7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasa

Setiap festival penuh dengan doa dan harapan

Tak memiliki pendiri dan tidak ada kitab suci resmi, Shinto merupakan kepercayaan dan praktik keagamaan asli Jepang. Secara harfiah, Shinto diartikan sebagai 'Jalan Kami' dan sudah diperkenalkan pada abad ke-6 masehi. Kepercayaan ini termasuk dalam politeistis yang berarti mengakui atau menyembah banyak dewa.

Dalam melakukan penyembahan ada ritual yang lambat laun menjadi festival yang dilakukan secara rutin oleh penganutnya. Bukan sekedar festival, ritual ini memiliki pemaknaan sejarah serta pengharapan untuk mendapatkan masa depan lebih baik. Untuk lebih mengenalnya, ini beberapa festival agama Shinto.

Baca Juga: 10 Kuil Shinto yang Wajib Dikunjungi Saat ke Jepang

1. Matsuri

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pixabay.com/eyesopening)

Matsuri dikenal juga dengan festival Shinto. Kata matsuri berasal dari kata yang berarti 'menghibur' atau 'melayani'. Dalam proses yang dilakukan, Matsuri menampilkan mikoshi atau tandu dewa yang digambarkan sebagai altar atau kuil portable serta dashi. Kedua benda tersebut dibawa berkeliling kota.

Festival ini sudah dilakukan sejak 752 dan berlangsung setiap tahun hingga sekarang antara tanggal 1 dan 14 Maret. Tujuan dari festival ini adalah untuk menyucikan dan meningkatkan kemakmuran negara. Dalam festival ini akan ada tarian, pertunjukan, parade, yatai, permainan, dan minuman.

2. Seijin Shiki

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pexels.com/Satoshi Hirayama)

Seijin Shiki diartikan sebagai Hari Dewasa yang berlangsung pada tanggal 15 Januari. Perayaan ini dilakukan untuk orang Jepang yang tahun sebelumnya telah berulang tahun ke-20. Usia 20 tahun adalah usia dewasa legal di Jepang. Tujuan dari perayaan ini adalah mengucapkan terima kasih, mengharapkan berkah, mendorong kaum muda sadar menjadi dewasa dan berjuang untuk melewati kehidupan sendiri.

Uniknya, dalam perayaan ini perempuan memakai baju kimono atau disebut dengan furisode. Sedangkan pria memakai montsuki hakama yang merupakan pakaian formal Jepang. Dalam perayaan ini diadakan ceramah atau pesta, serta pemberian hadiah. Di mana sebelumnya, pemerintah akan mengirimkan kartu undangan untuk menghadiri upacara tersebut.

3. Aki Matsuri

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pixabay.com/Jason Goh)

Aki Matsuri diartikan sebagai festival musim gugur yang diadakan untuk berterima kasih atas panen yang baik. Setiap kuil mengadakan perayaan dengan tanggal yang berbeda-beda. Dulunya, festival ini dilakukan oleh keluarga Kekaisaran Jepang.

Dalam perayaannya tak hanya dilakukan dengan berdoa di kuil tapi juga dengan tarian dan musik. Tak hanya di Jepang, festival ini juga kerap diadakan di luar negeri dengan menampilkan beragai pertunjukkan budaya, makanan, cosplay dan banyak lagi yang berhubungan dengan Jepang.

4. Rei-Sai

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pixabay.com/Jason Goh)

Rei-Sai menjadi salah satu festival besar setahun sekali yang dianggap penting. Setiap kuil menentukan hari Rei-Sai berbeda-beda, di mana secara khusus dikaitkan dengan dewa atau kuil yang dianut. Selain itu, tanggal yang sudah ditentukan tersebut  tidak boleh diganti.

Dulu, perayaan ini dikenal dengan oomatsuri, onmatsuri atau nama kuil yang diberi akhiran festival misalnya Kasuga-Matsuri Festival atau Iwashimizu-Sai Festival. Lambat laun berubah bahkan diklasifikasikan dengan taisai sehingga terkadang disebut dengan Rei-taisai.

Baca Juga: 10 Potret Fushimi Inari Taisha, Kuil Shinto Terbesar di Kyoto, Ikonik!

5. Oshoogatsu

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pixabay.com/Johnny_px)

Oshoogatsu merupakan festival tahun baru yang diadakan tepat pada pergantian tahun. Setiap rumah tangga yakin pada tanggal 1 Januari akan didatangi dewa pembawa berkah, Toshigami. Untuk itu, setiap rumah akan melakukan osoji atau membersihkan rumah, tempat kerja, sekolah dan lingkungan sejak 13 Desember. Setelah itu memasang oshogatsu kazari atau dekorasi tahun baru di pintu masuk untuk menyambut dewa dan mengusir roh jahat. 

Pada 31 Desember atau disebut omisoka, persiapan tahun baru dilakukan dengan cara menghabiskan waktu dengan keluarga. Bersamaan dengan itu dilengkapi pula hidangan spesial yaitu toshikoshi soba. Tepat tengah malam, kuil melakukan ritual membunyikan lonceng sebanyak 108 kali yang disebut joyanokane.

Tak hanya itu, orang-orang merayakan tahun baru dengan berkunjung ke kuil untuk berterima kasih, meminta keberuntungn dan membuat resolusi tahun baru. Saat festival ini berlangsung, kuil dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan pengunjung.

6. Haru Matsuri

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pexels.com/AKANE ZEN)

Haru Matsuri  disebut juga dengan festival musim semi. Setiap kuil akan merayakan dengan tanggal yang berbeda dalam rentang musim semi yaitu Januari hingga Mei. Festival ini biasanya terdiri dari dua festival yaitu Goju-no-to Festival dan Floral Festival. Dalam festival ini diadakan untuk memohon panen yang melimpah.

Dalam festival ini, banyak kegiatan luar rumah karena bisa melihat bunga yang sedang bermekaran terutama bunga sakura. Orang-orang akan berkumpul melakukan piknik dengan membawa kotak bento tradisional yang dimakan secara bersama-sama.

7. Shichigosan

7 Festival Agama Shinto, Ada Festival Hari Dewasailustrasi festival (pexels.com/Anton Cherednichenko)

Shichigosan disebut juga dengan festival 7-5-3. Festival ini berdasarkan usia anak-anak yaitu tujuh (shichi), lima (go), tiga (san). Pada festival ini orang tua membawa anak laki-laki dengan usia 3 dan 5 tahun serta anak perempuan dengan usia 3 dan 7 tahun untuk berterima kasih pada dewa kehidupan. Mereka bersyukur atas kesehatan dan berdoa untuk masa depan yang aman dan sukses.

Dalam sejarahnya, dulu anak-anak rentan terhadap penyakit dan kematian. Oleh karena itu dilakukanlah peringatan ini untuk menandai tonggak penting perkembangan anak. Angka 3, 5 dan 7 dianggap membawa keberuntungan sehingga anak-anak menjalani upacara penyucian pada usia tersebut. Biasanya perayaan ini dilakukan setiap tanggal 15 November.

Bukan sekedar perayaan untuk bersenang-senang, festival ini juga memiliki makna yang penting. Utamanya untuk warga Jepang yang menganut kepercayaan Shinto, mereka senantiasa bersyukur dan berdoa untuk hidup lebih baik.

mirqotul aliyah Photo Verified Writer mirqotul aliyah

twitter @miraliyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya