6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!

Jadi kamu mau pilih sistem yang mana? 

Hidroponik dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman dengan menggunakan media tanam selain tanah dan memanfaatkan air untuk menyalurkan unsur hara yang dibutuhkan ke setiap tanaman.

Hidroponik juga memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah tidak bergantung iklim, hasil panen yang berkelanjutan, dan perawatan tanaman yang lebih praktis dan bisa dilakukan di lahan yang sempit.

Budidaya secara hidroponik memiliki beberapa sistem instalasi yang berbeda-beda. Tertarik untuk mencoba membuat hidroponik? Yuk, simak 6 sistem ini. 

1. Wick

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!hidroponikuntuksemua.com

Sistem wick atau sistem sumbu, dinamakan sistem sumbu karena sistem ini memakai bantuan sumbu untuk menyalurkan nutrisi ke tanaman. Sistem wick merupakan sistem yang paling sederhana dan sangat cocok untuk pemula.

Hidroponik sistem wick mudah dibuat, dengan alat wadah untuk menampung air, netpot yang diberi sumbu berupa kain flanel dan styrofoam untuk menyangga netpot. Agar pertumbuhan lebih baik dapat juga ditambahkan air stone untuk menambah oksigen.

2. NFT (Nutrient FilmTechnique)

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!luv2garden.com

Sistem NFT memanfaatkan aliran air yang dangkal dan tidak merendam akar tanaman. Instalasi NFT biasanya dibuat agak miring agar air tidak menggenang. Cara kerja dari sistem ini nutrisi dipompakan ke bak tanam sehingga nutrisi membasahi akar.

Lalu nutrisi kembali lagi ke tandon. Karena nutrisi tidak merendam akar, maka dengan sistem NFT akar  tanaman lebih memungkinkan untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. 

Baca Juga: 10 Fakta Hidroponik, Metode Bertanam tanpa Tanah yang Bisa Kamu Coba  

3. DFT (Deep Flow Technique)

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!lingkungan-hijauku.blogspot.com

Hidroponik dengan sistem DFT adalah sistem yang menggunakan genangan nutrisi. Akar tanaman pada sistem ini terendam nutrisi sedalam 3-5 cm. Sistem DFT mirip dengan sistem NFT namun instalasi tidak dibuat miring untuk menciptakan sirkulasi yang lambat sehingga terjadi genangan. Keunggulan dari sistem ini jika listrik mati masih terdapat cadangan nutrisi sehingga tanaman masih tetap segar. 

4. Ebb and Flow

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!sdhydroponics.com

Sistem ebb and flow atau yang dikenal dengan sistem pasang surut, bekerja dengan cara nutrisi akan membanjiri bak tanam lalu pada periode waktu tertentu nutrisi surut dan kekmbali ke tandon. Pada sistem ini kerja pompa diatur oleh timer.

Saat pompa menyala akan mengakibatkan pasang sehingga tanaman terendam oleh nutrisi, ketikan pompa mati nutrisi akan surut. Pasang surutnya nutrisi memungkinkan akar tanaman mendapatkan oksigen lebih banyak.

5. Deep Water Culture

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!offgridgorilla.com

Sistem deep water culture  atau sering disebut juga sistem rakit apung, merupakan sistem yang sederhana. Cara kerja sistem ini pasif, air nutrisi di bak tanam menggenang dan merendam akar tanaman.

Sistem ini mirip sistem sumbu yang membedakan sistem ini tidak menggunakan sumbu. Karena nutrisi tidak tersirkulasi jadi pada sistem rakit apung harus ditambahkan air stione untuk menambah oksigen.

6. Drip

6 Pilihan Sistem Bercocok Tanam dengan Hidroponik, Coba Yuk!university.upstartfarmers.com

Sistem drip  atau sistem tetes merupakan sistem hidroponik yang paling umum dilakukan petani. Sistem ini terdapat dua jenis yaitu recovery dan nonrecovery. Sistem drip recovery bekerja dengan cara meneteskan nutrisi ke akar tanaman lalu sisa nutrisi yang menetes akan kembali ke tandon, sedangkan nonrecovery nutrisi tidak kembali ke tandon.

Nah, itu dia 6 macam sistem hidroponik, jadi sistem yang mana yang mau kamu praktikan?

Baca Juga: 8 Cara Membuat Kebun Tanaman Hidroponik Sendiri di Rumah

Nadhiifah Nurul Haq Photo Writer Nadhiifah Nurul Haq

doritos lover

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya