5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang Mendunia

Temuan mereka mencakup institusi hingga benda sehari-hari

Sains dan teknologi tidak akan hadir begitu saja ke dalam kehidupan manusia tanpa ada yang memikirkan dan mewujudkannya. Dalam kitab suci agama Islam, Al-Qur'an memerintahkan umatnya untuk berpikir dan merenungkan penciptaan langit dan bumi. Sebagaimana kita pahami, Allah berbicara tentang pergantian siang dan malam serta bagaimana Dia menciptakan tanaman yang bertumbuh dan berkembang. Topik dalam Al-Qur'an mencakup ranah biologi, geologi, embriologi, astronomi, dan masih banyak lagi.

Hal ini bisa kita lihat pada Zaman Keemasan Islam, banyak cendekiawan muslim yang menaruh minat pada ilmu pengetahuan dengan landasan yang tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Karena itu, saat ini kita bisa merasakan dan menggunakannya dalam bentuk ilmu pengetahuan modern, teknologi, pelayanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan masih banyak lagi yang mencakup setiap sektor kehidupan.

Kontribusi para cendekiawan muslim sangatlah besar! Sehingga pada saat itu, lahirnya ilmu pengetahuan dan penemuan alat-alat yang memudahkan hidup manusia membuat peradaban Islam menjadi sangat maju--pada akhirnya disebut sebagai Zaman Keemasan Islam. Dari sekian banyaknya penemuan, pada kesempatan ini kita hanya akan membahas lima temuan saja namun ini sangat mendunia.

1. Aljabar

5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang Menduniailustrasi grafik fungsi aljabar (pexels.com/Sergey Meshkov)

Aljabar merupakan bentuk atau komponen dari ilmu matematika yang membahas tentang suatu penyederhanaan dan pemecahan masalah dengan memakai huruf-huruf yang disebut sebagai variabel. Aljabar ditemukan pertama kali oleh Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi (780--850 M), ia tinggal di wilayah Persia yang saat ini menjadi bagian dari Uzbekistan dan Iran. Kontribusinya dalam bidang matematika membawa terobosan penting dalam perhitungan aljabar, trigonometri, dan pengetahuan geografis.

Istilah "Aljabar" berasal dari karya Al-Khawarizmi yang terkenal, "Kitab al-ḥisāb al-jabr wa al-muqābala." Bukunya tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing. Setelah bukunya diterjemahkan ia dikenal sebagai algoritmi, yang merupakan asal dari kata algoritma. Dalam bukunya tersebut, Al-Khawarizmi menguraikan dasar-dasar persamaan aljabar dengan pendekatan metodis untuk menyelesaikan persamaan linier dan kuadrat.

Pada awalnya, penemuan aljabar terjadi karena kerumitan memecahkan masalah matematika yang berkaitan dengan perdagangan, pengukuran tanah, pembagian warisan, perpajakan, teknik, dan arsitektur. Rumitnya persoalan tersebut memerlukan metode perhitungan dan pemecahan masalah yang lebih canggih di luar aritmatika dan geometri. Sejenak Al-Khawarizmi mengalihkan perhatiannya pada dilema ini, dan karena kejeniusannya, lahirlah aljabar. Dilansir History Cooperative, penemuan aljabar memberikan metode yang lebih efisien, sistematis, dan universal untuk menyatakan dan memecahkan masalah-masalah ini.

Dikarenakan aljabar ditemukan pada abad ke-9 yang menjadi Zaman Keemasan Islam, keingintahuan intelektual dan pembelajaran tingkat lanjut menjadi berkembang dengan pesat. Penemuan aljabar pada periode ini merupakan pencapaian terbesar yang membentuk berbagai bidang ilmu, seperti teknik, fisika, ekonomi, dan ilmu komputer. Di luar kepraktisannya, aljabar dikembangkan untuk memahami dan mengungkap misteri alam semesta. Hal ini berakar pada pemikiran filosofis dan teologis untuk memahami hakikat keberadaan dan pola kosmos.

