5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kuno

Kejam tak terkira!

Menjadi seorang presiden, kaisar, sultan, raja, dan segala macam sebutan untuk pemimpin negara berarti siap bertanggung jawab penuh atas kemakmuran ribuan rakyat. Bagaimana pun, nasib sebuah bangsa berada di tangan pemimpinnya.

Jika pemimpinnya baik, rakyatnya akan berbahagia. Kebalikannya, jika pemimpinnya lalim, maka rakyat yang akan sengsara. Apesnya, keadaan terakhir itulah yang dialami oleh bangsa Romawi Kuno.

Bukan hanya sekali, mereka beberapa kali mendapatkan pemimpin yang kejam. Dilansir historyextra.com, berikut 5 pemimpin terburuk yang pernah menguasai Romawi Kuno!

1. Nero (54 M - 68 M) 

5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kunohistoryonthisday.com

Lahir di Italia pada 15 Desember 37 Masehi, Lucius Domitius Ahenobarbus atau yang lebih dikenal dengan nama Nero, adalah pemimpin dari Kerajaan Romawi yang memerintah cukup lama,  yakni dari tahun 54 Masehi hingga 68 Masehi. Sayangnya panjangnya masa jabatan Nero bukan karena rakyat mencintainya, melainkan karena sang pemimpin akan membunuh siapa saja yang mencoba menurunkannya.

Selama memerintah, Nero dikenal sebagai pemimpin yang lalim, memiliki gaya hidup mewah tanpa memperdulikan kesulitan rakyatnya. Nero bahkan tidak segan membunuh saudara tiri, ibu, beserta kedua istrinya.

Pada tahun 64 Masehi, kota Roma mengalami kebakaran hebat. Nero memang bukan dalangnya, tapi alih-alih membantu rakyatnya untuk membangun kembali rumah mereka, dia justru membangun taman besar dan indah untuk kepentingannya sendiri.

Empat tahun kemudian, pemberontakan besar-besaran terjadi di seluruh wilayah kerajaan. Tersudut dengan keadaan, Nero memutuskan untuk bunuh diri dengan cara menusuk tenggorokannya di vila pribadi.

2. Caracalla (211 M - 217 M) 

5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kunohistoryonthisday.com

Sebelas dua belas dengan Nero, Caracalla yang memerintah dari tahun 211 Masehi hingga 217 Masehi juga merupakan seorang pemimpin kejam yang hobi menyengsarakan rakyatnya. Awalnya, Caracalla harus berbagi kekuasaan dengan saudara laki-lakinya, Geta. Namun ketika Geta mulai membahas masalah warisan, Caracalla pun membunuh Geta, dan istrinya.

Untuk menghapus pengaruh saudaranya, Caracalla membunuh pendukung Geta juga memerintahkan pemusnahan patung dan lukisan adiknya. Sebagai seorang penguasa, Caracalla mempersilahkan siapa pun untuk jadi warga negara Romawi hanya agar dia bisa menarik pajak dari mereka.

Kejahatan Caracalla menyebar dengan cepat hingga ke Mesir, dan menjadi bahan ejekan di Alexandria. Ketika Caracalla mengetahuinya, dia segera mengunjungi Alexandria, lalu membakar seluruh kota yang menyebabkan kematian bagi 20 ribu jiwa.

Baca Juga: 8 Penemuan Bangsa Romawi Kuno yang Masih Digunakan hingga Kini  

3. Commodus (180 M - 192 M) 

5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kunoancientworldmagazine.com

Kalau Nero memiliki watak seorang koruptor dan suka menghambur-hamburkan uang negara, Commodus yang memerintah dari tahun 180 Masehi hingga 192 Masehi memiliki watak seorang pembunuh. Commodus diketahui suka membunuh hewan. Dia membunuh seratus singa dalam satu hari, memenggal kepala burung unta, membunuh tiga gajah, dan menusuk seekor jerapah.

Commodus juga sangat menyukai permainan gladiator, di mana pemimpin gila satu ini bukan hanya memaksa tahanan untuk bertarung dengan hewan buas, tapi juga orang-orang yang kurang sempurna secara fisik. Mereka dipaksa untuk bertarung dengan hewan, atau saling menusuk antar sesama mereka sendiri.

Bukan hanya itu, Commodus yang terobsesi dengan dirinya sendiri juga membuang-buang uang negara hanya untuk membuat banyak patung dirinya. Tidak tahan dengan keadaan ini, para senator mengutus seorang gladiator bernama Narcissus untuk membunuhnya.

4. Elagabalus (218 M - 222 M) 

5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kunohistoryofyesterday.com

Elagabalus memerintah Roma pada tahun 218 Masehi di usianya yang baru mencapai 14 tahun. Sayangnya, pemimpin muda ini tidak bisa memberi contoh yang baik bagi rakyatnya. Elagabalus sangat terobsesi ingin menjadi wanita, dan menawarkan hadiah pada dokter mana pun yang bisa mengubah dirinya.

Tidak berhenti sampai di situ, Elagabalus bahkan sering kali memasuki rumah bordil dan menyamar sebagai wanita hanya agar bisa mendekati para pria. Di masa pemerintahannya, Elagabalus menurunkan posisi Yupiter sebagai raja para dewa orang Romawi. Sebagai gantinya, dia menaikkan El-Gabal yang merupakan dewa matahari Syria sebagai raja para dewa.

Pemerintahan Elagabalus berakhir dengan tragis pada 222 Masehi. Setelah kerusuhan besar-besaran, rakyat yang marah memenggal kaisar mereka sendiri dan mengarak kepalanya mengelilingi kota Roma.

5. Caligula (37 M - 41 M) 

5 Pemimpin Terburuk yang Pernah Menguasai Romawi Kunoyesterday.uktv.co.uk

Caligula sebenarnya merupakan anak jendral Romawi Germanicus. Di awal pemerintahannya pun, Caligula dapat memimpin dengan baik. Sayangnya, pada tujuh bulan setelah memerintah, Caligula jatuh sakit. Penyakit inilah yang membuatnya berubah drastis. Setelah sembuh, Caligula berubah jadi salah satu pemimpin paling jahat sepanjang sejarah Romawi.

Selain itu, perintah yang keluar dari mulutnya tidak selalu masuk akal, salah satunya adalah dia menyatakan perang pada dewa laut Neptunus, dan memerintahkan pasukannya untuk menyerang lautan. Yang lebih gila lagi, Caligula mengangkat dirinya sendiri sebagai Tuhan dan meminta semua orang menyebutnya dewa.

Mereka yang tidak taat akan dihukum berat, dan aturan ini bukan hanya berlaku bagi rakyat jelata tapi juga keluarganya. Pada akhirnya, Caligula meninggal setelah ditikam oleh pengawalnya sendiri.

 

Entah apa yang ada di benak 5 pemimpin terburuk ini hingga tega menyengsarakan rakyatnya sendiri. Bukan hanya menyiksa satu orang, mereka bahkan menyiksa ribuan rakyat tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: 8 Fakta Julius Caesar, Diktator Terakhir Romawi yang Berakhir Tragis

Siti Marliah Photo Verified Writer Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya