5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unik

Corak pada sayapnya terlihat seperti kepala ular  

Selain kupu-kupu, ngengat adalah salah satu serangga yang mengalami metamorfosis dari ulat. Walau sekilas terlihat mirip dan sama-sama memiliki corak sayap yang indah, kupu-kupu dan ngengat adalah dua jenis serangga yang berbeda. Perbedaan paling mencolok terlihat pada bentuk antena dan warna sayap mereka.

Antena ngengat berbentuk runcing, dengan bulu-bulu halus tumbuh di sepanjang antena yang terlihat seperti sisir. Selain itu, sayap ngengat juga cenderung berwarna gelap. Salah satu jenis ngengat yang dikenal dengan nama kupu gajah, memiliki corak sayap yang unik.

Kupu gajah dapat dikenali dengan mudah hanya dengan melihat sayapnya. Selain karena warnanya yang cenderung cerah, yang paling mencolok adalah motif atau corak pada sayapnya. Terdapat corak yang terlihat seperti kepala ular pada bagian atas ujung luar sayap kupu gajah. Apa saja fakta menarik lain dari ngengat unik ini? Simak selengkapnya dalam daftar berikut. 

1. Berukuran sangat besar

5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unikperbandingan ukuran Attacus Atlas dengan telapak tangan manusia (commons.wikimedia.org/Maghdp)

Sepertinya nama kupu gajah sangat cocok untuk menyebutkan ngengat berukuran besar ini. Jenis betina dari spesies ini berukuran sedikit lebih besar dari jantannya. Dikatakan rentang sayap hewan bernama ilmiah Attacus atlas ini dapat mencapai 26 cm. Ukuran ini membuatnya menjadi salah satu ngengat terbesar di dunia.

Tidak hanya ukuran sayap, bagian antena ngengat ini juga cukup besar. Animal Diversity Web melansir bahwa antena kupu gajah jantan dapat mencapai panjang 3,9 cm dan lebar 1,3 cm. Sementara itu ngengat betina memiliki antena yang sedikit lebih kecil, dengan panjang 2,1 cm dan lebar 0,3 cm. 

2. Ketika dalam fase ulat, ukurannya juga besar

5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unikpotret ulat yang akan menjadi kupu-kupu Attacus Atlas (commons.wikimedia.org/Vinayaraj)

Sebelum bermetamorfosis menjadi ngengat, kupu gajah juga mengalami fase hidup sebagai ulat selama kurang lebih 5-7 minggu. Ulat kupu gajah berwarna hijau terang, dengan sedikit warna hijau kebiruan di beberapa bagian tubuhnya. Bagian punggung dan kepala ulat ditutupi lapisan berwarna putih yang terlihat seperti tepung, dan terdapat bercak berwarna orange pada ujung belakang tubuhnya.

Hewan yang menyebar di daerah tropis ini akan selalu makan ketika dalam fase ulat. Ulat kupu gajah memakan berbagai jenis daun tanaman, sehingga tidak mengherankan jika ukuran panjangnya mencapai 12 cm. Selama hidup dalam fase ulat, hewan ini tidak akan berhenti makan hingga memasuki fase kepompong.

3. Kupu gajah tidak memiliki mulut

5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unikpotret antena kupu-kupu Attacus Atlas (commons.wikimedia.org/Quartl)

Setelah sekitar satu bulan dalam fase kepompong, metamorfosis ngengat kupu gajah telah sempurna. Ngengat ini akan keluar dari kepompongnya sekitar 8 -- 10 jam setelah menetas, namun pada fase kali ini, tubuhnya tidak dilengkapi dengan mulut. Tanpa mulut, seekor kupu gajah tidak dapat makan. Hal ini membuat masa hidup kupu gajah menjadi sangat singkat.

Setelah berubah menjadi ngengat, kupu gajah hanya dapat bertahan hidup paling lama hingga dua minggu. Ngengat ini memanfaatkan cadangan makanan dalam tubuh, yang diperolehnya selama hidup sebagai ulat. Hal ini diduga menjadi alasan mengapa ulat kupu gajah akan memakan berbagai jenis daun dalam jumlah banyak. 

Baca Juga: 9 Spesies Ngengat Ini Punya Motif Cantik, Ada yang Beracun

4. Corak sayap yang unik sebagai bentuk perlindungan diri

5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unikdetail corak sayap kupu gajah yang menyerupai kepala ular (commons.wikimedia.org/Vinayaraj)

Karena sering hinggap di pohon-pohon rendah, kupu gajah rentan dimangsa oleh burung, kadal, dan predator lainnya. Untuk menyelamatkan diri, kupu gajah memanfaatkan corak sayapnya yang berbentuk seperti kepala ular.  

Ketika merasa terancam, kupu gajah akan menggerak-gerakkan sayapnya yang besar secara perlahan, menirukan pergerakan seekor ular. Hal ini bertujuan untuk mengelabui predator, sehingga mereka mengira sayap kupu gajah sebagai ular.

5. Menghasilkan sutra yang berkualitas baik

5 Fakta Kupu Gajah, Ngengat dengan Corak Sayap yang Unikpotret ngengat kupu gajah (pixabay.com/Schreib-Engel)

Tidak hanya ulat sutra, ternyata ulat kupu gajah juga menghasilkan sutra. Sutra yang dihasilkan ulat kupu gajah disebut dengan sutra fagara. Sutra tersebut berwarna coklat dan digunakan ulat untuk membuat kepompong.

Kepompong kupu gajah juga berukuran besar, yakni sekitar 6 cm. Cangkang kepompong kupu gajah yang telah ditinggalkan sering kali dipanen, lalu digunakan untuk membuat berbagai jenis pakaian, sepatu, bahkan tas wanita. Sutra fagara memiliki kualitas yang sangat baik. Dikatakan jenis sutra ini cukup kuat, tahan lama, dan memiliki tekstur seperti wol. Tidak heran jika di beberapa daerah, kupu gajah dibiakkan untuk memperoleh sutranya.

Setiap makhluk hidup memiliki keunikannya masing-masing. Keunikan kupu gajah tidak hanya terletak pada corak sayapnya yang berguna untuk melindungi diri, namun juga sutra berkualitas yang dihasilkannya yang dapat dimanfaatkan manusia. 

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Ngengat Rambut Kuning, Diberi Nama 'Donaltrumpi'

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya