5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modern

Temuannya jadi dasar kamera, yang membuatmu bisa bergaya!

Selain udara, hal paling penting yang ada di dunia ini adalah cahaya. Para ilmuwan kuno telah memikirkan misteri mengapa kita bisa melihat sesuatu saat ada cahaya, dan sebaliknya, kenapa kita tidak dapat melihat apa pun saat gelap.

Para ilmuwan merenungkan hubungan cahaya dan penglihatan kita dan tidak menerima begitu saja fenomena kemampuan mata manusia. Orang-orang Yunani Kuno seperti Euclid, Ptolomeus atau Diocles telah membahas hal itu.

Namun teori itu belum sempurna. Baru kemudian Ibnu Haitsam yang lahir di Basra, menyempurnakan teori tersebut yang menjadi fondasi bagi ilmu optik modern saat ini. Inilah lima fakta menarik tentang Ibnu Haitsam, ilmuwan genius yang dalam dunia Barat lebih dikenal dengan nama Alhazen.

1. Penemu dasar teori optik modern

5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modernilustrasi bagian-bagian mata menurut Ibnu Haitsam (commons.wikimedia.org/Copy of the Kitab al-Manazir)

Lahir di Basra—saat ini dikenal sebagai Irak—pada tahun 965, Ibu Haitsam memiliki nama lengkap Abu 'Ali al-Hasan ibn al-Haitsam al-Bashri al-Mishri. Setelah berkarier di tempat kelahirannya, ia kemudian pindah ke Mesir ketika daerah itu dipimpin oleh Khalifah al-Hakim bin Amirillah (996—1021). Di Mesir inilah, dia menghasilkan banyak karya akademis yang genius dan bahkan jadi fondasi ilmu modern saat ini, yakni teori optik.

Para ilmuwan Yunani Kuno memiliki teori bahwa mata manusia memancarkan cahaya sehingga dapat melihat sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun bagi Ibnu Haitsam, temuan itu keliru.

Dilansir History of Islam, Ibnu Haitsam mengatakan bahwa cahaya tidak berasal dari mata. Sebaliknya, cahaya masuk ke mata sehingga kita bisa melihat sesuatu di lingkungan sekitar.

Ilmuwan genius satu ini berpendapat bahwa retina pada mata adalah pusat penglihatan. Pantulan cahaya dari benda disalurkan ke otak oleh saraf optik. Otak kemudian memproses citra visual itu dalam hubungan simetris untuk kedua retina yang ada pada mata. Teori tersebut secara panjang lebar dijelaskan dalam karyanya yang berjudul Kitab al-Manazir yang diterjemahkan ke bahasa Latin dalam judul Opticae Thesaurus Alhazeni pada tahun 1270.

2. Ibnu Haitsam dipengaruhi ilmuwan Yunani dan mempengaruhi banyak ilmuwan dunia

5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modernilustrasi patung para filsuf Yunani (Unsplash.com/morhamedufmg)

Sebagai seorang sarjana yang genius, Ibnu Haitsam awalnya lebih dikenal dengan ilmu Matematika terapan yang dikuasainya. Namun kerja akademisnya tidak berhenti sampai di situ. 

Ilmuwan yang berasal dari Basra tersebut dikenal sebagai seorang polimatik yang menguasai banyak bidang ilmu. Dia dikenal sebagai ahli kedokteran, astronom, filsuf matematika, dan bidang ilmu lainnya.

Ahli neurofisiologi Charles G. Gross, dalam tulisannya di Muslim Heritage, mengatakan bahwa pengaruh buku-buku yang ditulis oleh Ibnu Haitsam tersebar luas dan tetap dikenal hingga abad ke-18 dan ke-19. Dia telah mempengaruhi banyak ilmuwan setelahnya.

Namun juga tidak dimungkiri bahwa Ibnu Haitsam terpengaruh oleh ilmuwan sebelumnya, yakni mereka yang berasal dari Yunani Kuno. Ilmuwan yang mempengaruhi tersebut adalah Aristoteles, Euclid, Ptolemy, Galen, serta Banu Musa.

Banu Musa adalah ilmuwan yang berjaya pada masa Khalifah al-Ma'mun di era Abbasiyah. Ia bekerja di Bait al-Hikmah, sebuah lembaga pendidikan dan perpustakaan yang disebut telah membawa Islam pada kejayaan keilmuan pada abad pertengahan.

Baca Juga: 5 Ilmuwan dengan Kontribusi Besar dalam Bidang Listrik

3. Ibnu Haitsam menghasilkan total 92 karya akademis

5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modernilustrasi tumpukan buku klasik (Unsplash.com/Darran Shen)

Setelah besar di Basra, Ibnu Haitsam hijrah ke Ahwaz dan Baghdad. Dia aktif menuntut ilmu, baik itu ilmu agama maupun sains. Kecerdasannya dikenal secara luas, tidak hanya di Irak saja tapi juga sampai ke Mesir.

Karya-karya akademis Ibnu Haitsam lahir dari proses yang panjang. Dia melakukan kajian keilmuan para pendahulu, juga melakukan penelitian untuk menghasilkan teori baru. Ada perbedaan pendapat tentang jumlah karya yang dihasilkan oleh Ibnu Haitsam. Beberapa mengatakan bahwa ilmuwan itu menghasilkan lebih dari 200 karya.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa Ibnu Haitsam membuat 92 karya. Robert McQuaid yang menulis esai berjudul Ibn al-Haytham, the Arab who brought Greek optics into focus for Latin Europe, menjelaskan bahwa 60 dari karya itu tetap bertahan. Untuk kajian tentang optik, ada 16 karya yang dihasilkan.

4. Dipanggil Khalifah al-Hakim untuk membuat konstruksi di Sungai Nil

5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modernilustrasi sungai nil (Pixabay.com/Placidplace)

Ada beberapa catatan biografi kehidupan Ibnu Haitsam. Salah satu catatan biografi yang penting adalah alasan dirinya hijrah dari Baghdad ke Mesir atas panggilan Khalifah al-Hakim bin Amirillah.

Menurut Encyclopedia, ketenaran dan kecerdasan Ibnu Haitsam itulah yang membuat khalifah memanggilnya. Ibnu Haitsam yang terkenal dengan Matematika terapan, yang bisa digunakan untuk menghitung cara membangun struktur bangunan, diharapkan bisa membuat konstruksi di Sungai Nil yang kerap banjir.

Awalnya, Ibnu Haitsam berpikir bisa merancang konstruksi untuk mengatur aliran debit air di Sungai Nil. Namun setelah observasi di lokasi, dia putus asa dengan rencana proyeknya. Lokasi geografis tidak mendukung proyeknya dapat diselesaikan.

Akhirnya, ia merasa malu dan sedih serta mengakui kegagalannya kepada Khalifah al-Hakim. Sang Khalifah yang kecewa dan marah kemudian mempekerjakan Ibnu Haitsam di kantor pelayanan pemerintahan.

Menyadari posisinya terancam karena kekecewaan khalifah, Ibnu Haitsam kemudian pura-pura gila. Akibatnya, dia dikurung menjadi tahanan rumah sampai sang Khalifah meninggal dunia.

5. Menghasilkan teori optik ketika pura-pura gila

5 Fakta Menarik Ibnu Haitsam, Bapak Optik Modernilustrasi tukang foto dengan kamera klasik (Pixabay.com/AlLes)

Salah satu catatan menyebutkan, keputusasaan Ibnu Haitsam tidak mampu membuat konstruksi di Sungai Nil adalah pengalaman observasinya melihat sisa-sisa bangunan Mesir Kuno yang hebat di tepi sungai. Dia beralasan bahwa jika memang konstruksi mengatur aliran air Sungai Nil bisa dilakukan, maka ini telah dikerjakan oleh generasi sebelumnya.

Alasan Ibnu Haytham pura-pura gila juga untuk menghindari kemarahan Khalifah al-Hakim. Dalam peraturan kerajaan, orang gila tidak akan memikul tanggung jawab atas kegagalannya. Ibnu Haitsam kemudian dipenjara dalam rumah tapi tetap mendapat pelindungan dari penjaga. Dijelaskan dalam History of Islam, di dalam tahanan rumah itulah teori optik modern ditemukan dan dituliskan.

Suatu hari, dia melihat cahaya bersinar melalui lubang kecil yang masuk ke kamarnya yang gelap. Dari lubang itu, dia juga bisa melihat dunia luar karena diterangi oleh sinar matahari. Dari percobaan berulang, dia akhirnya menyimpulkan bahwa sinar matahari merambat dalam garis lurus dan penglihatan tercapai ketika sinar ini masuk ke mata.

Temuan itu masih dilanjutkan dengan eksperimen lain di kamar gelap (al-Bait al-Mudhlim), yang diterjemahkan dalam bahasa Latin sebagai camera obscura. Dalam ruangan yang gelap, lubang kecil pada satu dindingnya dipasangi lensa positif (cembung).

Ini bisa memproyeksikan gambaran lingkungan luar ke dalam ruangan gelap tersebut. Teori camera obscura inilah yang jadi dasar dibuatnya kamera awal. Lensa yang semakin canggih ditemukan, yang mana membuat kamera bisa dijejalkan di ponsel yang merekam hasil proyeksi gambar digital seperti yang saat ini umum ditemui.

Ibnu Haitsam adalah seorang sarjana Islam yang pernah pura-pura gila untuk menghindari hukuman dari kemarahan Khalifah al-Hakim. Namun di balik fakta tersebut, ia merupakan ilmuwan genius yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu optik modern. 

Baca Juga: 7 Penemuan ini Ternyata Digagas oleh Ilmuwan Perempuan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya