Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?

Setelah membunuh kehidupan laut, kitakah selanjutnya?

Our World in Data menyebutkan bahwa dari tahun 1950 sejak plastik diciptakan sampai 2015 lalu saja dunia telah menghasilkan 7,8 miliar ton plastik. Maka tak heran jika plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Penelitian terbaru dari Universitas Newcastle yang berkolaborasi dengan World Wide Fund for Nature (WWF) menyatakan bahwa dalam sepekan manusia mengonsumsi plastik sebesar kartu kredit. Dalam hal ini, ternyata mikroplastiklah yang menjadi momok bagi manusia maupun hewan. Akan tetapi, dari mana kah asal mikroplastik tersebut? Ini faktanya.

1. Air yang kita konsumsi

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pexels/Mali Maeder

Direktur Jenderal WWF Internasional, Marco Lambertini menyatakan bahwa tidak hanya mencemari lautan dan saluran air kita serta membunuh kehidupan laut, kini plastik pun ada di tubuh kita dan kita tak bisa lepas dari konsumsi plastik. Tindakan global sangat mendesak dan penting untuk mengatasi krisis ini. 

Penyumbang terbesar plastik di tubuh kita berasal dari air yang kita konsumsi yang datang dari keran terlebih dari botol air mineral. Untuk mengatasi krisis plastik, kita perlu tindakan segera di tingkat pemerintah, bisnis dan konsumen, dan perjanjian global untuk mengatasi polusi plastik.

2. Seafood (makanan laut)

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Unsplash/Andi Whiskey

Kita pasti sering mendengar berita tentang kematian hewan laut karena memakan sampah plastik, bukan? Wajar saja jika seafood adalah yang selanjutnya mengandung mikroplastik terbanyak. Berawal dari microbeads yang terdapat pada kosmetik serta sabun yang kita pakai. Partikel itupun berakhir di saluran air tanpa sadar dikonsumsi hewan laut. Oleh sebab itu, kita turut mengonsumsi plastik dari makanan laut yang kita makan.

3. Garam

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pexels/Lorena Martinez

Studi baru-baru ini meneliti 15 merek garam laut yang berbeda dan menemukan hingga 600 partikel per kilogram garam. Dari National Geographic, 90 persen garam di dunia mengandung mikroplastik. Parahnya, merek garam meja di Asia lah yang paling banyak mengandung mikroplastik. Fakta mengejutkannya, dikutip dari National Geographic, jumlah mikroplastik tertinggi ditemukan dalam garam yang dijual di Indonesia.

4. Kantung teh

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pexels/Skitterphoto

Untuk menjaga bentuk kantung teh dari cairan panas, polimer plastik, yaitu polypropylene, harus ditambahkan hingga 25 persen. Karena kandungan plastiknya, kantong teh konvensional tidak dapat sepenuhnya terurai dan menjadikannya pilihan buruk untuk bahan kompos apalagi tubuh kita.

Polypropylene dapat mengganggu sistem endokrin yang menyebabkan masalah kesehatan hingga penyakit kronis. Apalagi sifat plastik yang karsinogenik yakni penyebab kanker. Banyak produsen teh protes jika beralih ke kantong teh bebas plastik maka akan terlalu mahal untuk diterapkan.

Baca Juga: Pria Ini Temukan Sampah Plastik di Titik Terdalam Samudera Pasifik

5. Makanan dan minuman instan

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Unspalsh/Matt Pua

Kita pasti pernah membaca larangan untuk meletakkan suatu kaleng makanan atau minuman apalagi wadah yang berbahan plastik agar tidak diletakkan langsung di bawah sinar matahari, bukan? Hal tersebut dikarenakan bahan plastik yang mudah terurai menjadi partikel mikro jika terpapar sinar matahari dan tentunya berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh.

Akan tetapi, tentu saja dalam proses distribusi sampai ke tangan konsumen tidak mungkin jika tidak sama sekali terkena sinar matahari. Dari ecowatch, karena itu kita menelan lebih dari 100 partikel mikroplastik dari setiap makanan dan minuman instan yang kita konsumsi. 

6. Debu

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pixabay/Free-Photos

Debu di sekitar kita ternyata telah terkontaminasi mikroplastik, walau yang kita hirup mungkin saja akan tersaring di hidung kita, namun jangan sepelekan debu yang menempel pada makanan dan minuman karena ternyata hal tersebut juga menyumbang akumulasi mikroplastik di tubuh kita.

Selain itu, dikutip dari jurnal National Center for Biotechnology Information (NCBI) selaku lembaga yang turut meyelidiki keberadaan, karakteristik, dan risiko kesehatan potensial dari konsumsi debu mikroplastik, ditentukan dari 10 sampel debu di jalan, pada setiap 30 gram debu kering mengandung dominasi mikroplastik hitam dan kuning dengan ukuran mulai dari 250 hingga 500 mikrometer. 

7. Madu

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pexels/Pixabay

Madu yang kita konsumsi, ternyata juga telah terkontaminasi mikroplastik. Hal ini diketahui dari jurnal Research Gate yang meneliti sampel madu dari Swiss dan menemukan kandungan mikropartikel berbasis plastik dari partikel alami serbuk sari, propolis atau lem lebah yakni zat resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari sumber tumbuhan seperti aliran getah atau tunas pohon, lilin, serta puing-puing yang berkaitan dengan lebah. 

Hasilnya bervariasi dimana kandungan terbanyak berupa partikel hitam yang diidentifikasi sebagai arang atau jelaga yang berjumlah 1.760 sampai 8.680 partikel per kilogram yang kemungkinan besar berasal dari penggunaan asap seperti halnya asap rokok dalam pemeliharaan lebah. Ilmuwan pun memperkirakan, kita mungkin menelan puluhan mikroplastik pada setiap botol madu.

8. Bir

Kita Mengonsumsi Plastik Seukuran Kartu Kredit Per Minggu, Dari Mana?Pexels/Elevate

Dari Country Living, penelitian baru yang terbit dalam jurnal Public Library of Science mengungkap bahwa para ilmuwan telah mendeteksi mikroplastik pada cairan di 12 bir Amerika. Rata-rata, bir ditemukan dengan mengandung empat partikel plastik per liter, sedangkan merek terburuk memiliki 14 partikel per liter. Sebagian besar partikel ini adalah serat plastik dengan panjang antara 0,1–5 mm.

Walau masih diadakan penelitian lebih lanjut mengenai mikroplastik di tubuh manusia, namun belum kah cukup kita tahu sifat plastik yang karsinogenik yang mana jika berada dalam tubuh kita, bisa kita tebak sendiri akibatnya.

Baca Juga: Bahas Isu Global, KTT G20 Kampanye Cegah Plastik 

Nadiah Mai Photo Verified Writer Nadiah Mai

Iya emang malu :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya