5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!

Apa itu virus kuning atau biasa disebut virus bule?

Salah satu momok menakutkan bagi petani adalah serangan virus kuning atau lebih dikenal sebagai virus bule karena daunnya yang berwarna kuning. Penyakit ini menyerang berbagai jenis tanaman budidaya seperti cabai, kacang panjang, terong, tomat, timun, dan masih banyak lagi.

Penyakit ini masih sulit untuk dikendalikan. Agar tidak salah kaprah tentang virus kuning, yuk, simak ulasan di bawah ini, ya!

1. Apa itu virus kuning?

5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!ilustrasi tanaman kacang india yang terkena virus kuning (flickr.com/ Raja Jeyaraman)

Virus ini tergolong famili Geminiviridae (biasa disebut virus Gemini). Lebih spesifik lagi, virus ini termasuk genus Begomovirus. Untuk mengetahui secara pasti nama virus ini diperlukan deteksi molekuler seperti PCR, namun harganya lumayan mahal.

Menariknya, jenis virus ini berbeda-beda tergantung oleh tanaman yang diserang, serangga vektor, dan struktur virus. Maka dari itu, sangat sulit untuk menentukan jenis virus ini hanya berdasarkan gejala. Sebab, setiap virus seringkali memiliki gejala yang sama satu sama lain. Beberapa contoh jenis virus yang sudah teridentifikasi yaitu Pepper Yellow Leaf Curl Virus (virus kuning pada cabai), Mungbean Yellow Mosaic Virus (virus kuning pada kacang panjang), dan Tomato Yellow Leaf Curl Virus (virus kuning pada tomat).

2. Virus ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul

5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!ilustrasi kutu kebul (flickr.com/ Edithvale-Australia Insect and Spiders)

Kutu kebul (Bemisia tabaci) adalah hama kecil berwarna kuning keputihan dan memiliki mulut bertipe penusuk-penghisap (biasa disebut dengan stilet). Dengan stilet, kutu daun akan menghisap cairan pada tanaman. Bersamaan dengan itu, stilet juga bisa membawa virus sehingga masuk ke dalam tubuh tanaman, lho!

Dilansir Cabidigitallibrary.org, kutu kebul ini bisa membawa virus seumur hidupnya. Virus akan tetap berada di dalam tubuh kutu walaupun sudah ditularkan ke sejumlah tanaman sehat. Selain itu, kutu kebul berkembangbiak melalui perkawinan dan partenogenesis (tanpa perkawinan) sehingga populasinya sangat banyak.

Baca Juga: Cegah Virus Antraks, Empat Pasar Hewan di Purwakarta Ditutup

3. Gejala yang timbul pada tanaman

5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!ilustrasi virus kuning yang menyerang tanaman tomat (flickr.com/ Scot Nelson)

Perlu diketahui, gejala penyakit ini tergantung pada jenis tanaman. Namun, umumnya tanaman yang terserang virus kuning mudah dikenali karena menampakkan gejala daun menguning dan keriting. Daun juga mengalami malformasi (tulang daun menggulung dan mengkerut).

Jika tanaman terserang virus pada fase vegetatif (sebelum berbunga) akan tumbuh tunas yang banyak namun tanaman menjadi kerdil. Pada serangan yang parah, seringkali tanaman kesulitan mengasilkan bunga dan buah. Jika serangan virus terjadi pada fase generatif (saat berbunga), biasanya tanaman tetap menghasilkan buah walaupun kecil dan menguning.

4. Pestisida apa yang cocok?

5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!ilustrasi petani sedang mengaplikasikan pestisida pada tanaman (flickr.com/ NourishLife)

Saat ini pestisida yang berfungsi untuk membunuh atau menghancurkan virus kuning masih banyak diteliti. Sehingga kita harus berfokus dalam pengendalian kutu kebul. Mengapa? Karena virus ini bisa menular dari satu tanaman ke tanaman lain melalui pergerakan kutu kebul.

Untuk hama kutu kebul ini lebih cocok menggunakan pestisida golongan neonikotinoid. Contoh bahan aktif neonikotinoid adalah imidakloprid dan tiametoksam. Perlu diingat, ketika menyemprot pestisida usahakan mengenai permukaan daun bagian bawah, ya. Sebab, kutu kebul sering bersembunyi di permukaan daun bagian bawah.

5. Bagaimana cara mengendalikan virus kuning?

5 Fakta Virus Kuning, Penyakit Tanaman yang Wajib Petani Ketahui!ilustrasi penggunaan mulsa plastik dan tumpang sari cabai dengan gaharu (flickr.com/ Thai Adiyanto)

Langkah pertama untuk mencegah penyakit ini adalah mengolah tanah terlebih dahulu sebelum ditanami. Tanah juga harus diberi pupuk seimbang, ya. Setelah itu, dianjurkan menggunakan mulsa plastik hitam perak untuk mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit. Tak kalah penting, kita harus menggunakan benih tanaman yang tahan terhadap virus kuning. Kita juga bisa melakukan tumpang sari (menanam dua jenis atau lebih tanaman dalam lahan yang sama).

Untuk meminimalisasi dampak dari virus ini, kita perlu melalukan rotasi tanaman. Misalnya, musim tanam ini kita menanam kacang panjang, maka musim tanam berikutnya kita menanam jagung. Jangan lupa apabila dalam satu lahan ada tanaman yang terkena virus, lebih baik tanaman itu langsung dicabut dan dimusnahkan agar tidak menyebar ke tanaman yang lain.

Nah, semoga dari penjelasan di atas dapat memberikan informasi yang benar terkait virus kuning. Virus kuning harus segera dikendalikan karena jika terlambat bisa membuat petani gagal panen. Perlu digarisbawahi, dalam pengendalian menggunakan pestisida kita dituntut untuk sesuai dosis yang telah ditentukan. Mengapa demikian? Karena kutu kebul bisa menjadi kebal terhadap pestisida dan memperparah sebaran virus kuning.

Baca Juga: Mayoritas Kebun Sawit Rakyat Jauh dari Pabrik, Petani Jadi Susah Cuan

Nurul Sugiyanti Photo Writer Nurul Sugiyanti

Belajar terus, terus belajar @nurul_sgynt

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya