Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19

Perjuangannya membuat perempuan Amerika bisa ikut PEMILU

Ketika mendengar atau membaca soal perempuan-perempuan berjasa dalam perjuangan kesetaraan gender, nama Susan Brownell Anthony pasti muncul. Hampir seluruh hidupnya memang ia dedikasikan pada kemanusiaan, mulai dari pembebasan budak hingga memperjuangkan kesetaraan gender. Namun, ia paling terkenal dengan perjuangan panjangnya dalam menuntut hak pilih perempuan di Amerika Serikat.

Mari jelajahi sejarah singkat Susan B. Anthony di bawah ini. Ia adalah sosok perempuan tangguh yang hidupnya penuh inspirasi. Dedikasinya patut diteladani.

1. Ia mendapatkan jiwa aktivisnya dari kedua orang tuanya

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19thoughtco.com

Susan B. Anthony lahir pada 15 Februari 1820 dari seorang ibu bernama Lucy Read dan ayah bernama Daniel Anthony. Ayahnya adalah seorang Quaker (anggota kelompok Kristen yang tidak memiliki upacara atau sistem resmi dan anti pada kekerasan dan perang). Sementara ibunya berasal dari keluarga pejuang revolusi yang juga bekerja pada pemerintahan di Massachusetts.

Dengan latar belakang keluarga seperti ini, tidak heran jika sejak muda, Susan B. Anthony sudah memiliki kepercayaan bahwa semua manusia itu setara di mata Tuhan. Ia juga memiliki tujuh saudara yang kebanyakan menjadi aktivis untuk memperjuangkan keadilan dan pembebasan budak.

2. Kehidupan Susan B. Anthony sebelum menjadi aktivis

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19thoughtco.com

Susan B. Anthony sudah memiliki jiwa aktivis sejak masih muda. Pada umur 16 hingga 17 tahun, ia ikut mengedarkan petisi anti-perbudakan. Namun, saat itu ia belum menjadi aktivis sepenuhnya. Ia memasuki sekolah asrama Quaker di dekat Philadelpia mengikuti keputusan ayahnya. Meskipun pada akhirnya, ia putus sekolah akibat keluarganya memiliki masalah keuangan.

Kendati demikian, Susan B. Anthony diterima untuk menjadi guru selama beberapa tahun di Sekolah Menengah Quaker. Pada umur 26 tahun, ia bahkan menjadi kepala sekolah pada Divisi Perempuan di Akademi Canajoharie.

Setelah itu, ia membantu usaha pertanian keluarganya beberapa lama sebelum sepenuhnya mendekadikasikan hidupnya menjadi aktivis.

Baca Juga: Elizabeth I: Wanita Penguasa Monarki Terkuat dalam Sejarah Inggris

3. Memutuskan untuk sepenuhnya menjadi aktivis anti-perbudakan

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19saturdayeveningpost.com

Saat membantu usaha pertanian milik keluarganya, Susan B. Anthony bertemu dengan William Lloyd Garrison dan Frederick Douglass. Kedua orang ini menggerakkan hati Susan B. Anthony untuk berjuang lebih melawan perbudakan. Di sinilah, ia sepenuhnya menjadi aktivis abolisionist (anti-perbudakan).

Susan B. Anthony banyak memberikan pidato terkait perbudakan. Saat itu, perempuan masih dianggap tidak pantas untuk bicara di muka umum. Namun, ia dengan semangat menggebu terus memberikan banyak pidato inspiratif di banyak tempat.

Pada tahun 1856, Ia bekerja sebagai agen Masyarakat Amerika Anti-Perbudakan (American Anti-Slavery Society) di New York.  

4. Bertemu Elizabeth C. Stanton dan mulai meperjuangkan kesetaran gender

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19thoughtco.com

Anthony B. Susan baru mulai menjadi aktivis hak-hak asasi perempuan ketika berusia 30-an. Hal ini berawal pada tahun 1851 ketika ia bertemu Elizabeth Cady Stanton, seorang perempuan yang terkenal dengan usahanya memperjuangkan hak-hak perempuan. Keduanya kemudian menjadi sahabat dekat dan berjuang bersama selama 50 tahun lebih.  

Bersama Elizabeth Stanton, Susan B. Anthony memperjuangkan banyak hal terkait kesetaraan gender, mulai dari maalah pendidikan hingga masalah kesetaraan upah. Mereka banyak memberikan pidato tentang hak perempuan di berbagai tempat. Mereka juga mendirikan American Equal Right Association yang berjuang untuk kesetetaraan.

Pada tahun 1868, Susan dan Elizabeth menjadi editor untuk surat kabar bernama The Revolution yang banyak menyuarakan permasalahan perempuan. Demi membiayai penerbitan ini, Susan B. Anthony mulai mengajar lagi. Ia banyak dikagumi karena perjuangannya ini.

5. Perjuangan Susan B. Anthony untuk memperoleh hak pilih perempuan

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19marybakereddylibrary.org

Ketika sebuah Amandemen untuk mengizikan laki-laki ras kulit hitam ikut PEMILU, Susan B. Anthony marah. Ia berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan harusnya diberi hak yang sama untuk memilih. Bersama Elizabeth C. Stanton, ia kemudian mendirikan Asosiasi Hak Pilih Perempuan Nasional (National Woman Suffrage Association).

Perjuangan memperoleh hak memilih merupakan perjuangan yang sangat panjang. Pada tahun 1872, Susan B. Anthony ditangkap karena ikut PEMILU. Dia diadili dan harus membayar uang tebusan sebesar 100 dolar. Hal ini membuat banyak orang marah dan mulai menaruh perhatian pada pergerakan Hak Pilih perempuan.

Pada tahun 1876, Susan B. Anthony memimpin sebuah protes pada hari Perayaan Kemerdekaan AS. Ia memberikan pidato berjudul “Deklarasi Hak” yang ditulis oleh Elizabeth dan aktivis lainnya. Deklarasi ini menuntut agar pemerintah segera mengeluarkan peraturan untuk membiarkan perempuan ikut memilih.

6. Terus memperjuangkan hak-hak perempuan hingga akhir hayatnya

Susan B. Anthony: Pejuang Kesetaraan Gender Abad ke-19npr.org

Susan B. Anthony terus memperjuangkan hak-hak perempuan hingga akhir hidupnya. Pada tahun 1888, ia memimpin penggabungkan dua asosiasi besar yang memperjuangkan hak perempuan yang kemudian diberi nama National American Women’s Suffrage Association.

Ia memimpin asosiasi ini hingga tahun 1900. Ia terus mengelilingi Amerika. berpidato, mengumpulkan petisi, dan bernegosiasi dengan kongres agar amandemen hak pilih perempuan segera dikeluarkan.

Pada tahun 1906, ia tutup usia akibat gagal jantung dan pneumonia.  Ia tutup usia tanpa menikmati hasil perjuangannya untuk hak pilih perempuan sebab amandemen tersebut baru dikeluarkan 14 tahun kemudian.

Namun, semua orang tetap mengakui jasa Susan B. Anthony dalam memperjuangkan hak pilih tersebut. Oleh karena itu, amandemen ini dinamakan Susan B. Anthony Amendment.

Itulah kisah singkat Susan B. Anthony yang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk kemanusiaan dan perjuangan kesetaraan. Ia adalah sosok perempuan tangguh dan cerdas yang patut diteladani. Hingga kini, orang masih mengenang jasa-jasanya, bukan hanya di Amerika Serikat, namun di seluruh dunia sebagai pejuang kesetaraan gender atau feminist gelombang pertama.

Baca Juga: 4 Pengaruh Revolusi Dunia Terhadap Perkembangan Bangsa Indonesia

Resty Photo Verified Writer Resty

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya