kamu pasti akan sering mendengar komponennya. Salah satunya ada resistor alias hambatan yang berfungsi mengatur arus listrik tersebut. Resistor ini bisa disusun secara seri maupun paralel.

Meski sama-sama memiliki resistor, terdapat perbedaan rangkaian seri dan paralel. Meski begitu, kamu tetap dapat menjumpai penggunaan keduanya dalam aktivitas sehari-hari. Lebih lengkapnya simak pada uraian di bawah.

Apa itu rangkaian seri?

5 Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dan Penerapannyailustrasi rangkaian seri (IDN Times/Laili Zain)

Sebagai contoh, jika listrik dinyalakan, maka seluruh rangkaian lampu yang berada dalam rangkaian seri akan ikut menyala. Memahami uraian tersebut, maka, rangkaian seri merupakan istilah untuk menggambarkan aliran listrik dengan rangkaian yang tersusun satu jalur. Begitu dimatikan, seluruh lampu gak akan mendapatkan aliran listrik.

Rangkaian seri dirumuskan dengan:

Rs= R1 + R2 + R3 + …

Seluruhnya dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω). Jadi seperti ini, ΩRs= ΩR1 + ΩR2 + ΩR3 dan seterusnya.

Adapun kelebihan rangkaian seri yaitu pengaplikasiannya cenderung lebih mudah dan murah. Sebab, hanya membutuhkan satu aliran listrik. Instalasinya pun melibatkan lebih sedikit alat dan bahan.

Kekurangan rangkaian seri terdapat pada perawatannya. Pasalnya, rangkaian ini tersusun sejalur. Jika ada satu yang rusak, maka yang lainnya ikut rusak. Di samping itu, pencarian penyebab kerusakan pun lebih sulit dideteksi.

Apa itu rangkaian paralel?

5 Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dan Penerapannyailustrasi rangkaian paralel (IDN Times/Laili Zain)

Perbedaan rangkaian seri dan paralel yang utama terdapat pada susunan rangkaiannya. Rangkaian paralel disusun secara bertingkat, bercabang, atau berderet. 

Setiap komponen yang ada dalam rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama, tetapi kuat arus listrik bisa jadi berbeda. Selain itu, komponen yang dialiri listrik jika ditotal menjadi jumlah arus secara keseluruhan. 

Rumus rangkaian paralel, yakni:

1/Rs= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + … 

Kebalikan dari rangkaian seri, kelebihan rangkaian paralel terdapat pada perawatannya. Karena dibuat bercabang, maka lebih mudah mendeteksi apabila terdapat kerusakan. Ketika terjadi pemadaman, misalnya, maka hanya satu hambatan yang terdampak, sementara lampu yang lain aman-aman saja. 

Apabila satu komponen rusak, maka yang lain masih bisa digunakan. Namun, karena membutuhkan lebih banyak konduktor dan kabel, biaya untuk membuat aliran paralel pun lebih mahal. 

Baca Juga: Rumus Usaha dalam Fisika: Penerapan dan Contoh Soalnya

Perbedaan rangkaian seri dan paralel

5 Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dan Penerapannyailustrasi lampu jalan (pexels.com/Aleksandar Pasaric)

Dari deskripsi pengertian rangkaian seri dan paralel di atas, kamu pasti sudah menemukan perbedaan dasar dari keduanya, kan? Nah, selain hal tersebut, ternyata masih ada faktor lain yang membuat kedua aliran listrik ini berbeda.

Hal ini karena, nantinya kedua aliran listrik ini digunakan secara berbeda. Perawatan dan perbaikannya pun dengan caranya masing-masing.

1. Susunan komponen listrik

Perbedaan pertama tentu dari susunan komponen listriknya. Sebagaimana uraian di atas, komponen rangkaian seri disusun secara sejalur, sementara aliran listrik paralel bercabang dari sumber listriknya. 

2. Besaran arus listrik

Karena aliran listrik dalam rangkaian seri gak bercabang, maka besaran arus listrik antara satu hambatan dengan yang lain sama. Adapun pada rangkaian paralel, setiap cabang rangkaian dialiri arus listrik berbeda, tetapi besar tegangannya sama.

3. Kabel dan sakelar

Selain cara kerja, perbedaan rangkaian seri dan paralel juga terdapat pada material penyusunnya. Rangkaian seri membutuhkan lebih sedikit kabel serta satu sakelar. Sebaliknya, rangkaian paralel yang bercabang-cabang membutuhkan lebih banyak kabel dan sakelar, sehingga biayanya lebih mahal.

4. Kontinuitas hambatan listrik

Sebuah contoh, ada lima lampu yang disusun dalam aliran listrik. Jika rangkaian yang digunakan adalah rangkaian seri, apabila lampu ketiga mati, maka seluruhnya ikut mati. Ini terjadi karena semuanya berada di satu sumber listrik yang sama.

Namun, apabila listrik mengaliri rangkaian paralel, maka hanya lampu ketiga dan lampu di hambatan sama yang ikut mati. Sementara, yang lain tetap menyala.

5. Hambatan total

Karena gak ada pembagian aliran listrik, maka besaran resistor total rangkaian seri bisa diketahui dengan menjumlahkan besar masing-masing hambatan. Adapun pada rangkaian paralel, untuk mengetahui hambatan total, kamu mendapat hambatan yang berbeda dan ukurannya lebih kecil.

Contoh penerapan rangkaian seri dan paralel

5 Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dan Penerapannyailustrasi lampu (pexels.com/Valeria Boltneva)

Di kehidupan, kedua rangkaian bisa sering kamu jumpai, lho! Bisa kamu sebutkan salah satunya? 

Rangkaian seri bisa dijumpai di lampu jalanan. Kamu pernah mendapati beberapa lampu padam berurutan sementara yang lain nyala? Nah, itu karena lampu-lampu tersebut berada di hambatan yang sama. Ketika satu dipadamkan, maka yang lain ikut mati.

Sebaliknya, aliran listrik di rumah-rumah, mungkin termasuk rumahmu, kebanyakan adalah rangkaian paralel. Hal ini bisa dilihat saat kamu menyalakan beberapa lampu di rumah. Misalnya, jika kamu menyalakan lampu ruang tamu, maka lampu dapur gak ikutan menyala.

Materi perbedaan rangkaian seri dan paralel mudah dipahami, kan? Kira-kira, apalagi contoh penerapan keduanya rangkaian listrik di aktivitas sehari-hari? 

Baca Juga: Gerak Lurus Beraturan dalam Fisika: Ciri-Ciri, Rumus, dan Contoh Soal

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya