Penyebab Scabies pada Kucing dan Cara Mengobatinya

Kenali dan segera obati, yuk!

Kalau kamu mendapati kucingmu kerap menggaruk secara berlebihan, maka sebaiknya mulai waspada. Apalagi jika muncul lesi dan kerak di bagian tubuh tertentu. Besar kemungkinan ini adalah tanda anabul mengalami scabies.

Kondisi tersebut memengaruhi kulit kucing dan menyebabkan gatal berlebih. Sayangnya, penyebab scabies pada kucing kerap disamakan dengan jamur, padahal keduanya merupakan dua kondisi berbeda. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Apa itu scabies pada kucing?

Scabies pada kucing merupakan kondisi ketika kulit gatal, mengelupas, meradang, hingga bulu rontok. Pada kasus yang lebih parah, scabies bisa menyebabkan tampilan kucing benar-benar berubah. Kamu mungkin mendapati kucing seolah tertutupi pasir kerikil kasar yang membuatnya sulit dikenali.

Parahnya, kondisi ini sangat cepat menular antar kucing serta menimbulkan gatal pada kulit manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera memberikan perawatan dan pengobatan guna menghilangkan penyebab scabies pada kucing.

Penyebab scabies pada kucing dan jenis-jenisnya

Penyebab Scabies pada Kucing dan Cara Mengobatinyailustrasi kucing menggaruk (pexels.com/cats coming)

Penyebab scabies pada kucing adalah parasit kecil atau tungau. Scabies merupakan salah satu jenis kudis yang terjadi akibat serangan tungau Sarcoptes. Hal ini bisa menyebabkan kudis sarcoptic dan menjadi ciri utama perbedaan scabies dan jamur.

Kudis atau scabies pada kucing terbagi menjadi beberapa jenis. Pengelompokan kategori ini didasarkan pada tungau yang menjadi penyebabnya. Dilansir Pets WebMD, jenis-jenis scabies kucing ialah sebagai berikut:

  • Canine scabies (Sarcoptic mange): meski ada kata ‘anjing’ alias canine dalam namanya, tungau ini juga dapat menyerang kucing. Penularan tungau biasanya terjadi dari anjing yang terinfeksi dan tinggal serumah dengan kucing. Efeknya, bisa membuat kulit kucing luka, bulu rontok, dan gatal
  • Feline scabies (Notoedric mange): kudis kucing adalah parasit yang berbeda dari kudis anjing, tetapi gejala yang ditimbulkannya serupa
  • Tungau Telinga (Otodectic mange): Tungau telinga hidup dan menggali telinga kucing. Mereka cenderung ditemukan di dalam saluran telinga, tetapi juga dapat memengaruhi telinga bagian luar. Jika dibiarkan, tungau ini dapat memicu gatal berlebih di area telinga dan menyebabkan kerusakan pada gendang telinga kucing
  • Walking Dandruff (Cheyletiellosis): Tungau ini disebut demikian karena mereka kecil dan putih, mirip ketombe. Ia bergerak di sekitar tubuh hewan peliharaan. Tungau jenis ini menyebabkan gangguan kulit pada banyak jenis hewan peliharaan dan dapat menular ke manusia
  • Trombiculosis: Tungau ini lebih dikenal sebagai chiggers dan menempel pada kulit kucing. Sebagai parasit, sebelum terjatuh tungau ini memakan darah dari kulit kucing. Adapun bentuk tungaunya oval kecil berwarna oranye dan biasa muncul di kepala, cakar, atau perut kucing.

Baca Juga: 5 Cara Menggendong Kucing yang Benar agar Gak Dicakar

Bagaimana cara mengetahui kucing terkena scabies?

Pada gejala awal scabies kucing, pawrents mungkin kesulitan membedakan gangguan kulit ini. Anabul akan menunjukkan gejala garuk-garuk, tetapi lebih intens dan lebih lama daripada menggaruk gatal biasa.

Kucing juga akan menunjukkan aktivitas menjilat, menggigit, atau menggaruk titik yang gatal secara berlebih. Upaya ini anabul lakukan guna menghilangkan rasa gak nyaman akibat serangan tungau. Jika terlewat parah, bekas garukan akan menimbulkan lecet. 

Usaha kucing meredakan gatal ini harus segera dikurangi. Pasalnya, luka dan lecet akibat garukan berlebih justru memudahkan infeksi lain masuk. Gerakan menggaruk terus-menerus pundapat memicu timbulnya lesi, kerontokan, kerak di kulit, hingga koreng.

Apabila terserang tungau telinga, kucing akan menggaruk di sekitar area telinga. Kamu mungkin mendapati anabul mengibaskan kepala secara berlebih guna berusaha menghilangkan tungau yang berjalan di dalam telinga.

Sebagai catatan, beberapa tungau kudis penyebab scabies pada kucing bisa menyerang manusia juga, lho. Apabila tertular, kulit seseorang bisa menjadi kemerahan, gatal, hingga muncul lesi. Meski demikian, tungau kucing gak bisa bertahan hidup di kulit manusia sehingga lebih mudah dibasmi dibandingkan pada kucing. 

Cara mengobati scabies kucing

Penyebab Scabies pada Kucing dan Cara Mengobatinyailustrasi kucing mandi (pexels.com/Karin Chantanaprayura)

Setelah mengenali penyebab dan ciri-cirinya, langkah pertama pengobatan scabies pada kucing adalah dengan membawanya ke dokter hewan. Dokter akan mengambil sampel kulit yang terinfeksi tungau, lalu memeriksa di bawah mikroskop untuk memastikan apakah ada tungau yang menginfeksinya.  

Beberapa pengobatan serupa dengan cara mencegah kutu dan heartworm. Namun, dosis yang diberikan bisa jadi berbeda, tergantung pada kondisi anabul. Selain pengobatan medis, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan sampo khusus atau salep untuk meredakan gatal dan luka.

Di luar itu, kucing yang terinfeksi scabies sebaiknya diisolasi agar gak menyebar. Selain itu, kamu perlu membersihkan area sekitar tempat tinggalnya untuk memastikan gak ada telur tungau-tungau yang tersisa.

Disclaimer: hindari mencoba-coba produk yang gak diperuntukkan untuk mengatasi scabies atau alternatif yang katanya bisa mengobati infeksi ini, ya. Selain itu, dilarang menggunakan obat tanpa rekomendasi dokter. 

Penyebab scabies pada kucing bisa didapatkan ketika anabul berkontak dengan kucing lain. Demi menghindari risiko tersebut, ada baiknya membuat anabul tetap indoor dan memastikan seluruh hewan di rumah gak mengalami gangguan kulit terkait.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Sampo Kucing untuk Mengatasi Jamur dan Kutu

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya