Perjalanan Virus dari Masa ke Masa, Bagaimana bisa Menyebar?

Ada ratusan ribu virus yang berpotensi menginfeksi manusia

SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, bukan satu-satunya yang harus kita khawatirkan. Ada banyak virus yang merebak akhir-akhir ini, mulai dari Mpox, flu burung A (H5N1), hingga virus Marburg.

Bagaimana asal-usul virus, seberapa cepat menyebar, dan berapa banyak yang belum teridentifikasi? Mari kita kupas tuntas!

1. Virus telah ada selama miliaran tahun

Mengutip ScienceAlert, ada berbagai teori mengenai kemunculan virus, tetapi semuanya sepakat bahwa virus telah ada selama miliaran tahun. Sementara, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Education pada tahun 2010, setidaknya ada tiga hipotesis utama mengenai asal-usul virus, yaitu:

  • Hipotesis progresif: Virus muncul dari elemen genetik yang memperoleh kemampuan untuk berpindah antar sel.
  • Hipotesis regresif: Virus adalah sisa-sisa organisme seluler.
  • Hipotesis virus-pertama: Virus mendahului atau berevolusi bersama dengan inang seluler mereka saat ini. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa virus mungkin telah ada sebelum bakteri, archaea (organisme bersel tunggal), dan eukariota (organisme yang selnya mengandung nukleus).

Baca Juga: 5 Penyakit Zoonosis yang Dianggap Paling Berbahaya, Tetap Waspada

2. Semakin dekat dengan hewan, semakin besar peluang terkena zoonosis

Perjalanan Virus dari Masa ke Masa, Bagaimana bisa Menyebar?ilustrasi kelelawar (unsplash.com/Todd Cravens)

Pendorong utama munculnya virus pada populasi manusia adalah manusia itu sendiri dan tindakannya. Terutama, ketika manusia mulai bertani dan menjinakkan hewan, sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Kemungkinan terkena zoonosis pun semakin besar. Ini adalah penyakit yang ditularkan antar spesies dari hewan ke manusia atau vice versa. Laman ScienceAlert menyebut bahwa sekitar 75 persen penyakit menular yang baru muncul disebabkan oleh zoonosis.

Salah satu hewan pembawa virus terbanyak adalah kelelawar. Ada lebih dari 130 jenis virus yang ditemukan pada kelelawar. Beberapa di antaranya adalah virus Ebola, Nipah, hingga SARS-CoV-2.

Sebagai informasi, diperkirakan ada sekitar 1,67 juta virus yang belum diidentifikasi, yang saat ini menginfeksi mamalia dan burung. Sekitar 827.000 di antaranya berpotensi menginfeksi manusia.

3. Faktor lain yang membuat penyebaran virus semakin masif

Kepadatan populasi yang tinggi menciptakan lingkungan yang ideal untuk penyebaran virus. Situasi akan semakin pelik ketika kawasan padat penduduk tersebut sanitasinya buruk dan fasilitas kesehatannya kurang memadai.

Selain itu, perubahan iklim juga berkontribusi terhadap penyebaran virus. Contohnya, arbovirus (virus yang ditularkan ke manusia oleh spesies arthropoda pemakan darah seperti nyamuk dan lalat, serta kutu yang merupakan arakhnida) terdeteksi di daerah baru karena jangkauan tempat hewan tersebut bisa bertahan hidup semakin luas.

Faktor lainnya adalah sentimen anti-vaksinasi yang membuat virus lebih sulit diberantas dan menyebar lebih jauh, sehingga dampaknya lebih fatal.

Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Virus Zoonotik Baru

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya