8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mental

Kisah hidupnya tragis, penuh dengan ketakutan dan amarah

Korea dulunya merupakan negara dengan bentuk kerajaan. Negara tersebut berubah menjadi negara republik pada 15 Agustus 1948, setelah bebas dari invasi Jepang. Negara Jepang berhasil memasuki Korea setelah menghancurkan dinasti terakhir, dinasti Joseon.

Nama dinasti Joseon tentu tak asing bagi para penggemar Korea. Pencipta huruf Hangeul, Raja Se Jong, merupakan raja ke-4 dari dinasti tersebut. Selain Raja Se Jong, ada kisah lain yang cukup populer dari dinasti ini, yaitu kisah Pangeran Sado. Pangeran Sado disebut-sebut memiliki gangguan mental. Apa saja fakta dan kisah lain dari Pangeran Sado? Simak daftar berikut. 

1. Merupakan seorang putra mahkota

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalcuplikan film The Throne (syj.middcreate.net)

Setelah Hyo Jang, putra Raja Yeong Jo, meninggal saat usia sembilan tahun, raja tidak memiliki keturunan lain sebagai penerus. Ratu Jeong Seong saat itu tidak memiliki anak, sementara selir kesayangan raja, Lady Son Hui, hanya melahirkan anak perempuan. Setelah beberapa tahun, Lady Son Hui akhirnya melahirkan Pangeran Sado pada 13 Februari 1735. Dengan kata lain, Pangeran Sado adalah anak laki-laki ke-2 Raja Yeong Jo.

Saat berusia seratus hari, Pangeran Sado mulai dibesarkan oleh pengasuh. Ia memiliki pelayan dan pengawal pribadi, dan tinggal di istana khusus putra mahkota. Pangeran hidup jauh dari orangtuanya, sehingga ia bisa melakukan apapun yang dia suka. Ketika berusia dua tahun, ia diangkat menjadi putra mahkota.

2. Seseorang yang cerdas

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalpotret ilustrasi era Jo Seon (pixabay.com/baegjins)

Dilansir Encyclopedia of Korean Culture, Pangeran Sado adalah anak yang sangat cerdas. Ia berbakat dalam menulis, menggambar dan membaca. Ia juga memiliki minat yang tinggi terhadap politik. Mengutip video YouTube Korea Reomit, Pangeran Sado dikatakan mulai merangkak ketika berusia 4 bulan, usia 7 bulan sudah dapat membedakan arah mata angin, dan ketika berusia 2 tahun ia telah menghapal 60 huruf Hanja.

Tidak hanya secara akademis, pangeran Sado juga sangat berbakat dalam bidang fisik. Ia menguasai teknik memanah dan ilmu pedang. Ia juga suka membaca buku-buku yang mengandung unsur mistis. Ia bahkan diangkat menjadi bupati ketika berusia 15 tahun. Walau demikian, ia lebih tertarik pada ilmu beladiri dan menggambar.

3. Menikah dengan usia sangat muda

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalpotret peragaan ulang pernikahan Kerajaan (commons.wikimedia.org/User: Steve46814)

Pangeran Sado menikah dengan istrinya, Hong Hye Gyeong, pada tahun 1744, ketika usia mereka sekitar sembilan tahun. Hye Gyeong adalah anak dari Hong Pong Han, seorang sarjana dewan negara, keturunan Putri Korea yang miskin, tetapi sangat cerdas. Hubungan keduanya masih seperti teman bermain dan masih tinggal di rumah orangtua masing-masing.

Mad Monarch melansir, Pangeran Sado dan istrinya mulai tinggal bersama ketika ia berusia 14 tahun. Setahun setelah tinggal bersama, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Uiso. Anak tersebut meninggal ketika berusia dua tahun.

Segera setelah itu, Hye Gyeong kembali melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Jeong Jo, yang nantinya menjadi penerus kerajaan. Pangeran dan istrinya juga memiliki dua orang anak perempuan bernama Cheong Yeon dan Cheong Son. 

4. Mendapat didikan sangat keras

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalcuplikan film The Throne, Pangeran Sa Do dan Raja Yeong Jo (koreaherald.com)

Karena menjadi satu-satunya penerus kerajaan, Raja Yeong Jo berusaha mendidik Pangeran Sado dengan keras, agar siap menjadi raja. Raja yang perfeksionis dan pemarah, menuntut Pangeran Sado melakukan semua hal yang diinginkan raja dengan sempurna, sehingga ia sering memarahi pangeran. Karena sering dimarahi, Pangeran Sado menjadi sangat takut kepada ayahnya.

Ketika diangkat menjadi bupati, Pangeran Sado bertugas mengambil keputusan dalam administrasi. Tetapi apapun yang menjadi keputusannya, raja tidak pernah puas. Raja sering dengan sengaja menghukum putranya di depan banyak orang. Tidak hanya itu, ia juga memaksa pangeran menggantikannya melakukan tugas yang tidak disukai Pangeran Sado, seperti memimpin penyiksaan terhadap penjahat yang sedang dihukum.

Hal ini membuat hubungan Pangeran Sado dan ayahnya semakin renggang. Tetapi pangeran sangat menyayangi kakak perempuannya, Putri Hwa Hyeop, yang juga diabaikan oleh ayah mereka.

5. Memiliki gangguan mental

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan MentalPangeran Sa Do pada cuplikan film The Throne (koreaherald.com)

Ketika berusia sepuluh tahun, Pangeran Sado jatuh sakit. Tidak ada yang tahu pasti penyakit yang dideritanya, tetapi sejak saat itu perilakunya berubah. Mad Monarch melansir bahwa, Pangeran Sado mengalami gangguan mental ringan. Ketika wabah campak menyerang di tahun 1752, kakak perempuan kesayangannya, Putri Hwa Hyeop, meninggal akibat penyakit tersebut. Pangeran sangat berduka dan sejak saat itu pula, sikapnya semakin parah. Ia mulai bermimpi buruk dan mengalami delusi.

Pangeran Sado mengaku melihat Dewa Petir ketika membaca buku Taoisme berjudul Okchugyeon. Ia jadi sangat ketakutan sampai tak mau menyentuh apapun yang memiliki pahatan karakter dari buku tersebut. Kondisi mentalnya semakin parah ketika neneknya, Ratu In Won, dan istri ayahnya, Ratu Jeong Seong, meninggal dalam waktu berdekatan. Kepergian dua orang terdekatnya membuat hubungan Pangeran Sado dan Raja Yeong Jo memburuk. Pangeran semakin frustasi dan amarahnya jadi tidak terkontrol. 

Dilansir People Pill, kondisi mental Pangeran Sado yang memburuk membuatnya semakin kasar dan brutal. Amarahnya hanya mereda dengan memukuli bahkan membunuh pegawai-pegawainya. Ia juga menyerang dan memperkosa banyak dayang-dayang istana, bahkan ia berusaha menyerang saudarinya sendiri, Putri Hwa Wan. Hal ini selalu dilakukannya setiap kali ia marah.

Ketakutannya terhadap Dewa Petir juga menimbulkan masalah ketika akan memilih pakaian. Ia sangat takut dan percaya jika memilih pakaian yang salah, dewa akan marah. Ia pun menjadi sangat marah jika ada kesalahan dalam pakaiannya, dan kerap membunuh pelayan-pelayannya. Ia bahkan tidak segan-segan menghajar istrinya sendiri.   

Baca Juga: 8 Fakta Unik Queen Victoria, Ratu Terbaik Kerajaan Inggris

6. Meninggal dengan cara yang menyedihkan

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalcuplikan film The Throne (syj.middcreate.net)

Karena perbuatannya yang brutal, anggota kerajaan dan pegawai istana merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan. Istri dan ibunya juga sangat takut pada Pangeran Sado.

Dilansir Encyclopedia, pada tahun 1762 setelah pernikahan putranya, perbuatan Pangeran Sado semakin tidak terkendali. Lady Son Hui, ibu Pangeran Sado, merasa bahwa kerajaan mereka terancam dan meminta raja untuk membunuh pangeran, demi keselamatan cucu dan menantunya. 

Mengutip Wikiwand, peraturan peradilan membuat anggota kerajaan tidak boleh dicemari. Juga menurut praktik hukum komunal saat itu, jika Pangeran Sado dieksekusi sebagai seorang penjahat, maka istri dan anak-anaknya juga akan dihukum mati atau dibuang. Oleh karena itu, untuk menghindari hukum tersebut, Raja Yeong Jo memerintahkan Pangeran Sado masuk ke dalam peti kayu, yang saat itu umum digunakan sebagai kotak penyimpanan beras.

