5 Fakta Bayi Tabung, Pembuahan yang Dilakukan Pada Luar Rahim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehadiran buah hati dalam rumah tangga merupakan hal yang membahagiakan bagi pasangan yang sudah menikah. Namun, tidak semua wanita dapat hamil dengan mudah. Ada berbagai macam yang penyebab sehingga wanita sulit untuk hamil.
Meski demikian, tidak perlu khawatir perkembangan zaman sekarang dapat membuat wanita memiliki anak dari sebuah program bayi tabung. Bayi tabung sendiri merupakan proses pembuahan sel sperma dan sel telur yang dilakukan pada luar rahim.
Ketika pembuahan yang dilakukan berhasil dan berubah menjadi embrio, maka embrio tersebut akan dimasukkan ke dalam rahim. Agar dapat menyimak lebih dalam tentang bayi tabung, ada baiknya untuk menyimak penjelasan lima fakta bayi tabung di bawah ini.
1. Selama perawatan bayi tabung, ovarium dirangsang oleh obat penyubur
Ketika wanita akan melakukan program bayi tabung, maka selama proses perawatannya ia akan diberikan obat penyubur kandungan. Salah satu obat yang diberikan oleh dokter adalah clomiphene citrate, obat ini dinilai mampu membantu ovulasi dan meningkatkan peluang kehamilan. Selain itu pemberian obat penyubur pun diberikan untuk memproduksi sel telur lebih banyak guna meningkatkan keberhasilan dari program ini.
Setelah obat tersebut diberikan pada wanita, maka beberapa hari kemudian dokter akan mengambil sel telur untuk dilakukan pembuahan bersama dengan sel sperma. Pembuahan ini dilakukan pada laboratorium dengan suhu yang sudah dikendalikan. Setelah berhasil, maka pembuahan yang sudah menjadi embrio akan dimasukkan ke dalam rahim.
2. Ada berbagai efek samping dari pemberian obat penyubur kandung
Konsumsi obat-obatan yang merangsang kesuburan ternyata memiliki efek samping bagi wanita itu sendiri. Di antara efek samping yang sering terjadi adalah:
- Memar dan nyeri pada area penyuntikan obat
- Mual
- Muntah
- Nyeri payudara
- Keputihan
- Kelelahan
- Perubahan suasana hati
- Reaksi alergi
- Sindrom hiperstimulasi ovarian
Baca Juga: 10 Fakta Ilmiah tentang Bayi Baru Lahir yang Jarang Diketahui
Editor’s picks
3. Resiko bayi terlahir cacat hanya 2%
Resiko akan kelahiran bayi cacat sejauh ini masih pada angka 2% saja. Meski demikian, bagi kamu yang akan melakukan program bayi tabung tetap harus waspada. Kecacatan ini dapat diakibatkan oleh faktor konsepsi yang tertunda dan infertilitas yang melatarbelakangi kedua pihak, yakni pria dan wanita.
Untuk itu ada baiknya melakukan konsultasi dan pemeriksaan secara matang dan berkala sebelum melakukan program bayi tabung ini.
4. Rata-rata program bayi tabung memiliki tingkat keberhasilan 29,4%
Tingkat keberhasilan dari program bayi tabung ini adalah 29,4% dari semua siklus dan usia wanita. Tingkat keberhasilan ini pun didukung oleh beberapa faktor, seperti infertilitas, teknik dan prosedur yang dilakukan oleh ahli medis.
5. Tidak semua tempat penyimpanan embrio aman
Pengambilan sel sperma dan sel telur bertujuan untuk membentuk pembuahan pada luar rahim. Ketika pembuahan yang dilakukan berhasil dan berubah menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disimpan terlebih dahulu sebelum dimasukkan pada rahim. Penyimpanan ini dilakukan agar embrio berubah menjadi matang dan kuat ketika dimasukan pada rahim wanita.
Namun, perlu diketahui tidak semua tempat penyimpanan embrio aman dan terjamin kebersihanya. Embrio yang tidak disimpan pada tempat yang layak dapat menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga program tersebut akan diulang kembali. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka disarankan untuk bertanya lebih banyak pada dokter.
Itulah lima fakta tentang bayi tabung. Jika kamu salah satu yang berniat untuk melakukan bayi tabung, perhatikan terlebih dahulu kelemahan dan kelebihannya agar tidak menyesal.
Baca Juga: Penting untuk Dicatat! Ini 5 Cara Ampuh Cegah Bayi Lahir dengan Cacat
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.