Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya Tsunami

Dilakukan agar siap siaga terhadap bencana

Selain rawan gempa bumi, banjir dan erupsi gunung berapi, Indonesia juga rawan dilanda bencana tsunami. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana di Indonesia, terdapat 5.744 desa/kelurahan yang ada di daerah rawan tsunami, dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Maka dari itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membuat agenda Ekspedisi Destana Tsunami 2019.

Seperti apa ekspedisi ini dan diselenggarakan di berapa kota/kabupaten? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Berlangsung selama 34 hari di 24 kabupaten/kota

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya TsunamiIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Ekspedisi Destana Tsunami direncanakan berlangsung selama 34 hari, mulai dari 12 Juli 2019 sampai 17 Agustus 2019. Rencananya, ekspedisi ini dimulai dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, lalu beranjak ke barat melalui jalur darat hingga pemberhentian terakhir di Kabupaten Serang, Banten.

Setidaknya ada 24 kabupaten/kota dan 5 provinsi yang akan disinggahi. Ekspedisi ini terbagi menjadi empat segmen, yaitu segmen 1 di Jawa Timur, segmen 2 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), segmen 3 di Jawa Barat dan segmen 4 di Banten.

2. Di Pulau Jawa sendiri, 584 desa dianggap rawan terkena bencana tsunami

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya Tsunaminytimes.com

Mengapa Ekspedisi Destana Tsunami penting untuk diselenggarakan? Ini karena wilayah Indonesia rentan terhadap bencana tsunami. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana di Indonesia yang disajikan dalam aplikasi inaRISK, terdapat 5.744 desa/kelurahan yang ada di daerah rawan tsunami dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi.

Sementara, di Pulau Jawa sendiri pun tak kalah banyak. Diperkirakan terdapat 584 desa/kelurahan yang terletak di wilayah pesisir Selatan yang rentan dilanda tsunami. Hasil analisis ahli dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan potensi tsunami di selatan Pulau Jawa sangat tinggi.

3. Setiap segmen dalam Ekspedisi Destana Tsunami 2019 melibatkan 200 orang peserta

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya TsunamiBNPB

BNPB tidak akan bekerja sendiri. Total, akan ada 200 orang peserta di setiap segmen. 200 orang ini terdiri dari 72 orang peserta dari pusat dan 128 orang peserta dari daerah. BNPB memang sengaja melibatkan unsur masyarakat untuk bahu-membahu menyukseskan acara ini, termasuk melibatkan tim BPBD dari masing-masing provinsi, relawan penanggulangan bencana dan perwakilan dari media.

Baca Juga: Gelombang Air Tinggi Terjang Banten, Inilah 4 Penyebab Tsunami

4. Ekspedisi ini merupakan aksi nyata untuk melindungi masyarakat di daerah rawan tsunami

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya Tsunamialjazeera.com

Ekspedisi Destana Tsunami bukan sekedar acara seremonial belaka. Acara ini dihelat dengan misi utama sebagai aksi nyata dalam melindungi masyarakat di daerah rawan tsunami. BNPB pun tidak bekerja sendirian, melainkan melibatkan BPBD di provinsi masing-masing serta masyarakat di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, BNPB menyebut bahwa ekspedisi ini hadir untuk melindungi masyarakat dan menciptakan rasa aman di desa-desa yang rawan bencana. Selain itu, ekspedisi ini dibuat untuk menginformasikan potensi ancaman tsunami serta melakukan identifikasi awal ketangguhan desa yang rawan tsunami.

5. Inilah kabupaten/kota yang disinggahi oleh Ekspedisi Destana Tsunami!

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya Tsunamiwikimedia.org

Kabupaten/kota mana saja yang dikunjungi dalam Ekspedisi Destana Tsunami 2019 ini? Mari kita melihat pembagiannya dalam tiap segmen:

Segmen 1 (Jawa Timur):

  • Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi (12 Juli 2019)
  • Kecamatan Kesilir, Kabupaten Banyuwangi (13 Juli 2019)
  • Desa Sumber Rejo, Kabupaten Jember (14 Juli 2019)
  • Desa Wotgali, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang (15 Juli 2019)
  • Desa Tamban, Kabupaten Malang (16 Juli 2019)
  • Desa Tambak Rejo, Kabupaten Blitar (17-18 Juli 2019)
  • Desa Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung (19 Juli 2019)
  • Desa Tasik Madu, Kabupaten Trenggalek (20 Juli 2019)
  • Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan (21-22 Juli 2019)
  • Bumi Perkemahan Pancer Door, Kabupaten Pacitan (23 Juli 2019)

Segmen 2 (Jawa Tengah & DIY):

  • Desa Songbanyu, Kabupaten Gunung Kidul (24-25 Juli 2019)
  • Desa Kemadang, Kabupaten Gunung Kidul (26 Juli 2019)
  • Desa Poncosari, Kabupaten Bantul (27 Juli 2019)
  • Desa Bugel, Kabupaten Kulon Progo (28 Juli 2019)
  • Desa Jatimalang, Kabupaten Purworejo (29 Juli 2019)
  • Desa Ambal, Kabupaten Kebumen (30 Juli 2019)
  • Desa Puring, Kabupaten Kebumen (31 Juli 2019)
  • Desa Widara Payung, Kabupaten Cilacap (1 Agustus 2019)
Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya TsunamiBNPB

Segmen 3 (Jawa Barat):

  • Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (2-3 Agustus 2019)
  • Desa Cimerak, Kabupaten Pangandaran (4 Agustus 2019)
  • Desa Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya (5 Agustus 2019)
  • Desa Cikelet, Kabupaten Garut (6 Agustus 2019)
  • Alun-alun Sindang Barang, Kabupaten Cianjur (7 Agustus 2019)
  • Desa Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi (8-9 Agustus 2019)
  • Desa Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi (10-11 Agustus 2019)

Segmen 4 (Banten):

  • Desa Bayah, Kabupaten Lebak (12 Agustus 2019)
  • Desa Muara, Kabupeten Lebak (13 Agustus 2019)
  • Desa Labuan, Kabupaten Pandeglang (14 Agustus 2019)
  • Kecamatan Lebak Gede, Kota Cilegon (15 Agustus 2019)
  • Desa Anyer, Kabupaten Serang (16 Agustus 2019)

6. Apa saja aktivitas dalam Ekspedisi Destana Tsunami 2019?

Ekspedisi Destana 2019: Siagakan Penduduk Pesisir dari Bahaya TsunamiBNPB

Aktivitas dalam Ekspedisi Destana Tsunami 2019 di antaranya adalah penguatan aparatur desa dan kecamatan serta Babinsa/Babinkamtibnas terkait Desa Tangguh Bencana, Relawan Goes to School, penilaian ketangguhan desa, penanaman vegetasi pelindung pantai dan papan informasi bencana, panggung rakyat dan diakhiri dengan api unggun.

Untuk rencana ke depan, Ekspedisi Destana Tsunami 2020-2022 akan menggandeng KKN di beberapa universitas lokal, dana desa dan CSR lembaga usaha. Program ini merupakan program jangka panjang untuk menguatkan masyarakat yang tinggal di desa yang rawan tsunami.

Baca Juga: Cara Kerja BMKG Mendeteksi Gempa dan Potensi Tsunami, Kamu Perlu Tahu

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya