5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa 

Potret indah di balik siklus panjang kehidupan bintang 

Bintang dalam jangkauan mata kita, tampaknya tidak mengalami perubahan sama sekali. Nyatanya, bintang-bintang yang bertebaran di langit itu berevolusi selama miliaran tahun, mulai lahir dari awan gas serta debu antar bintang, hingga mati dan kembali memancarkan sebagian massanya ke alam semesta.

Penasaran prosesnya? Simak penjelasan selengkapnya pada artikel berikut ini.

1. Kelahiran bintang   

5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa ilustrasi protobintang LRLL 54361 (nasa.gov)

Ruang antar bintang bukanlah ruang kosong tanpa materi. Ruang ini berisi materi gas dan debu yang dikenal sebagai materi antar bintang. Bahkan di beberapa tempat, materi antar bintang tampak terang jika disinari bintang-bintang panas yang ada di sekitarnya.

Pembentukan bintang berasal dari debu dan gas yang menyusun materi antar bintang. Dalam proses pembentukannya, gaya gravitasi memegang peranan yang sangat penting. Ketika terjadi suatu ledakan atau pelontaran massa oleh bintang, sekelompok materi antar bintang akan menjadi lebih mampat dan bagian luarnya akan tertarik oleh gaya gravitasi. Awan ini semakin mengalami pengerutan dan pemampatan. Keadaan ini disebut dengan kondensasi. Akibatnya, tekanan di dalam awan semakin meningkat melawan pengerutan.

Kondensasi awan tidak hanya terdapat pada awan induk, tetapi berulang kembali pada kelompok awan-awan yang lebih kecil, disebut dengan proses fragmentasi. Proses ini menyebabkan terpecahnya suatu awan menjadi ratusan bahkan ribuan awan yang masing-masing mengalami pengerutan gravitasi. Ketika suhu mencapai nilai yang cukup tinggi, awan-awan tersebut akan memijar menjadi embrio bintang atau protobintang.

2. Evolusi menuju deret utama (bintang pra deret utama)  

5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa ilustrasi bintang T Tauri (apod.nasa.gov)

Protobintang setelah melewati proses fragmentasi akan terus mengalami pengerutan akibat gaya gravitasi. Di dalam protobintang terkandung sebagian besar materi yang diisi oleh hidrogen. Pada temperatur sekitar 1500 K terjadi disosiasi atau penguraian molekul hidrogen menjadi atom-atomnya.

Evolusi protobintang ditandai dengan keruntuhan yang sangat cepat. Waktu peralihan dari bintang Pra Deret Utama menuju bintang Deret Utama bergantung dari massanya. Semakin besar massa bintang, maka akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan. Jika massanya terlalu kecil, protobintang akan mendingin dan berakhir menjadi katai coklat (Brown Dwarf).

Baca Juga: 5 Fakta Unik NASA, Badan Antariksa Paling Ambisius di Dunia

3. Perkembangan pada deret utama 

5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa ilustrasi bintang deret utama (spaceplace.nasa.gov)

Dilansir Center for Astrophysics Swiburne University, protobintang berkontraksi pada tempat terjadinya reaksi nuklir dimulai. Pada keadaan ini, inti bintang mengubah hidrogen menjadi helium yang menandai lahirnya bintang deret utama. Proses pembakaran hidrogen menjadi helium terus berlanjut selama sekitar 90% dari proses hidupnya pada bintang deret utama.

Ketika keseluruhan hidrogen telah terbakar menjadi helium, pembangkitan energi dalam bintang berhenti dan inti bintang mengalami kontraksi. Bintang mengembang sangat besar dan berakhir menjadi bintang raksasa merah.  

4. Evolusi bintang bermassa sedang  

5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa ilustrasi bintang katai putih 2051B (space.com)

Ketika sebuah bintang telah meninggalkan deret utama, evolusi berlanjut dengan ditentukan oleh massanya. Bintang berukuran sedang (sekitar 7 kali masa Matahari) mencapai fase bintang raksasa merah dengan inti yang cukup panas dan tekanan yang menyebabkan helium melebur menjadi karbon. Setelah helium di dalam inti hilang, bintang akan kehilangan sebagian besar massanya. Inti bintang mengalami pendinginan dan penyusutan. Evolusi bintang ini berakhir menjadi katai putih.

5. Evolusi bintang bermassa besar 

5 Fakta Siklus Perjalanan Hidup Bintang di Luar Angkasa ilustrasi evolusi bintang (britannica.com)

Bintang raksasa merah dengan ukuran lebih dari 7 kali massa Matahari melewati proses yang sama seperti bintang bermassa sedang. Lapisan luar bintang membengkak menjadi bintang raksasa dan membentuk super raksasa merah. Pada akhir evolusinya, bintang bermassa besar ini akan mengalami ledakan supernova.

Dilansir NASA, sekitar 75 persen massa bintang dikeluarkan ke luar angkasa ketika terjadi ledakan supernova. Inti yang tersisa akan runtuh dan menjadi bintang neutron jika massanya tersisa sekitar 1,4 hingga 5 kali massa Matahari. Namun, jika massa inti yang tersisa lebih besar, maka ia akan runtuh menjadi lubang hitam.

Itulah beberapa fakta sains seputar perjalanan kehidupan bintang di ruang angkasa. Pada akhir hidupnya, bintang-bintang mengembalikan debu dan gas-gas penyusunnya pada alam semesta.

Baca Juga: Setiap Bintang Punya Tata Surya Sendiri? Ini Faktanya!

Listiana Photo Writer Listiana

Lifelong Learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya