5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Dulu

Semakin bagus bahan semakin tinggi status sosial

Kerah adalah bagian baju yang ada sejak abad ke-15 hingga kini. Pembuatan kerah awalnya bersatu dengan baju dan dengan dengan berjalannya mode, pada masa Elizabeth I, kerah dibuat terpisah. Kerah yang populer saat itu adalah kerah ruff.

Kerah favorit para bangsawan yang ternyata menimbulkan kontroversi. Seperti apa ya kontroversinya? Simak ulasan di bawah ini, ya.

1. Kerah ruff

5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Duluworldofshakespeare.com

Kerah ruff adalah kerah yang berbahan linen dan mampu berdiri karena diberi pati atau kanji dan bisa juga menggunakan kawat. Tak hanya itu, ruff juga kerap diberi renda untuk mempercantik. Kerah ini berlipit lebar yang memungkinkan penggunanya seperti menggunakan roda di lehernya. Salah satu efek menggunakan ruff adalah efek mengangkat kepala seperti pose bangga atau agung. Sehingga, ruff sangat digandrungi oleh para bangsawan.

Untuk membuat satu ruff dengan ketinggian 1 cm dibutuhkan kain linen dan benang gossamer. Benang yang dibutuhkan mencapai 50 buah dan dipola seperti angka 8. Untuk ruff yang besar atau disebut cartwheel ruffs, membutuhkan kawat untuk mendirikannya. Kawat yang dibutuhkan disebut supportasse atau underproper.

2. Sejarah ruff

5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Dulufashionhistory.fitnyc.edu

Mode kerah ruff telah ada pada akhir abad ke-15 dan abad ke-16 yang merupakan evolusi dari kerah kemeja yang menempel di doublet. Pada tahun 1400-an, baju-baju dengan kerah ditali dan diikat di tepi kain. Saat ditarik, tali tersebut menimbulkan kerutan dan kerutan ini tumbuh menjadi model. Kerutan yang kecil itu semakin lama semakin lebar membentuk satu hiasan tersendiri. Ruff lebar pertama kali muncul di Spanyol dan menyebar di Inggris, Prancis, Italia, dan Belanda.

Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Mauritius, Pulau Ilusi Air Terjun Bawah Air

3. Kualitas bahan menunjukkan status sosial

5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Dulubizarrenoirshop.com

Kualitas ruff menunjukkan status dan kekayaan seorang bangsawan. Untuk bangsawan yang kaya biasanya menggunakan linen dengan kualitas bagus yaitu lawne atau camerick.

Tak hanya linen, ruff juga dihiasi dengan renda, emas, perak atau sutra halus dengan dekorasi lambang matahari, bulan dan bintang. Sedangkan untuk orang yang lebih miskin, linen yang digunakan merupakan linen murah yang kadang bisa membuat iritasi pada kulit.

4. Kontroversi Ruff

5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Duluspoonflower.com

Kontroversi muncul pada abad ke-16 dimana kelompok Protestan mengkritik ruff yang telah banyak digandrungi. Ruff disebut seperti batu giling yang berada di leher sehingga mempersulit orang untuk bergerak. Untuk makan saja, pengguna ruff membutuhkan alat yang panjang untuk mencapai mulut mereka. Sehingga pemerintahan Eropa membatasi ukuran ruff.

Ratu Elizabeth I, Inggris mengesahkan Undang-Undang membatasi ukuran ruff pada tahun 1580. Peraturan ini dibuat tidak main-main, Ratu Elizabeth I sampai menugaskan penjaga untuk memantau ukuran ruff di gerbang kota London, Inggris.

5. Perawatan Ruff

5 Fakta Kerah Ruff, Simbol Status Kebangsawananan Zaman Duluetsy.com

Perawatan ruff terbilang cukup ribet dan sulit. Ruff harus diletakkan di kotak khusus agar bentuknya tidak berubah. Untuk perawatannya, kanji dioleskan pada kain linen dan dilipat dengan hati-hati. Lipatannya pun membentuk angka 8 yang kemudian ditekan dan dikeringkan di batang bundar panas yang disebut besi Goffer. Untuk merenggangkan saja membutuhkan kerangka logam.

Walaupun ruff sangat mahal dan menunjukkan kebangsawanan, ruff tidak bisa dipakai terlalu lama. Apalagi jika ingin ruff tegak berdiri, posisi leher dan dagu tidak boleh bergerak sembarangan. Ditambah lagi karena cuaca dan panas tubuh dapat membuat ruff tidak bisa berdiri tegak lagi.

Baca Juga: 4 Wabah Paling Mematikan dalam Sejarah, Telan Banyak Korban

mirqotul aliyah Photo Verified Writer mirqotul aliyah

twitter @miraliyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya