Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkungan

35 persen minyak sawit di dunia diproduksi oleh Indonesia

Minyak kelapa sawit menyumbang pemasukan terbesar bagi Indonesia. Di tahun 2016, Indonesia memproduksi lebih dari 34,5 juta ton minyak sawit dan mengekspor 73 persen ke luar negeri. Diperkirakan, ada 12 juta hektar perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia. Sebanyak 96 persen minyak sawit diproduksi di Kalimantan dan Sumatera.

Jangan bangga dulu dengan minyak sawit. Sebab, produksi minyak sawit terbukti memberikan efek buruk bagi lingkungan, satwa dan masyarakat. Apa saja bahayanya?

1. Merusak hutan

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkungane360.yale.edu

Tak sedikit hutan yang ditebangi karena lahan perkebunan kelapa sawit yang terbatas. Mirisnya, 80 persen penebangan dilakukan secara ilegal! Seolah tak merasa puas, lahan perkebunan kelapa sawit akan diperluas menjadi 13 juta hektar di tahun 2020 mendatang. Bahkan, di tahun 2025, perkebunan kelapa sawit akan diperluas menjadi 26 juta hektar!

Padahal, dengan menebang hutan akan menghasilkan emisi dan memicu gas rumah kaca. Hal ini diperparah apabila lahan dibuka dengan cara membakar hutan. Hutan yang dibakar akan melepaskan sejumlah gas yang berbahaya bagi manusia dan bisa merusak lapisan ozon. Indonesia menyumbang gas emisi terbesar ke delapan di dunia. Thumbs down!

2. Mengancam hewan yang tinggal di hutan

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkungantakepart.com

Masih berkaitan dengan poin pertama, membakar hutan berarti mengancam hewan-hewan yang tinggal di dalamnya. Deforestasi menyebabkan hewan kehilangan habitat aslinya, terluka dan bahkan mati. Di Indonesia, hewan yang terancam akibat pembukaan lahan kelapa sawit adalah orangutan, harimau Sumatra, badak, macan tutul dan lainnya.

Selain itu, menebang hutan juga menempatkan hewan dalam risiko perburuan. Jalan yang dibangun akan menjadi akses bagi pemburu gelap untuk membunuh induk orangutan dan menjual bayinya di pasar satwa ilegal. Tak heran jika populasi satwa endemik di Indonesia kian menurun. Demi keuntungan pribadi, hutan digunduli dan satwa jadi mati!

3. Menciptakan emisi karbondioksida

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkunganthelaststraw.news

Sering kali, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan cara membakar hutan. Perusahaan perkebunan memilih opsi ini karena lebih cepat, mudah dan murah. Hutan yang terbakar akan melepaskan gas emisi karbondioksida dan membuat CO2 melayang hingga ke atmosfer.

Berdasarkan penelitian berjudul "Palm Oil: The Carbon Cost of Deforestation" menyebut bahwa satu hektar lahan hutan hujan yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit membuat kita kehilangan sekitar 174 ton karbon. Sementara, mengonversi satu hektar lahan hutan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit akan melepaskan 6 ribu ton CO2.

4. Menyebabkan erosi pada tanah

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkunganaudubon.org

Sadarkah kamu kalau perkebunan kelapa sawit bisa menyebabkan erosi pada tanah? Ketika hutan ditebang, tanah akan kehilangan vegetasi pelindung dan membuat tanah menjadi tidak stabil. Padahal, akar pohon di hutan berfungsi untuk mencengkram tanah. Akibatnya, gangguan pada permukaan tanah pasti terjadi dan menyebabkan erosi.

Bila dibiarkan, tanah akan rusak dan bisa longsor sewaktu-waktu. Tanah pun menjadi kurang subur, tandus, rapuh dan kehilangan nutrisi. Apabila tanah tersapu ke aliran air, maka akan menyebabkan sedimentasi dan pendangkalan sungai. Erosi tanah juga akan menghancurkan habitat akuatik dan memengaruhi ekosistem perairan.

Baca Juga: Perlu Tahu, 6 Produk Turunan Kelapa Sawit yang Kita Pakai Tiap Hari

5. Menyebabkan polusi pada air

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkunganstanford.edu

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, erosi tanah akibat pembukaan lahan kelapa sawit akan mengancam ekosistem perairan. Pupuk dan pestisida yang digunakan untuk kelapa sawit akan terbawa air hujan ke aliran sungai terdekat. Padahal, bahan kimia ini akan merusak pH sungai dan membuat air jadi terkontaminasi.

Bahkan, spesies hewan yang sensitif akan terancam akibat bahan kimia dan membuat mereka mati. Air sungai pun menjadi keruh, kecokelatan dan mengandung limbah. Akan sangat berbahaya jika aliran sungai mengalir hingga ke pemukiman penduduk dan dikonsumsi oleh mereka, jelas Tunza Eco Generation.

6. Asap pembakaran hutan berbahaya bagi kesehatan

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkunganasiafoundation.org/Muhammadiyah

Masih teringat jelas asap hasil pembakaran hutan beberapa saat yang lalu. Asap itu bahkan menyebar hingga ke negara tetangga, seperti Singapura atau Malaysia. Greenpeace menyebut asap ini berasal dari pembakaran hutan untuk produksi pulp, kertas dan minyak sawit di Sumatra dan Kalimantan.

Tentu saja asap ini berbahaya bagi kesehatan. Asap ini meningkatkan risiko asma, bronkitis, pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronis. Selain itu, kita akan merasa kesulitan bernapas, batuk, iritasi tenggorokan, iritasi mata dan menyebabkan sakit kepala. Tak sedikit pula yang terkena ISPA dan berujung pada kematian.

7. Merugikan penduduk yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit

Berpotensi Merusak Hutan, Ini 7 Bahaya Kelapa Sawit bagi Lingkungandgrnewsservice.org

Perkebunan dan pabrik kelapa sawit tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi juga bagi manusia. Spesifiknya, penduduk atau warga yang tinggal di sekitar lokasi. Konsorium Pembaruan Agraria (KPA) menyebut bahwa konflik agraria di Indonesia paling banyak terjadi di perkebunan kelapa sawit.

Jumlah konflik agraria semakin tinggi karena ekspansi perkebunan kelapa sawit kian membesar. Penduduk pun kehilangan lahan rumah atau tanah yang mereka miliki akibat perkebunan kelapa sawit. Tak jarang, mereka mendapatkan ancaman kekerasan, teror dan bahkan pembunuhan.

Nah, itulah 7 bahaya produksi minyak kelapa sawit bagi lingkungan. Semoga pemerintah lebih peduli pada dampak negatif ini, ya!

Baca Juga: Adakah Dampak Positif dari Luasnya Lahan Kelapa Sawit di Indonesia?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya