5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di Ethiopia

Sekitar 7.000 pasukan Italia tewas

Fakta sejarah perang Adwa terjadi pada tahun 1896. Pasukan Italia dengan perlengkapan tempur modern, berperang melawan pasukan kerajaan Ethiopia. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Italia mampu dihancurkan oleh Ethiopia.

Kekalahan Italia di Ethiopia menjadi pukulan besar bagi Eropa. Selama era kolonial, pertempuran pasukan Eropa ke benua-benua seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika, kemenangan selalu di dominasi oleh mereka.

Tapi pada akhir abad ke-19 tersebut, semangat telah berubah karena kemenangan Ethiopia. Negara yang kini terletak di Tanduk Afrika tersebut, berhasil menorehkan catatan sejarah sebagai salah satu negara Afrika yang tak terjamah oleh kekuatan penjajah. Dipimpin oleh Kaisar Menelik II, Ethiopia mengalahkan Italia.

Berikut ini adalah lima fakta pertempuran Adwa, perang yang berhasil mempermalukan salah satu kekuatan besar Eropa.

1. Pertempuran Adwa dipicu oleh Konferensi Berlin

5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di EthiopiaMonumen Kaisar Menelik II (Twitter.com/EthiopiaOnline)

Bangkitnya Jerman sebagai kekuatan imperial yang baru, mengadakan Konferensi Berlin di Wilhemstrasse, kediaman Kaisar Otto von Bismarck. Seluruh perwakilan negara Eropa selain Swiss, serta perwakilan Amerika Serikat (AS) dan Turki Ustmani ikut dalam konferensi yang berlangsung tahun 1884–85.

Dari konferensi tersebut, menghasilkan Undang-Undang Umum Konferensi Berlin yang mengatur tentang penjajahan di benua Afrika. Menurut Quartz, sebelum konferensi dibuat, hanya sekitar 10 persen wilayah Afrika yang dikuasai Eropa dan sisanya diperintah penguasa lokal.

Berdasarkan konferesi tersebut, Eropa sepakat bahwa Italia dapat mengambil alih wilayah Ethiopia sebagai wilayah jajahan masa depannya. Dengan bantuan Inggris, Italia memperluas kehadiran di Laut Merah, menguasai pelabuhan Assab di Eritrea saat ini sejak tahun 1882 dan kemudian mengambil alih pelabuhan Massawa pada tahun 1885.

Pasukan Italia terus bergerak ke pedalaman, berperang dengan penduduk setempat dan akhirnya menuju kota Adwa, sebuah kota utara Ethiopia yang kini masuk dalam region Tigray yang dekat dengan Eritrea. Satu dekade berikutnya, nasib pasukan tersebut akan sengsara saat menghadapi pasukan Kaisar Menelik II dari Ethiopia.

2. Dua versi Perjanjian Wuchale

5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di EthiopiaKaisar Menelik II hadir dalam Traktat Wuchale (blogs.loc.gov/Library of Congress African and Middle Eastern Division)

Pasukan Italia yang terus maju ke pedalaman, mendorong ke barat ke daerah Sudan dan kemudian ke selatan menuju Tigray di Ethiopia utara. Ras Mangasha yang menguasai Tigray berhasil dipukul mundur dan Italia menguasai beberapa wilayahnya.

Italia masih memiliki musuh yakni Kaisar Menelik II dari Shoa yang menguasai Ethiopia Selatan. Pasukan kolonial itu mencoba memecah kekuatan dan melakukan kesepakatan perjanjian tertulis yang disebut Traktat Wuchale pada Mei 1889 untuk menghindari perang.

Ada dua versi dari traktat tersebut yakni yang berbahasa Amharik dan bahasa Italia. Rupanya dari dua dokumen itu, ada yang berbeda. Menurut The Conversation, dalam versi Italia, Ethiopia secara efektif dianggap sebagai potektorat Italia.

Pasat 17 adalah pasal yang dipersoalkan dari Traktat Wuchela. Dalam pasal itu versi Italia mengemukakan bahwa Kaisar Menelik II diharuskan melakukan hubungan luar negeri melalui izin pemerintahan Italia. Inilah yang membuat Kaisar Menelik II tidak terima.

3. Kaisar Menelik II membangun pasukan

5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di EthiopiaKaisar Menelik II dari Ethiopia (Wikipedia.org/F. Méaulle)

Pada 27 Februari 1893, Kaisar Menelik II meninggalkan Traktat Wuchale. Dia kemudian mempersiapkan pasukan perang untuk melawan kekuatan Italia di Tigray utara. Depot-depot makanan dibangun di sepanjang jalan menuju kota Adwa untuk memberi pasokan bagi tentaranya.

Pada 17 September 1895, Menelik II secara total melakukan mobilisasi perang melawan Italia. Dia menyerukan semua orang Ethiopia untuk bergabung dan bertempur melawan penjajah. Tidak hanya prajurit, para petani, buruh dan bahwa perempuan ikut bergabung dari latar etnis dan agama yang berbeda.

Seruan Menelik II disambut dengan semangat. Sekitar 100 ribu pasukan berhasil dikumpulkan meski dengan persenjataan yang tidak terlalu modern jika dibandingkan dengan pasukan Italia.

Dikutip dari Black Past, akhir tahun 1895, Menelik II memimpin pasukan besarnya menuju wilayah yang diduduki Italia. Memasuki awal tahun 1896, serangan-serangan Ethiopia berhasil memukul Italia yang membuat kekuatan mereka rentan.

Pasukan Italia dipimpin oleh Jenderal Oreste Baraterie. Dia sudah mulai menyadari serangan Ethiopia telah melemahkan posisinya. Dia ingin mundur tetapi beberapa perwiranya dengan tegas menentang.

Baca Juga: 7 Pertempuran Romawi vs Bangsa Lain, Siapa yang Menang?

4. Pertempuran brutal menghabisi hampir separuh pasukan Italia

5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di Ethiopialukisan Pertempuran Adwa (Wikipedia.org/Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)

Pasukan Italia dibagi dengan tiga kolom dengan jumlah total 18.000 infanteri dan 56 senjata artileri. Beberapa ribu tentara Italia lain ditempatkan bertugas pasokan dan lainnya adalah pasukan yang tidak berpengalaman, termasuk pasukan Eritrea dengan peralatan buruk dan moral perang yang rendah.

Setelah berdebat, dikutip dari History of War, Jenderal Oreste Baraterie akhirnya memutuskan untuk berperang. Pada 29 Februari, pasukan Italia mulai berangkat ke pertempuran tapi tiga kolom tersebut terpisah jauh sehingga tidak bisa saling mendukung.

Pada 1 Maret 1896, pertempuran terjadi antara pasukan Italia dan Ethiopia. Pertempuran terus berlanjut sehari berikutnya dan sekitar 7.000 pasukan Italia tewas dihabisi pasukan Ethiopia yang menang secara jumlah.

Tiga kolom pasukan Rusia satu per satu dihancurkan oleh pasukan Ethiopia. Pada tengah hari, 2 Maret 1896, sisa-sisa pasukan Italia yang putus asa disapu oleh Ethiopia. Di pihak Ethiopia, diperkirakan jatuh korban jiwa setara dengan pasukan Italia yang tewas.

Ratusan pasukan Italia berhasil ditangkap dan akhirnya menjadi tawanan perang. Ratusan orang Ethiopia yang berperang di barisan pasukan Italia, dihukum mutilasi dengan tangan kanan dan kaki kiri mereka dipotong.

Pasukan Italia kemudian mundur ke Eritrea dan keluar dari daerah itu sepenuhnya. Pada 26 Oktober 1896, Perjanjian Addis Ababa disepakati untuk mengakhiri perang dan Italia mengakui kemerdekaan Ethiopia.

5. Kemenangan Ethiopia dinilai sebagai kemenangan orang kulit hitam sedunia

5 Fakta Sejarah Pertempuran Adwa, Hancurnya Italia di Ethiopiailustrasi Pertempuran Adwa di Ethiopia (Wikipedia.org/blog.libero.it/wrnzla/9919267)

Paling mengejutkan dalam Pertempuran Adwa adalah keberadaan permaisuri Etege Tayitu Bitul. Dia seorang ahli strategi dan memimpin 6.000 kavaleri ke garis depan perang, menggunakan musk tradisional dan nyanyian perang untuk memacu semangat para pasukannya.

Kemenangan Ethiopia itu segera tersebar ke seluruh dunia. Media internasional melaporkan kemenangan itu secara luas dan menimbulkan keterkejutan bagi Eropa.

Menurut Sahistory, kekalahan Italia itu tidak hanya menggagalkan rencana untuk menjajah Ethiopia, tapi juga membinasakan anggapan bahwa orang-orang Afrika tidak memiliki kemampuan untuk menanggapi invasi Eropa dengan strategi yang juga cerdas.

Dampak langsung dari Pertempuran Adwa adalah, menurut Encyclopedia, Francesco Crispi, Perdana Menteri Italia saat itu yang meremehkan kekuatan Ethiopia, akhirnya mendapatkan kritik dan tekanan dari berbagai pihak. Dia akhirnya akhirnya mengundurkan diri.

Selain itu, muncul gagasan persatuan Afrika atau Pan-Afrika. Ethiopia juga mendapatkan reputasi yang luar biasa dan kemenangan itu dengan cepat diakui sebagai kemenangan bagi semua orang kulit hitam di seluruh dunia.

Baca Juga: 5 Fakta Perang Sipil Amerika, Pertempuran yang Memecah Belah Bangsa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya