Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak Pendingin

Jadi juara di Seoul International Invention Fair 2019!

Surabaya, IDN Times - Kabar gembira datang dari sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebab, tim dari Departemen Teknik Industri ITS berhasil meraih medali emas pada ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 yang berlangsung pada 27-30 November 2019 lalu.

Mereka mengusung gagasan berupa kotak pendingin ramah lingkungan yang bernama ES-PORT. Kenali lebih dalam seputar inovasi ciptaan sivitas akademika ITS ini, yuk!

1. Dibuat oleh 3 mahasiswa dan 2 dosen

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/Masato Angkawijaya

IDN Times berkesempatan untuk bertemu dengan pencipta kotak pendingin ramah lingkungan (ES-PORT) di Departemen Teknik Industri ITS pada Selasa (10/12). ES-PORT merupakan akronim dari Portable, Practical, and Eco-Friendly Storage dan merupakan hasil kolaborasi mahasiswa dan dosen Departemen Teknik Industri ITS.

Tiga orang mahasiswa ini terdiri dari Reza Aulia Akbar dan Dito Abrar Amanullah dari angkatan 2016 serta Muhammad Adrian Fadhilah dari angkatan 2018. Sementara, dosen pembimbingnya adalah Dr. Adithya Sudiarno, ST, MT, IPM dan Ratna Sari Dewi, ST, MT, PhD.

2. Berawal dari keresahan saat melihat hasil tangkapan nelayan membusuk

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/Masato Angkawijaya

Jika ditilik dari latar belakangnya, ide ini tercetus ketika melihat hasil tangkapan nelayan yang membusuk sebelum dijual. Lalu, Reza dan timnya membuat penelitian dan ditemukan sekitar 6-7 persen hasil tangkapan nelayan yang membusuk. Mereka membuat kalkulasi dan ditemukan bahwa ikan yang membusuk itu membuat nelayan merugi.

"Kalau kita melihat di nelayan Kenjeran saat melaut, mereka belum punya kompartemen khusus untuk menjaga kualitas ikannya. Sehingga ketika pulang, ikan itu terpapar sinar matahari. Dampaknya, bisa menurunkan kualitas ikan," terang Reza Aulia Akbar.

3. Inilah komponen untuk membuat ES-PORT!

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/Masato Angkawijaya

Penasaran, bahan dan komponen untuk membuat kotak pendingin ramah lingkungan ES-PORT? Digunakan 100 persen Recycled High Density Polyethylene (HDPE) yang terbuat dari plastik daur ulang.

Lalu, untuk komponen pendingin digunakan termoelektrik (perangkat konversi energi panas) dan ice gel. Sementara, untuk sumber energi digunakan dua macam source, yakni dari panel surya dan listrik.

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/M. Agus Prabowo

"Termoelektrik adalah lempengan yang menghasilkan panas dan dingin. Yang panas dikeluarkan dengan vent, yang dingin dimasukkan ke dalam storage. Sementara ice gel adalah komponen seperti es pada umumnya tetapi bisa mencapai suhu -25°C," terang Muhammad Adrian Fadhilah.

Ketika termoelektrik dipadukan dengan ice gel, suhu bisa mencapai -55°C selama 10,5 jam. Suhu dan durasi ini dinilai ideal dan pas untuk nelayan yang melaut. Sehingga, hasil tangkapan mereka menjadi lebih awet dan tidak mudah membusuk.

Baca Juga: Korea Beri Penghargaan ke 2 Mahasiswa ITB atas Inovasi Tas Anti-Copet 

4. Panel surya berguna sebagai sumber energi jika beraktivitas di luar ruangan

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/M. Agus Prabowo

Untuk sumber energi, ES-PORT memakai dua sumber sekaligus, yakni listrik dan panel surya. Cara penggunaannya untuk nelayan adalah dengan membawa ES-PORT, taruh di kapal, lalu sambungkan ke panel surya. Alat ini pun akan menyala dengan sendirinya.

"Kita menggunakan panel surya karena sadar bahwa kita tidak hanya memerlukan pendingin ini di dalam ruangan, tetapi juga di luar ruangan. Seperti nelayan, di mana mereka tidak ada sumber energi lain selain sinar matahari," ungkap Dito Abrar Amanullah memberi penjelasan.

5. Tidak hanya nelayan yang bisa menggunakannya, bidang pekerjaan lain pun bisa!

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/M. Agus Prabowo

Meski tujuan awalnya adalah membuat kotak pendingin ramah lingkungan untuk nelayan, tetapi seiring berjalannya waktu, tim pembuat ES-PORT berharap agar alat ini digunakan di bidang pekerjaan dan industri lain.

"Harapannya tidak hanya dipakai oleh nelayan, tetapi industri-industri lain yang mobile seperti butcher (tukang daging), pedagang daging, sayuran dan buah. Selain itu, akan cocok digunakan untuk aktivitas luar ruangan, seperti membawa bahan makanan untuk piknik," ujar Dito Abrar Amanullah.

6. Mendapatkan penghargaan di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak Pendinginits.ac.id

Berkat inovasinya yang mengagumkan, ES-PORT meraih medali emas dan beberapa penghargaan di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019. Ini merupakan ajang pameran produk riset tahunan yang diikuti oleh 635 inventor dari 30 negara di seluruh dunia yang melingkupi kalangan mahasiswa hingga perusahaan multinasional.

Tiga instansi pun memberikan penghargaan khusus pada alat ciptaan Departemen Teknik Industri ITS ini. Yaitu dari Taiwan Invention Association, Universiti Malaysia Trengganu, dan Patent Office of Cooperation Council for the Arab States of The Guils (GCCPO).

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/Masato Angkawijaya

"Di event tersebut, ada banyak sekali audience yang datang dan melihat, baik dari para inventor lain, pengunjung yang datang hingga lembaga paten yang memberikan apresiasi positif pada alat yang kami buat," jelas Dr. Adithya Sudiarno, ST, MT, IPM.

"Apa yang kami buat dan inovasikan di lab ini semoga benar-benar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Tidak hanya berupa konsep, tetapi juga dalam bentuk real. Dan kalau bisa diproduksi secara massal," ungkap Ratna Sari Dewi, ST, MT, PhD menuturkan harapannya.

7. Apa yang perlu ditingkatkan lagi dari ES-PORT?

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas di Seoul Berkat Inovasi Kotak PendinginIDN Times/Masato Angkawijaya

Tidak cukup berpuas diri, tim pembuat ES-PORT yang diwakili oleh Reza Aulia Akbar menuturkan bahwa ada yang ingin di-improve dari alat buatan mereka. Karena alat ini terbuat dari 100 persen Recycled HDPE, membuat alatnya menjadi berat dan akan di-improve menjadi alat yang lebih ringan dan praktis dibawa ke mana-mana.

"Perbandingannya kira-kira 30 persen Recycled HDPE, sementara 70 persen dari hydrogel yang kita pakai sebagai sistem pendingin di dalamnya. Kita akan improve bagaimana caranya ES-PORT ini menjadi lebih ringan dan lebih portable," ujar Dito Abrar Amanullah.

https://www.youtube.com/embed/EbHaa6B1bN0

Nah, itulah fakta-fakta menarik seputar ES-PORT, alat pendingin ramah lingkungan buatan mahasiswa dan dosen dari Departemen Teknik Industri ITS. Kamu bisa menyaksikan wawancara lengkapnya pada video di atas, ya!

Baca Juga: Inovasi Mahasiswa ITS Ini Bantu 36 UKM Bekerja Lebih Efisien

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya