7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumba

Kamu pasti tidak tega setelah tahu kenyataannya

Lumba-lumba dikenal sebagai mamalia laut yang ramah dan cerdas. Di alam liar, lumba-lumba bisa melakukan perjalanan hingga 80 mil (128 kilometer) per hari dengan kecepatan hampir 20 mil (32 kilometer) per jam.

Sayangnya, banyak lumba-lumba yang justru berakhir menjadi hewan sirkus. Indonesia adalah salah satu negara yang menampilkan atraksi lumba-lumba di mana hewan tersebut dipaksa melakukan sejumlah trik dan hidup di kolam yang sempit.

Ini beberapa alasan mengapa sirkus lumba-lumba bukanlah hiburan, melainkan pertunjukan yang kejam. Here we go!

1. Lumba-lumba biasanya ditangkap secara ilegal

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi penangkapan lumba-lumba (Adrian Mylne/Reuters/Landov)

Melansir EarthBuddies, cara perusahaan sirkus mendapatkan lumba-lumba adalah dengan berpura-pura menyelamatkannya. Mereka akan berdalih lumba-lumba itu ditemukan dalam kondisi terluka setelah terjerat jaring dan memerlukan perawatan medis.

Faktanya, perusahaan sirkus meminta nelayan menangkap lumba-lumba dan memberikan uang jutaan rupiah per tangkapan. Nelayan yang tergiur dengan nominal uang pun setuju, meskipun terkadang mereka merasa bersalah saat melakukannya karena lumba-lumba menangis seperti bayi saat ditangkap.

2. Kolamnya sempit dan airnya mengandung klorin

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi lumba-lumba dalam kolam (The Dodo/Roger Allen)

Mungkin, kita berpikir kolam lumba-lumba sirkus cukup besar saat pertama kali melihatnya. Tapi, sebenarnya itu kurang besar untuk mereka. Sebab, di alam liar, lumba-lumba bisa berenang bebas dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan, kolam sirkus yang lebarnya cuma beberapa meter bisa ditempuh lumba-lumba dari ujung ke ujung dalam hitungan detik. Karena hanya bisa berenang di situ-situ saja, lumba-lumba akan stres, mengingat sebelumnya mereka bisa berenang bebas di laut.

Yang lebih parah, kolam sirkus bukan dari air laut asli. Melansir EarthBuddies, airnya buatan dan sangat terklorinasi. Mata manusia saja tidak tahan dengan air yang diklorinasi dalam waktu lama, apalagi lumba-lumba?

Berdasarkan studi yang dilakukan di tahun 2012 dan diutarakan oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN), menemukan bahwa kolam lumba-lumba mengandung kadar klorin delapan kali lebih banyak daripada yang bisa ditoleransi oleh mamalia. Ini bisa berakibat fatal dan menyebabkan kerusakan kulit, kebutaan, infeksi, hingga penurunan kesehatan yang drastis.

3. Lumba-lumba dibiarkan kelaparan agar mau melakukan trik

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi pertunjukan lumba-lumba (Wikimedia Commons/William Warby)

Biasanya, lumba-lumba dibiarkan kelaparan dan tidak diberi makan sebelum pertunjukan. Ini supaya mereka mau melakukan trik dan menuruti perintah pelatih. Trik yang berhasil dilakukan akan diberi imbalan berupa ikan, yang terkadang kondisinya kurang segar.

Sedihnya, lumba-lumba harus menunggu pelatih mengisi perut mereka. Sedangkan, di lautan mereka bisa berburu ikan bersama kelompoknya. Mengutip dari EarthBuddies, lumba-lumba perlu makan ikan segar untuk menjaga agar dirinya tetap terhidrasi dan mengandung nutrisi yang mereka butuhkan.

Menurut Femke Den Haas, co-founder Jakarta Animal Aid Network, pola makan yang kurang tepat membuat lumba-lumba tidak sehat. Ia mengatakan, hampir semua lumba-lumba di sirkus menderita masalah perut akibat makanan yang kurang sesuai.

4. Sebagai hewan sosial, lumba-lumba sangat kesepian di sirkus

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi lumba-lumba yang terlihat sedih (rosedixon.net)

Di alam liar, lumba-lumba tidak hidup sendiri. Mereka tinggal bersama kawanan yang terdiri dari 12 individu atau lebih. Bahkan, mereka bisa membaur dengan kawanan lumba-lumba lain. Mereka adalah hewan yang sangat sosial, kompleks, dan cerdas.

Namun, hidup di sirkus berarti lumba-lumba dipisahkan dari kawanannya dan habitat aslinya. Mereka sendirian, kesepian, dan stres berat. Kondisi psikologis yang kacau bisa mengarah pada perilaku agresif dan depresi.

Belum lagi, dari laut ke tempat sirkus, lumba-lumba harus menempuh perjalanan jauh. Bahkan, hingga 30 jam dalam truk! Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya berada di tempat sempit, tidak leluasa bergerak, terguncang-guncang sepanjang jalan, dibawa ke tempat asing, dan terpisah dari kawanan?

Baca Juga: 7 Fakta Pesut Mahakam, Lumba-lumba Air Tawar Indonesia

5. Mereka terpaksa hidup di sirkus yang ramai dan bising

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi sirkus lumba-lumba (petaasia.com)

Kamu tahu sendiri betapa ramainya suasana sirkus. Musik diputar, orang-orang bersorak-sorai, dan pelatih meneriakkan perintah. Bagi manusia mungkin biasa saja, tetapi tidak untuk lumba-lumba yang memiliki telinga sensitif.

Telinga lumba-lumba bisa mendengar dengan sangat baik di dalam air. Hewan dari ordo Cetacea seperti lumba-lumba dan paus bahkan bisa mendengar suara gunung es yang berderak dan mesin kapal dari jarak ribuan kilometer!

Tepian kolam yang disemen memantulkan kembali suara dan bisa memekakkan telinga lumba-lumba. Di alam liar, setiap lumba-lumba mendengar suara keras, mereka akan terkejut dan lari. Tapi, mereka tidak bisa melarikan diri dan terkurung selamanya di sirkus. Sedih, ya?

6. Hidup di sirkus berarti memperpendek umurnya

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi pertunjukan lumba-lumba (Pixabay/Alena913)

Di habitat aslinya, lumba-lumba bisa hidup hingga umur 40-70 tahun. Di penangkaran, mereka mati 15-20 tahun lebih awal. Sedangkan, di sirkus, umumnya mereka tidak bisa bertahan lebih dari 5 tahun!

Penyebabnya bukan hanya kesepian, tetapi mereka dipaksa menghabiskan waktu yang cukup lama di luar air. Biasanya, lumba-lumba keluar dari air untuk melakukan trik, diperintah pelatih untuk mencium manusia, dan dijadikan objek foto.

Menurut Dave Neale, direktur Animals Asia’s Animal Welfare, meski lumba-lumba adalah mamalia dan menghirup udara seperti manusia, mereka tidak bisa terlalu lama berada di luar air. Melansir dari EarthBuddies, kurangnya daya apung bisa menekan paru-paru, menyebabkan masalah pernapasan, dehidrasi, dan berdampak negatif pada kulit.

Lumba-lumba juga berisiko tergores permukaan yang tidak rata. Alhasil, lumba-lumba mengalami trauma fisik dan psikis yang bisa membunuh mereka secara perlahan. Itulah mengapa mereka mati lebih cepat dari yang seharusnya.

7. Lumba-lumba tidak punya kebebasan untuk beranak-pinak di sirkus

7 Alasan Kamu Perlu Berhenti Menonton Sirkus Lumba-lumbailustrasi kawanan lumba-lumba di lautan (Unsplash/Wynand Uys)

Lumba-lumba matang secara seksual di usia 5-13 tahun untuk betina dan 8-14 tahun untuk jantan. Di alam liar, mereka bebas untuk bereproduksi. Lalu, lumba-lumba betina hamil selama 11-17 bulan, melahirkan, dan mengasuh anaknya sampai usia 4 tahun.

Di sirkus, mereka tidak punya kebebasan yang sama. Selain karena dipaksa menampilkan pertunjukan sepanjang waktu, kolam sirkus tidak cukup luas untuk kawin.

Belum lagi, lumba-lumba jantan biasanya akan menyerang dan membunuh anak yang baru dilahirkan. Kasus ini disebut sebagai infanticide. Mengapa lumba-lumba jantan melakukannya? Jika lumba-lumba betina punya anak, ia akan mengasuhnya selama beberapa tahun dan tidak bisa dikawini dalam kurun waktu tersebut.

Nah, itulah beberapa alasan mengapa sebaiknya kita berhenti menonton sirkus lumba-lumba. Jika mengaku peduli dengan lumba-lumba, bukankah mereka sebaiknya hidup bebas di alam liar?

Baca Juga: 8 Fakta Trophy Hunting, Memburu Hewan demi Ego Manusia!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya