5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belanda

Perjuangan pendidikan dalam semangat nasionalisme

Kekuasaan Belanda di Indonesia dimulai sejak tahun 1602, saat VOC memonopoli aktivitas perdagangan di wilayah Asia hingga tahun 1942, saat jatuh pada kekuasaan Jepang. Penderitaan rakyat yang dijajah pemerintah kolonial membangkitkan gerakan para pejuang yang mempertahankan bangsa Indonesia.

Pada awal abad ke-19, kebangkitan pendidikan di Indonesia dan gerakan asosiasi mahasiswa yang mulai menggeliat membawa dampak positif bagi nasib bangsa. Pergerakan di dunia pendidikan ini, memicu rasa nasionalisme yang membakar semangat rakyat Indonesia.

Menurut data sejarah Indonesia yang tercatat dalam Library Of Congress, berikut fakta pendidikan Indonesia dibawah penjajahan kolonial Belanda di awal tahun 1900-an. 

1. Pendidikan pertama kelompok priyayi

5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belandadissertationreviews.org

Siswa-siswa dari sekolah berbahasa Belanda mendirikan kelompok-kelompok pribumi pertama yang diorganisasikan di sepanjang garis pengaruh Barat dan bertujuan modernisasi dan pendidikan. Pelopor gerakan ini adalah putra Pangreh Praja sebagai mantan sekolah STOVIA dan Raden Mas Tirtoadisuryo yang menggeluti bidang jurnalis.

Pada tahun 1906, didirikan Serikat Priyayi (Asosiasi Priayi) yang bertujuan untuk meyakinkan pemerintah kolonial agar memperluas peluang pendidikan untuk priayi. Pada tahun 1908, didirikan organisasi Budi Utomo oleh Wahidin Sudirohusodo. Tujuan pembentukan Budi Utomo adalah untuk mengatur dukungan keuangan agar lebih banyak priayi yang bisa sekolah di Sekolah Menengah Belanda. 

2. Geliat perjuangan R.A Kartini

5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial BelandaWikimedia.org

Pada awal abad ke-20, R.A Kartini mengawali perjuangan dalam dunia pendidikan yang menuntut kesetaraan untuk kaum perempuan. Menurut buku 'Habislah Gelap Terbitlah Terang',  perjuangan ini diawali dengan surat yang dikirimkan Kartini pada temannya di Eropa. Jiwa perempuan Indonesia yang melihat nasib rakyat yang terjajah menggerakan semangat Kartini untuk membangun pendidikan. Perhatian utamanya adalah bagaimana bangsanya sendiri dapat berkembang dan satu-satunya jalan melalui pendidikan.

Kartini mengembangkan ide yang mempromosikan pendidikan modern bagi perempuan sebagai contoh yang bagus dalam perjuangan. Sehingga ia mendirikan sekolah kejuruan pertama untuk para gadis di daerah Jepara. Dari sinilah pergerakan emansipasi wanita di Indonesia bermulai. Akibatnya, sejumlah sekolah Kartini didirikan di Jawa pada tahun 1913 dari konstribusi pribadi. 

3. Pendidikan elit dan priayi

5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belandabrill.com

Pada awal 1815, sebuah sekolah untuk pelatihan medis telah didirikan di Batavia. Beberapa kelompok elit yang berjumlah sekitar 1.545 siswa, belajar bersama siswa-siswa belanda pada tahun 1900. Anggota elit, Jawa, dan Priayi memiliki kesempatan terbatas dalam dunia pendidikan. Kebijakan pemerintah mempertahankan sistem yang pada dasarnya terpisah di semua tingkat sekolah.

Sekolah Asli Belanda (Hollandsche Inlandsche Scholen) dengan 20.000 siswa pada tahun 1915 dan pada perang dunia II berjumlah 45.000 siswa. Melalui media Belanda, lulusan diperkenalkan pada dunia modern dengan tetap dibatasi oleh rasial. 

Baca Juga: 17 Potret Sejarah Indonesia Sebelum & Sesudah Kemerdekaan

4. Pendirian sekolah kedokteran dan teknik

5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belandarevolvy.com

Pada tahun 1900, Sekolah Kedokteran lama menjadi Sekolah Pelatihan Dokter Asli (STOVIA). Dalam sekolah ini, para murid menumbuhkan semangat nasionalisme yang menggerakan perjuangan bangsa Indonesia. Banyak lulusan kedokteran yang menjadi tokoh politik dan memperjuangkan nasib bangsa. Sebuah Sekolah Tinggi Bandung didirikan pada tahun 1920, yang memunculkan tokoh nasionalis besar seperti Ir. Soekarno.

Selang empat tahun kemudian, sebuah fakultas hukum didirkan di Batavia. Sebagian kecil lulusan diterima di universitas-universitas Belanda. Sekembalinya dari Belanda, pergerakan-pergerakan mulai muncul dari para pejuang muda. 

5. Pendirian Sekolah Desa

5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belandathereaderwiki.com

Kemajuan pendidikan di Indonesia mulai menggeliat. Hingga tahun 1930, sekitar 10.000 sekolah desa mendaftarkan 1,6 juta siswa atau 2,8 dari populasi penduduk yang mencapai 60 juta jiwa. Pendidikan bahasa Belanda lebih sedikit menerima siswa pribumi, yaitu sekitar 85.000 siswa atau hanya 0,14 dari populasi penduduk. Literasi umum diperkirakan 7,5 persen dan di Belanda sekitar 0,3 persen.

Sekolah-sekolah yang umumnya tumbuh di Jawa memunculkan tokoh-tokoh yang menggerakan semangat kemerdekaan. Siswa pribumi mulai meradang akan ketidak setaraan dalam hal hukum, ekonomi dan sosial. Sekolah-sekolah kolonial terlalu cepat menghasilkan modernisasi masyarakat adat. Namun, dari sekolah inilah para generasi muda menggerakan semangat kebangsaan untuk merebut tanah airnya. 

Nah, fakta-fakta pendidikan ini tercatat dalam data Library Of Congress yang menyimpan sejarah besar Indonesia. Mulai sekarang, pelajari pengetahuan sejarah agar semangat nasionalisme kita terjaga. 

Baca Juga: 8 Fakta Sejarah Benteng Van Den Bosch, Markas Belanda di Ngawi

Nurul Aulia Photo Verified Writer Nurul Aulia

Ketika dia sedang tidak menulis, kamu akan menemukan dia sedang sibuk rebahan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya