Benarkah Dinosaurus adalah Leluhur Burung? Ini Teorinya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa keterkaitan antara burung dengan Velociraptor atau Tyrannosaurus rex? Bila ditilik asal-usulnya, diperkirakan leluhur burung adalah theropoda, kelompok dinosaurus bipedal (berjalan dengan dua kaki) yang sebagian besar adalah pemakan daging.
Mungkin, terdengar sulit dipercaya. Bagaimana mungkin ukuran dinosaurus menyusut dan bisa terbang? Let's find out the answer!
1. Semua spesies burung adalah satu garis keturunan dinosaurus theropoda
Disadari atau tidak, burung memiliki banyak kesamaan dengan kerabat theropoda mereka, seperti berbulu dan berkembang biak dengan bertelur. FYI, theropoda ialah kelompok dinosaurus yang pertama kali muncul pada 231 juta tahun lalu, di akhir Periode Trias, melansir dari Live Science.
Seorang paleontolog sekaligus profesor di Departemen Ilmu Geologi University of Texas di Austin, Julia Clarke, mengatakan bahwa burung adalah "dinosaurus hidup". Menurutnya, semua spesies burung yang ada saat ini merupakan satu garis keturunan dinosaurus theropoda.
2. Jejak purba itu masih tersisa hingga kini
Menurut Jingmai O'Connor, ahli paleontologi dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthroplogy di Beijing, Tiongkok, burung purba sangat mirip dinosaurus daripada burung modern. Ini bisa dilihat dari ekornya yang panjang, memiliki gigi, dan cakar di tangannya.
Contoh burung paling pertama adalah Archaeopteryx yang berumur 150 juta tahun. Archaeopteryx adalah perantara burung modern dengan dinosaurus predator seperti Deinonychus, mengutip dari situs resmi University of California Museum of Paleontology (UCMP).
Mengingat Archaeopteryx sudah punah, apakah masih ada burung yang memiliki ciri fisik seperti dinosaurus? Jejak purba itu bisa ditengok pada ordo Struthioniformes, yang merujuk pada burung terestrial bertubuh tinggi seperti kasuari, emu, dan burung unta.
3. Memiliki beberapa kesamaan struktur anatomi
Burung modern yang kita jumpai saat ini memiliki ekor dan tubuh berbulu, paruh ompong (tidak bergigi), tulang bahu yang tidak menyatu, dan tungkai depan yang lebih panjang dari tungkai belakang. Selain itu, punya lempeng tulang di dekat ekor yang disebut pygostyle.
Menurut Takuya Imai, asisten profesor di Dinosaur Research Institute di Fukui Prefectural University, theropoda yang sudah punah memiliki satu atau lebih fitur tubuh tersebut. Namun, hanya burung modern yang memiliki semuanya, tuturnya pada Live Science.
Fukuipteryx adalah salah satu nenek moyang burung modern. Burung primitif yang tinggal di Jepang pada 120 juta tahun lalu ini memiliki pygostyle yang sangat mirip dengan ayam modern. Kemiripan struktur anatomi ini semakin menegaskan kalau leluhur burung adalah dinosaurus.
Baca Juga: 10 Dinosaurus Paling Cerdas yang Pernah Ada, Sepintar Apa Mereka?
4. Banyak perubahan yang terjadi selama evolusi dinosaurus menjadi burung
Editor’s picks
Diperkirakan, burung adalah hasil evolusi theropoda kecil dari keluarga Troodontidae. Kemampuan terbang adalah pembeda dari kerabat terdekat mereka, yakni dinosaurus non-unggas, Jingmai O'Connor menegaskan.
Mereka pun terus berevolusi. Tulang-tulang kecil di tangannya perlahan berkurang dan menyatu untuk menciptakan struktur kaku yang menopang bulu sayap.
Selain itu, struktur memanjang di tulang dada (keel) dan otot pektoralis menguat. Evolusi ini bertujuan untuk memperkuat gaya downstroke selama terbang, Julia Clarke mengungkapkan pada Live Science.
5. Evolusi menyebabkan ukuran tubuhnya mengecil
Karakteristik utama yang membedakan burung dengan dinosaurus ialah adanya bulu, sayap, dan kemampuan terbang. Selain itu, evolusi ratusan juta tahun menyebabkan ukurannya menyusut dan menjadi kecil.
Berdasarkan penelitian yang dikutip oleh Scientific American, perawakan kecil ini sangat penting dan menguntungkan. Proses miniaturisasi yang cepat menunjukkan bahwa burung yang lebih kecil memiliki keunggulan daripada burung yang lebih besar.
"Penurunan (ukuran) ini membuka habitat baru, cara hidup baru, atau bahkan ada hubungannya dengan perubahan fisiologi dan pertumbuhan," ujar Stephen Brusatte, ahli paleontologi dari University of Edinburgh di Skotlandia.
Perawakan kecil berguna untuk terbang. Kemampuan terbang sejati yang didukung oleh kepakan sayap memerlukan rasio ukuran sayap terhadap berat tertentu.
Ukuran kecil membuat mereka bisa terbang ke udara lebih lama. Sedangkan, ukuran besar membuat kemampuan terbang menjadi kurang efisien.
6. Tak hanya menyusut, evolusi menyebabkan munculnya paruh
Evolusi menyebabkan munculnya paruh pada burung. Menurut Arkhat Abzhanov, ahli biologi dari Harvard University, paruh adalah struktur luar biasa yang digunakan burung untuk mencari makanan, membuat sarang, membersihkan diri, dan merawat anaknya.
Bahkan, ia berteori bahwa burung berhasil survive karena memiliki kemampuan terbang dan keragaman paruh yang menakjubkan. Bagaimana paruh ini tercipta?
Melansir Scientific American, dua tulang yang dikenal sebagai tulang premaxillary bergabung menjadi paruh pada burung modern. Padahal, kedua tulang ini tetap terpisah dan membentuk moncong pada dinosaurus, burung purba, dan hewan vertebrata lain.
Nah, itulah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa dinosaurus adalah nenek moyang burung. Cukup mengejutkan, ya?
Baca Juga: 7 Dinosaurus Terbesar Sepanjang Sejarah, Ada yang Tingginya 21 Meter