2. Universitas

5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang MenduniaUniversitas Al-Qarawiyin di Fes, Maroko (commons.wikimedia.org/Khonsali)

Pada awal sejarah peradaban Islam, masjid juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran ilmu-ilmu Islam, seperti kajian Al-Qur'an, ilmu fiqih, dan hadis. Semakin berkembangnya dunia Islam, maka diperlukan lembaga formal yang didedikasikan untuk pendidikan. Diketahui bahwa lembaga formal pertama bernama Al-Qarawiyin, yang didirikan oleh Fatima Al-Fihri pada tahun 859 di Fes, Maroko.

Fatima dan saudara perempuannya, Mariam, sama-sama berpendidikan tinggi. Mereka menerima warisan yang cukup besar dari kekayaan ayahnya, setelah ayahnya meninggal. Warisan yang Mariam terima ia gunakan untuk membangun masjid yang diberi nama Masjid Agung Al-Andalus. Sedangkan Fatima membangun Masjid Al-Qarawiyin yang merupakan masjid terbesar di Afrika Utara.

Masjid yang didirikan oleh Fatima merupakan kompleks yang besar. Di dalam tembok kompleks dibangunlah universitas, yang menjadi bagian dari masjid. Lembaga pendidikan yang diberi nama Universitas Qarawiyin itu dianggap oleh para sejarawan sebagai universitas tertua yang masih beroperasi dan memberikan gelar di dunia. Dilansir About Islam, universitas ini dianggap sebagai salah satu pusat spiritual dan pendidikan terkemuka di dunia muslim.

Baca Juga: 5 Penutup Kepala Lelaki Muslim dari Berbagai Negara, Gak Cuman Peci! 

3. Rumah sakit

5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang Menduniailustrasi rumah sakit (pexels.com/Pixabay)

Menurut beberapa pendapat, rumah sakit paling awal sudah dibangun pada tahun 805 oleh Harun al-Rasyid di Baghdad. Di sisi lain, Rumah Sakit Ibnu Tulun juga merupakan salah satu rumah sakit pertama yang dibangun di Mesir, yang berfungsi penuh dan menjadi contoh rumah sakit yang kita lihat saat ini. Konsep utama berdirinya Rumah Sakit Ibnu Tulun adalah memberikan layanan kesehatan gratis. Konsep ini sudah lazim dalam tradisi Islam yang dilembagakan dengan munculnya rumah sakit tersebut.

Ruangan yang disediakan dari Rumah Sakit Ibnu Tulun ini, yaitu bangsal pemulihan, pusat perawatan, hingga rumah jompo. Lebih dari sekadar itu, pusat kesehatan serupa juga turut dibuka di seluruh wilayah kerajaan Islam dan dikenal sebagai "Bimaristan" atau "Maristan", berasal dari kata Persia yang artinya "sakit" dan "tempat".

Ide rumah sakit pada awalnya berasal dari keinginan para dokter yang saat itu ingin memajukan ilmu kedokteran dan kemampuan untuk menerapkannya secara lebih praktis. Dengan tujuannya itu, para dokter mengobati para pasien yang menderita berbagai penyakit, sekaligus memberi mereka wawasan tentang ilmu kedokteran yang masih terbatas pada saat itu.

Rumah sakit yang dibangun pada zaman itu mungkin belum memenuhi standar seperti yang kita lihat saat ini. Akan tetapi, rumah sakit itulah yang menjadi inspirasi bagi semua rumah sakit yang kini tersebar di seluruh dunia.

4. Kopi

5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang Menduniailustrasi kopi (pixabay.com/旭刚 史)

Siapa sangka, sebagai salah satu minuman terfavorit di dunia, kopi pada awalnya ditemukan dengan tidak sengaja oleh seorang muslim yang sedang menggembalakan kambingnya. Namanya adalah Khalid (disebut Kaldi), saat itu ia memperhatikan kambingnya yang bersemangat setelah memakan buah beri tertentu. Kemudian Kaldi merebus buah beri tersebut dan menghasilkan kopi pertama. 

Nah, dari wilayah dataran tinggi Ethiopia dan Yaman inilah minuman kopi pertama kali dikonsumsi oleh para sufi. Tujuannya agar mereka tetap terjaga sepanjang malam dalam beribadah dan berdoa. Karena kopi digemari oleh kalangan sufi hingga mereka mengonsumsinya selama bertahun-tahun, kemudian minuman ini disebut sebagai "nektar tasawuf". Kopi kemudian menyebar ke masyarakat muslim yang lebih luas. Seiring berjalannya waktu, demikian Al Hakam mengulas, tradisi memanggang biji kopi dan memasukkannya ke dalam air panas untuk menghasilkan minuman pahit yang dapat berfungsi ganda sebagai penambah energi, kemudian makin berkembang dan dikenal sebagai kopi.

Asal kata "kopi" muncul pertama kali dalam bahasa Arab, "qahwa", kemudian "kahve" dalam bahasa Turkiye, lalu "caffe" dari Italia, hingga menjadi "coffee" dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia kita mengenalnya dengan nama kopi. Nah, setelah minuman kopi mulai dipopulerkan, kedai khusus kopi mulai dibuka di sekitar kota-kota kerajaan Islam, seperti di Damaskus, Kairo, dan Baghdad. Kopi mulai dikenal di dunia Barat pada abad ke-17, setelah seorang pedagang bernama Ottoman membawa kopi ke London. Dari sanalah kemudian kopi menyebar ke Venesia, Italia, hingga Jerman.

5. Optik (kamera)

5 Temuan Penting dari Cendekiawan Muslim yang Menduniailustrasi prinsip camera obscura (commons.wikimedia.org/Unknown Author)

Kualitas kamera yang begitu canggih di zaman sekarang mungkin tidak akan ada jika konsep optiknya tidak ditemukan. Di Zaman Keemasan Islam, konsep optik dan fungsi di balik kamera ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim bernama Ibnu Al-Haytham. Ibnu Al-Haytham dipandang sebagai salah satu ilmuwan terhebat yang diakui banyak kalangan. Ia menghabiskan sebagian besar masa kerjanya di kota kekaisaran Kairo. Penelitiannya di bidang optik baru muncul setelah ia dijadikan tahanan oleh Al-Hakim, seorang penguasa Fatimiyah. Dari situ Ibnu Al-Haytham memulai penelitiannya dan berusaha melihat prinsip kerja cahaya. Orientasi inti penelitiannya adalah untuk melihat prinsip kerja kamera lubang jarum.

Dilansir Al Hakam, Ibnu Al-Haytham dipandang sebagai ilmuwan pertama yang menemukan bahwa ketika sebuah lubang kecil dibuat di sisi kotak kedap cahaya, sinar cahaya dari luar diproyeksikan melalui lubang kecil itu ke dalam kotak dan ke dinding belakangnya. Ia menemukan bahwa jika lubang jarum semakin kecil, maka kualitas gambarnya semakin tajam, yang pada gilirannya memberikan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat jernih. Penelitiannya tentang cara kerja cahaya ini ia tuangkan dalam bukunya, Kitab Al-Manazir, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, The Book of Optics.

Penemuan Ibnu Al-Haytham ini pada akhirnya mengarah ke penemuan kamera modern dengan fitur-fiturnya yang canggih dan kualitasnya yang semakin jernih. Bisa kita bilang bahwa tanpa penelitiannya mengenai prinsip kerja cahaya ini, maka mekanisme di balik kamera tidak akan ada.

Topik tentang beberapa penemuan di atas hanyalah segelintir dari ratusan hingga ribuan penemuan yang disumbangkan oleh para cendekiawan muslim. Sekarang kita dapat merasakannya dalam bentuk beberapa benda yang kita gunakan dan lembaga yang kita rasakan. Kendati kota-kota pada masa kerajaan Islam yang menjadi pusat pembelajaran dunia telah usang, namun warisan mereka masih tetap hidup dan terus dikenang.

Baca Juga: 5 Panglima Perang Hebat yang Pernah Dimiliki Umat Muslim di Dunia

Ali Akbar Muhamad Photo Verified Writer Ali Akbar Muhamad

Menulis dalam kesunyian

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya