Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Ini

Apa yang akan terjadi pada manusia?

Angka Kesuburan didefinisikan sebagai jumlah total anak yang akan dilahirkan oleh setiap wanita selama masa suburnya. Di mana indeks angka kesuburan 2,1 menunjukkan kestabilan populasi global.

Mengutip laman BBC News dan CNBC pada Selasa (14/7) sebuah penelitian terbaru memproyeksikan angka kesuburan global pada akhir abad ini. Bagaimana hasilnya ? Yuk simak fakta berikut.

1. Angka kesuburan global terjun bebas pada akhir abad ini 

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Iniparenting.firstcry.com

Para peneliti di University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation melalui laporan baru dalam jurnal medis peer-review The Lancet, menunjukkan pada tahun 1950 wanita rata-rata memiliki angka kesuburan 4,7 yang selanjutnya tingkat kesuburan global hampir turun menjadi 2,4 pada 2017 dan masih menurut studi yang sama, mereka memproyeksikan angka ini akan terus jatuh hingga di bawah 1,7 pada 2100.

Akibatnya, para peneliti tersebut memperkirakan jumlah individu di planet ini mencapai puncaknya pada angka 9,7 miliar jiwa sekitar tahun 2064, yang kemudian jatuh ke angka 8,8 miliar jiwa pada akhir abad ini.

2. 23 negara diprediksi kehilangan setengah populasi di akhir abad ini 

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Iniunsplash.com/Rob Curran

Populasi di Jepang diproyeksikan akan turun dari puncak 128 juta jiwa pada 2017 menjadi kurang dari 53 juta jiwa pada akhir abad ini. Di Italia hal yang sama juga diproyeksikan terjadi penurunan populasi yang sama dramatisnya dari 61 juta jiwa menjadi 28 juta jiwa dalam jangka waktu yang sama.

Jepang dan Italia menjadi contoh dari 23 negara lain termasuk Spanyol, Thailand hingga Korea Selatan yang diperkirakan akan kehilanggan separuh populasi mereka akhir abad ini. Sedangkan Tiongkok sebagai negara terpadat di dunia diproyeksikan akan mencapai puncak pada tahun 2021 dengan 1,4 miliar jiwa yang kemudian hanya menjadi 732 juta jiwa pada 2100. Penurunan tingkat kesuburan ini akan menjadi masalah global, dengan 183 dari 195 negara memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat penggantian.

3. Penurunan angka kesuburan tidak terjadi di Afrika 

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Inithefactresearch.com

Hal sebaliknya terjadi di Afrika, masih menurut penelitian yang sama, populasi Afrika sub-sahara diperkirakan akan meningkat hingga tiga kali lipat menjadi tiga miliar jiwa pada tahun 2100. Nigeria selanjutnya juga diproyeksikan akan menjadi negara dengan populasi kedua terbesar di dunia yaitu sebanyak 791 juta jiwa. Sehingga ini memproyeksikan akan lebih banyak individu keturunan Afrika pada akhir abad ini.

Baca Juga: Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 Tahun karena Pandemik COVID-19

4. Pendidikan perempuan dan meningkatnya akses kontrasepsi

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Inipexels.com/Andrea Piacquadio

Penurunan tingkat kesuburan ini didorong karena lebih banyak perempuan yang memperoleh akses pendidikan serta pekerjaan yang layak serta adanya kemudahan terhadap kontrasepsi sehingga mendorong sebagian perempuan memilih untuk memiliki lebih sedikit anak. Di banyak negara kemampuan untuk mengendalikan laju kelahiran juga dianggap sebagai sebuah keberhasilan sehubungan dengan meningkatnya kualitas manusia negara tersebut.

5. Kekhawatiran meningkatnya ketergantungan dan menurunnya produktivitas 

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Inipexels.com/Andrea Piacquadio

Meskipun kondisi menurunnya populasi global ini memiliki dampak positif seperti mengurangi emisi karbon serta mengurangi deforestasi untuk lahan pertanian. Namun para pakar mengkhawatirkan penurunan populasi ini juga akan menimbulkan konsekuensi negatif sehubungan dengan jumlah populasi orang tua yang lebih tinggi daripada populasi kaum muda.

Masih menurut proyeksi yang sama jumlah balita akan turun dari 681 juta jiwa pada tahun 2017 menjadi 401 juta jiwa pada tahun 2100 sedangkan jumlah orang tua akan melonjak dari 141 juta jiwa pada tahun 2017 menjadi 866 juta jiwa pada tahun 2100. Hal ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran sehubungan dengan meningkatnya tingkat ketergantungan dan perawatan kesehatan bagi orang tua serta tingkat ekonomi yang mungkin lesu sehubungan dengan menurunnya tingkat produktivitas kaum muda.

6. Apa yang perlu dilakukan? 

Angka Kesuburan Global Diprediksi Terjun Bebas Akhir Abad Inipexels.com/fauxels

Meskipun kemajuan pendidikan perempuan dan peningkatan akses kontrsepsi dianggap menjadi faktor utama penurunan angka kesuburan ini, namun para peneliti memperingatkan untuk tidak menghalangi perkembangan dua faktor tersebut. Solusi yang telah coba diambil beberapa negara diantaranya dengan mencoba menerapkan kebijakan peningkatan cuti hamil, kemudahan aksesibilitas pengasuhan anak, insentif keuangan dan hak-hak kerja tambahan namun belum solusi yang paling tepat belum ditemukan.

Profesor Ibrahim Abubakar dari University College London, menambahkan jika temuan penelitian itu bahkan hanya setengah akurat, migrasi menjadi sebuah keharusan bagi setiap negara karena dampak positif migrasi terhadap kesehatan dan ekonomi dikenal secara global meningkatkan aspek kesehatan dan aspek ekonomi.

Semoga sebagai manusia kita menjadi lebih memahami arti penting eksistensi kita dalam populasi dan turut serta dalam menciptakan bumi yang lebih baik lagi ya.

Baca Juga: 7 Hewan dengan Populasi Terbanyak di Bumi, Jumlahnya Menyaingi Manusia

Rian Kusuma Dewi Photo Writer Rian Kusuma Dewi

ENFJ. Nurse. Instagram : @riankusumaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya