Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan 

Ia merupakan filsuf muslim yang pertama

Al Kindi merupakan ilmuwan kelahiran Kufah yang sudah dikenal sejak belia dengan anak berotak encer. Mampu meningkatkan kemampuan dan kepandaiannya, anak salah satu pejabat pada Dinasti Abbasyah ini, semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar pada masanya. Hingga sampai saat ini, ia dikenal sebagai bapak filsafat muslim, karena mampu menyusun pemikiran Filsafat Islam dengan pemikiran yang jelas.

Tidak hanya dalam bidang filsafat, kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan mengarahkan perjalanan hidupnya untuk mengembangkan berbagai aspek ilmu. Seperti delapan kisah di bawah ini, yang menceritakan bahwa Al-Kindi selalu berdampingan dengan ilmu pengetahuan selama hidupnya.

1. Tiga bahasa penting dikuasainya 

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/Pixabay

Pada masa itu, tiga bahasa penting yakni Yunani, Suryani dan Arab merupakan bahasa yang penting untuk dikuasai. Namun, tidak semua orang mampu menguasi tiga bahasa tersebut bahkan ilmuwan sekalipun. Sehingga, dia disebut mempunyai kelebihan yang berbeda. Berkat kemampuannya ini, Al-Kindi masuk dalam salah seorang dari empat besar penerjemah terbaik di Baghdad bersama Hunain Ibn Ishaq, Sabit Ibn Qurra, dan Umar Ibn al-Farkhan al-Thabari.

2. Guru dan tabib kerajaan 

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/WallaceChuck

Kepandaiannya dalam berbagai ilmu pengetahuan seperti filsafat, kedokteran, psikologi hingga matematika, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Bahkan ketika Khaliah Al-Mu’tasim, posisinya semakin diperhitungkan karena secara khusus ia diangkat menjadi guru bagi putera khalifah.

Selain itu, Al-Kindi juga memperoleh kedudukan terhormat pada masa dua khalifah di Dinasti Abbasyah, yaitu pada masa Khalifah Al-Makmun dan Khalifah Al-Mu’tasim. Dia dijadikan penyokong utama mazhab Mu’tazilah yang merupakan mazhab negara pada masa kedua khalifah tersebut.

3. Berkiprah di Baitul Hikmah  

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/PolinaZimmerman

Dia juga dipercayai untuk berkiprah di Baitul Hikmah, yaitu sebuah akademi pertama pada masa Khalifah Al Makmun. Akademi yang lengkap dengan pusat melihat bintang, perpustakaan yang besar dan mempunyai lembaga penerjemah terbesar pada saat itu. Selain kemampuannya dalam menguasai banyak ilmu, ternyata dia juga gencar dalam menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, salah satunya bahasa Yunani.

Menurut Sastrawan Islam, Al Nadhim, Al Kindi telah melahirkan 260 karya selama berkutat dengan ilmu pengetahuan di Baitul Hikmah. Sederet pemikirannya juga dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang bisa menunjukkan bahwa dia seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Ratusan karyanya merupakan ilmu dari berbagai bidang seperti filsafat, medis, logika, ilmu hitung, astronomi hingga musik. Karya-karyanya ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa, bahkan masih digunakan selama beberapa abad setelah dia meninggal dunia.

Baca Juga: 7 Tokoh yang Disebut sebagai Filsuf Pertama di Dunia, Sudah Tahu?

4. Muslim pertama yang mendalami ilmu filsafat

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/fotografierende

Hingga abad ke-7 Masehi, belum ada umat muslim yang mendominasi dalam ilmu Filsafat. Al Kindi hadir tidak hanya sebagai penerjemah karya-karya filsafat, namun dia juga berperan untuk menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Baginya filsafat bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam. Agama dan filsafat bertujuan mencari kebenaran dan menciptakan kebahagian melalui kepercayaan yang benar dan perbuatan yang baik.

5. Berhasil merevisi pemikiran filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/Pixabay

Setelah mempelajari bahasa Yunani, Al Kindi mampu merevisi beberapa terjemahan pemikiran Yunani ke dalam bahasa Arab yang sudah dilakukan oleh ilmuwan Islam sebelumnya. Seperti terjemahan Enneads-nya Plotinus oleh Al-Himsi yang sebelumnya disampaikan kepada orang Arab sebagai salah satu karya dari Aristoteles. Dalam menerjemahkan, dia tidak hanya fokus pada setiap kata, namun menjelaskan kembali kalimat yang diterjemahkan tanpa mengubah makna.

6. Mengembangkan pemikiran terhadap ilmu metafisika (Ketuhanan)

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/WallaceChuck

Al Kindi merupakan filsuf pertama dalam Islam yang menyelaraskan antara agama dan filsafat. Bahkan dia memberikan dua pendapat berbeda yaitu, pertama, mengikuti jalur logika dan memfilsafatkan agama. Kedua, memandang agama sebagai ilmu ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat. Maka, bagi Al Kindi filsafat bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

7. Konsep filsafat terhadap jiwa dan roh

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/cottonbro

Dalam buku filsafat Islam, karya Hasyimsyah Nasution menyatakan bahwa Al Kindi juga mengembangkan pemikirannya terhadap konsep filsafat terhadap jiwa atau roh. Menurutnya, jiwa itu tidak tersusun namun mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansi roh berasal dari substansi tuhan, lalu hubungan roh dengan tuhan sama seperti cahaya dengan matahari. Kemudian, jiwa bersifat spiritual Illahiah yang terpisah dan berbeda dari badan.

8. Pemikirannya dalam ilmu matematika

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim yang Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan Pexels.com/Dids

Pada ilmu matematika, Al Kindi membahas mengenai konsep ketakterhinggaan. Menurutnya, benda-benda fisik terdiri atas materi dan bentuk yang kemudian bergerak di dalam ruang dan waktu. Waktu bukanlah gerak melainkan bilangan pengukur gerak, karena waktu adalah yang terdahulu dan yang kemudian lalu berkesinambungan. Maka, setiap benda yang berdiri atas materi dan bentuk akan terbatas oleh ruang dan bergerak di dalam waktu yang konsepnya terbatas. Terbatas sama dengan tidak kekal, maka yang kekal hanyalah Allah SWT.

Selain itu, dia juga mempunyai beberapa karya pada mata pelajaran matematika yaitu mengenai aritmatika, geometri, harmoni angka, perkalian dengan angka, jumlah relatif, proporsi mengukur dan waktu, prosedur numerik, dan memperkenalkan angka india ke dunia. Dia juga merupakan pelopor dalam pembacaan sandi, menggunakan keahlian matematika dalam bidang medis, hingga mengembangkan skala yang memungkinkan dokter dalam mengukur potensi obat mereka.

Pembahasan penggunaan angka India, ditulisnya dalam buku yang berjudul “On The Of The Indian Numerals (Ketab Fi Isti’mal Al-‘Adad Al-Hindi). Buku ini memberikan kontribusi besar terhadap difusi sistem penomoran India di Timur Tengah dan Barat.

Dari delapan pemaparan di atas, kita dapat mengetahui banyaknya kontribusi Al-Kindi dalam peradaban ilmu pengetahuan. Dia tidak hanya fokus terhadap satu ilmu yang dikuasainya, namun juga bepartisipasi terhadap ilmu yang lainnya. Berdasarkan kisah ini, kira-kira ilmu pengetahuan mana yang sudah kita kuasai?      

Baca Juga: Nyentrik, 9 Filsuf Terkenal Ini Ternyata Memiliki Obsesi yang Aneh

Maisix Dela Desmita Photo Verified Writer Maisix Dela Desmita

https://lynk.id/maisixdela

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya