7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatih

Memperkenalkan kita padaAl Fatih sang Penakluk

Sultan Muhammad Al Fatih atau yang lebih dikenal dengan nama Mehmed II adalah seorang sultan yang terkenal dari Kesultanan Turki Utsmani atau yang lebih dikenal dengan Turki Ottoman. Ia dan kesuksesannya bahkan sudah diberitakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Keberhasilannya dalam menaklukkan Konstantinopel, harus diiringi dengan pengorbanan yang besar. Simak, yuk, fakta-fakta penaklukan Konstantinopel yang dilakukan oleh Al Fatih the Conqueror!

Siapa Al Fatih?

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihfatih_sultanmehmed

Ia merupakan putra Sultan Murad II dari seorang selir, Hüma Hatun. Nama Mehmed diberikan sang ayah sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia dilahirkan di Edirne, ibukota Turki Ottoman saat itu pada 30 Maret 1432 M.

Sesuai tradisi Utsmani, Mehmed II yang seorang şehzade ( Pangeran yang menjadi Putra Mahkota ) diperintahkan untuk memerintah Amasya pada usia 11 tahun. Pada tahun 1444, ia dinobatkan sebagai Sultan Turki Ottoman pada usia 12 tahun.

Dua tahun kemudian, ketika gabungan pasukan The Crussader/Tentara Salib yang dipimpin oleh János Hunyadi dari Hungaria menyerang Turki Ottoman, sang Ayah Murad II kembali naik takhta atas saran dari seorang penasihat Çandarlı Halil Pasya.

Al Fatih resmi menjadi Sultan ke-7 Turki Ottoman pada usia 19 tahun, ia naik tahta untuk kedua kalinya pada tahun 1451 menggantikan sang ayah yang wafat . Setelah menjadi sultan, salah satu keinginan terbesarnya adalah menaklukkan Konstantinopel.

1. Menyiapkan pasukan besar

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihwww.hurriyetdailynews.com

Demi menunjukkan kesungguhannya, Al Fatih bahkan menyiapkan pasukan sebanyak 80.000 prajurit, 320 kapal, dan sebulan lamanya melakukan pengintaian. Walaupun setelah pengintaian, hanya 80 kapal yang dapat berangkat.

Pengepungan dimulai pada tanggal 6 April tahun 1453. Al Fatih dan pasukannya berusaha untuk menembus benteng Theodosian, benteng yang menjadi kebanggaan Kekaisaran Byzantium saat itu.

Dimana mereka memulainya dari pintu selat Bosphorus melewati perairan Marmara untuk sampai di pelabuhan laut Golden Horn/Tanduk Emas.

Setelah melakukan pengintaian dan penyerangan selama 57 hari atau hampir dua bulan lamanya, mereka dapat menaklukkan Byzantium dan mengambil alih Konstantinopel pada 29 Mei 1453 M.

2. Penyerangan bawah tanah

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihflickr.com/Carole Raddato

Selain melakukan penyerangan di atas tanah dan lautan, para prajurit Turki Ottoman pun berusaha untuk menembus benteng lewat jalur bawah tanah. Al Fatih memerintahkan para penambang untuk menggali jalur panjang bawah tanah guna menghancurkan pondasi benteng berlapis milik Byzantium.

Diharapkan, pondasi dan menara-menara benteng akan runtuh ketika diledakkan dan Al Fatih serta prajurit yang bertempur di atas tanah dapat memasuki benteng. Tapi taktik tersebut tidak berhasil, karena pihak tentara Byzantium mengetahuinya terlebih dahulu sebelum para penambang sampai ke batas benteng.

Tentara Byzantium pun turut menggali untuk menemukan dan bertempur dengan para penambang. Sebelum pihak musuh mencapai terowongan di mana pasukan Al Fatih berada, mereka meledakkannya terlebih dahulu. Guna meredam jangkauan musuh dalam menemukan mereka.

Baca Juga: 6 Fakta Sultan Al Fatih Si Penakluk Konstantinopel

3. Pengangkutan kapal di daratan

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihwww.apuleiusbooks.com

Ketika mencoba untuk menembus Theodosian, Al Fatih harus melewati perairan Marmara dan pelabuhan laut Golden Horn terlebih dahulu. Tapi kapal-kapal yang sudah disiapkan tidak dapat menembus perairan tersebut.

Pihak Byzantium menanam rantai-rantai besar di dalam perairan, sehingga ketika rantai dibentangkan, tidak ada kapal yang dapat melewatinya. Mereka pun menyiapkan pasukan sebanyak 28 kapal. Taktik tersebut sukses menghentikan pergerakan Angkatan Laut Turki Ottoman.

Akhirnya dengan langkah berani, Al Fatih dan para tentara memutuskan untuk mengangkut kapal-kapal milik mereka lewat daratan. Mereka memilih jalan memutar melewati Galatia, untuk sampai ke pantai utara pelabuhan laut Golden Horn.

Para prajurit menggunakan kayu yang dilapisi pelumas untuk memudahkan pengangkutan kapal melewati daratan sejauh satu mil. Dalam waktu semalam ketika gencatan senjata, 70 dari 80 kapal Turki Ottoman dapat sampai ke perairan di balik bentangan rantai.

4. Meriam paling fenomenal dalam sejarahnya

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihflickr.com/istanbul mohammad

Al Fatih sudah mengetahui jika pihak Byzantium memiliki persenjataan yang lengkap dan mumpuni. Selain pasukan kavaleri yang banyak, Kaisar Byzantium yaitu Constantine XI pun memiliki senjata katapel perang dan panah berapi.

Api tersebut adalah Api Yunani, yang bahkan tetap bisa menyala walaupun di air. Baik katapel maupun panah berapi tersebut akan langsung membakar apa dan siapa saja yang ia kenai.

Untuk itu, sultan muda tersebut mengutus seorang arsitek Hongaria, Munir Ali Orban untuk membuat sebuah meriam yang menjadi meriam paling fenomenal di zamannya. Şahi topu/Qanun Basilick/Dardanelles Gun, meriam sepanjang 8 meter dengan berat 16,8 ton, dan berdiameter 750 mm.

Meriam raksasa tersebut dapat menembakan peluru seberat hampir 300-1600 kg dengan jangkauan jarak 2 km. Pada tahun 1866, ia menjadi koleksi kebanggaan Royal Armouries, setelah Sultan ke-35 Turki Ottoman Abdülâziz memberikannya pada Ratu Victoria.

Saat ini, meriam tersebut disimpan di Museum Fort Nelson, Hampshire di Portsmouth Inggris.

5. Al Fatih hampir berputus asa

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihwww.internethaber.com

Pada awalnya, setelah beberapa kali pertempuran dan gencatan senjata, tentara Turki Ottoman mengalami kekalahan. Al Fatih banyak mengalami kerugian, baik persenjataan, bahkan banyaknya tentara yang syahid terbunuh saat pertempuran.

Hingga sebulan lamanya, mereka belum dapat menembus benteng Theodosian. Kerugian, kekalahan, tekanan berbagai pihak, menjadikan sang Sultan Muda berputus asa. Segala taktik yang dijalankan tidak berhasil satu pun.

Di kala tekanan dan kesedihannya, datanglah salah satu guru ketika ia berada di Amasya, Ak Şemsettin. Ia memberi dorongan semangat sekaligus menunjukkan makam Abu Ayyub al-Anshari yang berada tidak jauh dari tembok benteng setelah mendapatkan petunjuk lewat istikharahnya.

6. Pertarungan yang panjang dan sengit

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihwww.dailysabah.com

Pertempuran berlangsung selama 57 hari, dimulai dengan masa pengintaian hingga penaklukan. Baik tentara Turki Ottoman dan Byzantium mengalami beberapa kali pertempuran dan juga gencatan senjata.

Perang sengit antara keduanya pun tidak dapat dielakkan. Pasukan Turki Ottoman yang terus berusaha merangsek memasuki Konstantinopel dengan cara menembus benteng Theodosian mengeluarkan senjata dan taktik terbaik mereka.

Seolah tak mau kalah, Byzantium pun mengeluarkan taringnya. Mereka mengerahkan semua senjata yang dimiliki, meriam, katapel, panah, tombak, hingga timah cair yang ditujukan kepada para tentara Turki Ottoman.

Entah berapa banyak darah pasukan baik dari pihak Turki dan Konstantin yang tertumpah di benteng agung Byzantium tersebut. Perang ini bahkan menjadi perang yang mengakhiri abad pertengahan karena berakhir pula Kekaisaran Byzantium akibat wafatnya sang Raja, Constantine XI saat pertempuran.

7. Kehilangan orang terpercaya

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihflickr.com/Emre Turgaylı

Banyak hal yang harus dikorbankan oleh Al Fatih agar dapat menaklukan Konstantinopel. Bukan hanya hilangnya banyak harta, pasukan, senjata, tapi juga orang kepercayaannya. Al Fatih mempunyai seorang sahabat dekat, Ulubatlı Hasan.

Hasan bukan hanya sebagai sahabat, ia juga guru pedang terbaik yang dimiliki oleh Al Fatih, pasukan Janissary terhebat, menjadi penasihat, bahkan tangan kanan sang sultan. Pada penalukan Konstantinopel, ia turut serta menjadi pemimpin pasukan kavaleri dan senjata.

Ia juga lah yang pertama kali dapat memanjat dinding tembok benteng Theodosian dengan membawa panji Turki Ottoman di tangannya. Berkat keberaniannya hingga dapat menancapkan panji tersebut di puncak menara, semangat seluruh tentara pun turut terpantik.

Hasan menjadi syuhada perang dalam Penaklukan Kontantinopel setelah dapat menancapkan panji kebanggaan Turki Ottoman di puncak menara benteng, dengan hujaman 27 anak panah di tubuhnya.

Sekilas tentang Abu Ayyub al-Anshari

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihwww.tourmakerturkey.com

Abu Ayyub al-Anshari adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling tua. Ia yang mengabarkan jika suatu saat Konstantinopel akan ditaklukkan oleh Islam.

Abu Ayyub menyebut, "pemimpin yang dapat menaklukkan Konstantinopel adalah sebaik-baik pemimpin, dan tentara yang dipimpinnya adalah sebaik-baik tentara."

Kata-kata tersebut sesuai dengan sabda Nabi yang disampaikan kepada Abu Ayyub dan diriwayatkan kembali oleh perawi hadits Ahmad bin Hambal dalam kitab Musnad miliknya. Abu Ayyub yang sudah renta dan sakit-sakitan pun ikut berperang dalam penaklukan Konstantinopel yang pertama kali dilakukan oleh Islam.

Bahkan, ketika ia syuhada dalam perang, jenazahnya tidak meninggalkan benteng jauh-jauh. Ia dimakamkan tidak jauh dari benteng atas permintaannya sendiri sesaat sebelum meninggal. Karena Abu Ayyub percaya bahwa Konstantinopel akan dimiliki oleh Islam.

7 Hal Mencengangkan Penaklukan Konstantinopel yang Dilakukan Al Fatihflickr.com/karin.verhagen

Pada awalnya, sejarah tentang Penaklukan Konstantinopel justru lebih banyak diceritakan oleh peneliti Kajian Negara-negara Barat. Namun seiring waktu, penelitian tentang penaklukan Konstantinopel pun dilakukan oleh semua kalangan, termasuk pihak Turki sendiri.

Itulah tujuh hal mencengangkan saat penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Sejarah memang asyik untuk ditelusuri, ya!

Baca Juga: 10 Kisah Perjuangan Hurrem Sultan Sang Penguasa Ratu Turki

Aqeera Danish Photo Verified Writer Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya