7 Fakta Ulat Kelatang, Warnanya Merah Rasanya Bikin Marah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengkonsumsi ulat bukanlah hal yang lazim. Tetapi di Indonesia ada beberapa jenis ulat yang biasa jadi santapan, misalnya ulat sagu. Kandungan protein yang tinggi pada ulat sagu dipercaya dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Oleh sebab itu banyak yang rela mengkonsumsinya walaupun sedikit geli melihat wujudnya.
Tidak hanya ulat sagu, di Kalimantan Utara ada jenis ulat yang sangat dicari. Masyarakat Dayak Lundayeh menyebutnya ulat kelatang. Walaupun belum sepopuler ulat sagu, ulat kelatang tidak bisa dianggap remeh. Berikut adalah fakta menarik tentang ulat kelatang yang belum banyak diketahui.
1. Memiliki dua empedu berwarna bening
Ulat kelatang sangat unik. Hewan kecil ini memiliki dua empedu berwarna bening. Hal ini tentu saja tidak lazim karena pada umumnya hewan hanya mempunya satu empedu berwarna gelap, keruh atau kekuningan. Sayangnya belum ada penelitian atau literatur yang menjelaskan hal ini.
2. Memiliki rasa pahit yang menggigit
Pembawa acara Jejak Petualang Trans7 bernama Patricia Ranieta menceritakan pengalamannya ketika menyantap ulat kelatang. Walaupun dia kerap kali menyantap makanan aneh seperti cacing, biawak, ulat, tokek dan tikus, namun rasa ulat kelatang benar-benar membekas dalam benaknya. Terutama ketika ulat kelatang digigit dan pecah di dalam mulutnya. Seketika hanya ada rasa pahit. Pahit yang benar-benar menggigit.
3. Makanan khas masyarakat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan
Ulat kelatang merupakan makanan khas masyarakat Dayak Lundayeh yang ada di Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Masyarakat mencari ulat kelatang di pohon Lepano' atau Uber Ba'a. Ulat kelatang dapat dimakan hidup-hidup atau dimanfaatkan empedunya sebagai obat.
4. Dipercaya sebagai obat berbagai macam penyakit
Editor’s picks
Masyarakat Dayak Lundayeh di Krayan secara turun temurun percaya bahwa empedu kelatang mempunyai manfaat kesehatan yang luar biasa. Beberapa penyakit seperti gatal, luka, batuk, pilek dan maag dapat sembuh dengan menyantap ulat kelatang hidup secara langsung atau memanfaatkan cairan empedu kelatang.
5. Ulat kelatang sangat berharga
Manfaat ulat kelatang untuk kesehatan membuatnya banyak dicari. Masyarakat di sana biasa menjualnya dalam bentuk cairan empedu ulat kelatang. Satu botol kecil empedu kelatang harganya sekitar Rp 500.000 Untuk satu botol diperlukan sekitar 20-25 ekor ulat kelatang yang diambil empedunya.
6. Ulat kelatang langka dan sulit ditemukan
Untuk mendapatkan ulat kelatang bukan perkara yang mudah. Bahkan bagi masyarakat Dayak asli di Kalimantan Utara. Mereka biasanya pergi ke hutan untuk mencari pohon Lepano' atau Uber Ba'a atau sengaja menanam pohon tersebut dan berharap kelatang akan datang. Ciri-ciri pohon yang terdapat ulat kelatang di dalamnya yakni terdapat banyak kotoran kelatang yang ada di bawah pohon.
7. Terkenal di perbatasan sampai negeri tetangga
Dataran tinggi Krayan berbatasan darat langsung dengan wilayah Sarawak, Malaysia. Aktivitas jual beli antar negara biasa terjadi disana. Begitu juga dengan jual beli empedu ulat kelatang. Di perbatasan empedu kelatang menjadi rebutan karena khasiatnya yang tersohor.
Demikian fakta unik dan menarik tentang ulat kelatang. Sayangnya penelitian ilmiah yang bisa menjadi literatur masih sulit ditemukan. Hal ini bisa menjadi peluang bagi kalian untuk meneliti dan mengekplorasi keunikan-keunikan dan misteri pada ulat kelatang dari dataran tinggi Krayan Jadi, apakah kamu tertarik?
Baca Juga: 12 Fakta Unik tentang Seks pada Hewan, Aneh dan Mengejutkan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.