Eksekusi tersebut dilakukan pada musim panas bulan Juli 1762. Pangeran Sado memohon ampun kepada ayahnya, tetapi permintaan tersebut tidak diindahkan. Gelar Pangeran Sado dicabut, lalu ia dikurung dalam peti tersebut tanpa diberi makan dan minum. Selama hari-hari pengurungannya, istri dan anaknya diasingkan ke rumah mertuanya. Di hari ke-8 pengurungannya, raja memerintahkan peti dibuka dan terlihat Pangeran Sado telah meninggal akibat kelaparan.     

7. Sado bukanlah nama asli pangeran

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalpotret makam Pangeran Sa Do (cha.go.kr)

Secara tidak langsung, Pangeran Sado dibunuh oleh ayahnya sendiri, Raja Yeong Jo, raja ke-21 dinasti Joseon. Sado merupakan nama yang diberikan raja kepadanya, setelah pangeran meninggal. "Sado" berarti sedih ketika diingat. Nama tersebut menunjukkan  kesedihan raja setiap kali ia mengingat putranya tersebut.

Nama asli Pangeran Sa Do adalah Yi Seon. Raja Yeong Jo melarang nama pangeran disebutkan selama sisa masa pemerintahannya. Oleh sebab itu, putra Pangeran Sado, Pangeran Jeong Jo, ditambahkan ke daftar keluarga mendiang pamannya, pangeran Hyo Jang.

Saat Pangeran Jeong Jo naik takhta, pernyataan yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah, "Saya adalah anak Pangeran Sado". Raja Jeong Jo menunjukkan pengabdian kepada ayahnya, salah satunya dengan menguburkan kembali ayahnya di tempat yang layak bagi seorang raja dan mengembalikan gelar ayahnya yakni Jang Jo, yang telah dicabut. Makam Pangeran Sado dan istrinya diberi nama Hyeollyungwon, sebelum akhirnya berubah nama menjadi Yung Neung.

8. Kisah hidupnya diangkat menjadi film

8 Fakta Sado, Pangeran Dinasti Joseon dengan Gangguan Mentalposter film The Throne (syj.middcreate.net)

Pangeran Sado menjadi anggota kerajaan pertama yang dibunuh dengan dikurung dalam kotak kayu. Kisah kehidupan dan kematiannya yang tragis membuat dia menjadi sosok dalam sejarah Korea yang sulit dilupakan dan cukup kontroversial. Kisah hidupnya diangkat menjadi beberapa film, salah satunya adalah The Throne. Pada film tersebut, dilansir Korea Joongang Daily, sutradaranya bahkan tidak perlu mencampuradukkan cerita, sebab kehidupan Pangeran Sado sendiri sudah cukup dramatis.

Banyak rumor mengenai kehidupan Pangeran Sado, tetapi semuanya ditepis oleh Lady Hye Gyeong melalui bukunya. Sepeninggal suaminya, ia menuliskan kehidupan suaminya dalam buku berjudul The Memoirs of Lady Hyegyeong. Walau disakiti oleh suaminya, Lady Hyeo Gyeong sadar betul bahwa apa yang terjadi pada suaminya merupakan akibat dari perbuatan Raja Yeong Jo.

Film The Throne yang dirilis tahun 2015, fokus menceritakan Pangeran Sado yang tiada karena dibunuh ayahnya sendiri. Film ini juga nenunjukkan sikap pangeran yang brutal, merupakan akibat dari perbuatan Raja Yeong Jo sendiri, yang akhirnya menjadi petaka bagi mereka. Pangeran Sado diperankan oleh Yoo Ah In, dan Raja Yeong Jo diperankan oleh Song Kang Ho.

Banyak kejadian dalam sejarah yang menceritakan kisah-kisah tragis kehidupan. Mengetahui sejarah adalah hal sangat baik karena banyak yang dapat dipelajari, juga untuk menghindari kesalahan yang sama terulang kembali. 

Baca Juga: 8 Fakta Yi Deokhye, Putri Terakhir Kerajaan Korea yang Bernasib Tragis

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya