Ikan Wader Terancam Punah jika Hal-hal Ini Tetap Terjadi!

Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?

Pernahkah kamu mengonsumsi ikan wader? Banyak yang menggemari ikan air tawar asli Indonesia ini karena rasanya yang gurih, apalagi jika digoreng dalam balutan tepung bumbu lalu disantap bersama nasi hangat, sambal, dan lalapan.

Namun, ikan wader dikabarkan terancam punah setelah dikategorikan sebagai spesies rentan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kira-kira, apa penyebabnya?

1. Populasinya semakin berkurang karena cara penangkapan yang merusak lingkungan

Ada banyak spesies wader yang tersebar di seluruh dunia. Namun, yang dimasukkan ke dalam Red List of Threatened Species oleh IUCN adalah rasbora kuning (Rasbora lateristriata). Menurut Dr. Djumanto, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) di bidang pengelolaan sumber daya perairan pada Selasa (9/5/2023), statusnya bisa menjadi kritis jika habitatnya terus menurun drastis.

Salah satu ancamannya adalah cara penangkapan ikan yang merusak lingkungan, misalnya menggunakan setrum atau sengatan listrik. Padahal, menurut studi yang dilakukan oleh Blue Marine Foundation, arus listrik bisa mematahkan duri ikan, membunuh 25 persen ikan muda, dan mengurangi tingkat penetasan telur ikan.

2. Selain itu, juga terancam oleh spesies invasif

Ikan Wader Terancam Punah jika Hal-hal Ini Tetap Terjadi!ilustrasi red devil cichlid, salah satu spesies invasif (wikimedia.org/AtelierMonpli)

Terkadang, ada orang yang tidak bertanggung jawab yang melepas ikan spesies asing yang invasif ke perairan. Ini sangat berbahaya karena bisa menjadi pesaing atau pemangsa ikan lokal (native species).

Menurut Dr. Djumanto, terdapat 47 spesies ikan di perairan pedalaman Yogyakarta. Terdiri dari 42 spesies ikan lokal dan lima spesies ikan introduksi, yaitu red devil cichlid, guppy, tilapia, suckermouth catfish, dan swordtail. Berdasarkan statusnya, 83 persen berisiko rendah, 13 persen belum dievaluasi, serta 2 persen memerlukan data lebih lanjut dan rentan.

"Ikan yang rentan seperti rasbora kuning dapat menjadi kritis ketika habitatnya memburuk, membuat mereka tidak dapat bereproduksi. Demikian juga ikan dengan status risiko rendah dapat menjadi rentan jika penangkapan ikan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi," jelasnya.

3. Bagaimana cara melindungi dan melestarikan ikan wader?

Menurut Dr. Djumanto, ada beberapa cara untuk melindungi dan melestarikan ikan lokal (termasuk rasbora kuning), misalnya dengan restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, pemanfaatan ikan terkendali, suaka laut, dan modifikasi habitat pemijahan.

Untuk rasbora kuning yang menghuni Sungai Ngrancah, pemijahan terjadi antara musim hujan dan kemarau saat suhu udara rendah dan oksigen tinggi. Pembuatan bak berukuran 2 x 1 meter dan kedalaman air 30 cm dengan substrat dasar berpasir di tepi sungai bisa mengundang rasbora kuning untuk datang dan bertelur.

"Semakin banyak cekungan di sepanjang sisi sungai, semakin besar kemungkinan mereka berkembang biak, menghasilkan populasi yang tinggi," tegasnya.

Baca Juga: PLN dan Gamawader Berupaya Lestarikan Ikan Wader Pari

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya