Sang Legenda, Ini 7 Fotografer Perempuan yang Terkenal Sepanjang Masa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam profesi tertentu, perempuan adalah minoritas. Misalnya, 70,3 persen laki-laki berkiprah di bidang teknik, sementara perempuan hanya 21,8 persen saja. Di sisi lain, menurut data dari UNESCO Institute of Statistics (UIS), peneliti dunia yang berjenis kelamin perempuan jumlahnya kurang dari 30 persen.
Hal yang sama juga terjadi di industri fotografi. Meski jumlahnya sedikit, ada beberapa fotografer perempuan yang paling berpengaruh sepanjang masa. Siapakah mereka dan bagaimana ciri khas fotonya?
1. Dorothea Lange
Perempuan kelahiran 1895 ini adalah seorang fotografer dokumenter dan jurnalis foto. Ia bekerja untuk Administrasi Keamanan Pertanian di AS. Ia menghasilkan karya berupa sekumpulan foto hitam putih yang menceritakan tentang kehidupan pekerja pertanian di Amerika Serikat bagian Barat.
Karyanya yang paling terkenal adalah "Migrant Mother". Foto ini menceritakan kegundahan Florence Owens Thompson, ibu beranak tujuh, yang ingin mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Karena foto ini, pemerintah memberikan bantuan kepada orang-orang yang kelaparan di kamp tersebut, laman New York Film Academy menjelaskan.
Ia pun mulai mendapat pengakuan dan apresiasi. Karyanya pertama kali dipamerkan di Museum of Modern Art pada tahun 1940-1941. Di tahun 1941, Dorothea Lange dianugerahi Guggenheim Fellowship karena ia "telah melakukan studi fotografi tentang kancah sosial Amerika".
2. Cindy Sherman
Fotografer kelahiran 1952 ini terkenal berkat potret konseptualnya, terutama yang dinamai "Untitled Film Stills" (1977-1980). Ia menawarkan kritik terhadap gender dan identitas melalui foto-fotonya. Yang membuat Cindy Sherman terkenal adalah penggunaan tubuhnya sendiri sebagai persona untuk karyanya.
Foto-foto hitam putih ciptaannya menampilkan dirinya sendiri sebagai model dalam berbagai kostum dan pose. Mirip seperti Barbara Kruger, Cindy Sherman mendistorsi feminitas sebagai konstruksi sosial.
"Saya suka membuat gambar yang dari kejauhan tampak menggoda, penuh warna, indah, dan menarik. Kemudian, anda menyadari apa yang anda lihat adalah sesuatu yang sangat berlawanan. Rasanya membosankan untuk mengejar ide tipikal tentang kecantikan. Lebih menantang untuk melihat (dari) sisi lain," ucap Cindy Sherman, seperti yang dikutip dari laman Helwaser Gallery.
3. Diane Arbus
Fotografer perempuan fenomenal berikutnya adalah Diane Arbus. Kelahiran 24 Maret 1923 ini terkenal dengan potret hitam putih dan subjek yang tidak biasa, seperti waria, anak kembar, badut, transgender, pemain sirkus, orang yang mengidap sakit jiwa, dan orang-orang lain yang tinggal di pinggiran.
Sebagian besar karyanya diambil dengan kamera Rolleiflex refleks lensa ganda. Ada pula yang diambil dengan kamera refleks lensa ganda Mamiya. Sebagian besar karyanya memiliki format square crop dengan perbandingan 1:1.
"Foto adalah rahasia tentang sebuah rahasia. Semakin banyak yang memberitahu anda, semakin sedikit yang anda tahu," Diane Arbus mengungkapkan pandangannya.
4. Julia Margaret Cameron
Tidak ada kata terlambat. Prinsip itu dipegang oleh Julia Margaret Cameron, fotografer kelahiran 11 Juni 1815. Ia menekuni fotografi di usia 48 tahun dan karirnya hanya berlangsung selama 11 tahun, New York Film Academy menuturkan.
Editor’s picks
Walau rentang karirnya pendek, ia dipuji di dunia fotografi. Ini karena fotonya memiliki ciri khas yang dreamy dan soft. Subjek yang Julia ambil semuanya manusia (human interest) dengan karakteristik soft-focus dan close crop (diambil dengan jarak dekat).
Dilansir laman The Guardian, kamera yang Julia miliki diberi oleh putri dan menantunya pada tahun 1863. Memotret menjadi tantangan tersendiri karena kameranya berat dan ia harus bergelut dengan banyak bahan kimia. Setiap subjek yang ia foto harus duduk diam, sementara Julia menyelesaikan proses fotografi pelat basah.
Baca Juga: Ini 10 Keluarga yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Dunia, Simak Yuk
5. Mary Ellen Mark
Perempuan kelahiran 20 Maret 1940 ini terkenal berkat fotografi potret, periklanan, dan jurnalisme. Foto yang ia hasilkan menakjubkan dan setiap gambar menceritakan kisahnya sendiri. Ia menggunakan kamera polaroid 20x24 yang menghasilkan foto berskala besar dan sangat detail.
Tidak seperti sekarang, dulu Mary tak punya kesempatan untuk memposting gambarnya. Oleh karena itu, setiap bidikan harus sempurna setelah rana diklik. Mary dikenal serba bisa, telah memotret banyak orang dan mengangkat kisah mereka sehingga bisa diketahui oleh dunia.
Ia meraih gelar sarjana di bidang seni lukis dan sejarah seni serta gelar master di bidang jurnalisme foto dari University of Pennsylvania. Mary membuat esai foto untuk publikasi besar, termasuk untuk Rolling Stone, Vanity Fair, The New York Times, dan The New Yorker.
6. Annie Leibovitz
Tahukah kamu foto ikonik John Lennon mencium Yoko Ono dalam keadaan telanjang? Foto itu dijepret oleh Annie Leibovitz pada 8 Desember 1980. Dibidik untuk Rolling Stone, foto ini diterbitkan sebagai sampul majalah pada 22 Januari 1981.
Fotografer kelahiran 2 Oktober 1949 ini juga pernah memotret pemeran Jack di film Titanic, Leonardo Dicaprio, yang mengalungi lehernya dengan seekor angsa. Annie mengambil banyak potret selebriti karena ia bekerja untuk Rolling Stone selama sepuluh tahun.
Ia juga pernah memotret mantan Presiden AS, Barack Obama, beserta istri dan kedua anaknya. Sejauh ini, Annie Leibovitz telah menerbitkan buku berjudul Photographs yang dipublikasikan pada tahun 1983, film dokumenter Annie Leibovitz: Life Through a Lens yang dirilis pada tahun 2009, dan masih banyak lagi.
7. Margaret Bourke-White
Lahir di Bronx, New York, pada 14 Juni 1904, Margaret Bourke-White tidak pernah menyentuh kamera hingga ayahnya meninggal. Padahal, sang ayah menyukai fotografi serta selalu bereksperimen dengan kamera dan lensa.
Lalu, ibunya membelikan Margaret kamera pertamanya di tahun 1921. Kamera Ica Reflex 3 ¼ x 4 ¼ ini dibeli seharga US$20 dan bagian lensanya retak, jelas laman International Photography Hall of Fame and Museum (IPHF).
Yang menarik, Margaret pernah menjadi fotografer perang. Pada tahun 1941, ia berangkat ke Uni Soviet berbekal 5 kamera, 22 lensa, dan 3.000 bola lampu kilat untuk pencahayaan. Walau kopernya seberat 600 pound (272 kilogram), tetapi terbayar karena ia adalah satu-satunya fotografer di Moskow saat serangan Jerman di Kremlin terjadi.
Nah, itulah 7 fotografer perempuan yang paling berpengaruh sepanjang masa. Semoga bisa menginspirasimu untuk berkarir di industri fotografi, ya!
Baca Juga: Super Woman! 7 Ilmuwan Perempuan dan Jasanya bagi Dunia